37. REINKARNASI

37 2 3
                                    

37. REINKARNASI

"Ternyata, Pasir dan Batu itu tidak jatuh ke dalam air saja, tapi ia bergabung bersama teman-temannya yang pasti."

Satu minggu sejak perginya Grindra membuat orang-orang menjadi bertanya-tanya. Semua orang baru saja menyadari sejak adanya poster dengan wajah Grinda yang tertempel jelas di mading.

Sailendra, orang pertama yang menyadari jika Grindra hilang. Jingga, terus mencari Grindra untuk menjelaskan semuanya. Sagara, Abi dan Gemi, mencari Grindra untuk meminta maaf karena hal yang terjadi diantara mereka.

Sailendra berjalan menuju Jingga yang tengah membaca poster tentang Grindra di mading yang terletak di luar lobby. Sailendra berniat untuk mengajak Jingga agar mencari Grindra sepulang sekolah.

"Jingga?" panggil Sailendra. Jingga yang namanya dipanggil pun langsung menoleh ke arah suara.

"Sailendra? Ada apa?" tanya Jingga.

"Gue mau ngajak lo buat mencari Grindra dan nempelin poster tambahan," ujar Sailendra yang mengajak Jingga.

"Cuma kita berdua?" tanya Jingga.

"Nggak. Gue mau ngajak Sagara dan temen-temennya juga," jawab Sailendra.

"Sagara ada di sana," ucap Sailendra yang menunjuk ke arah Sagara, Abi dan Gemi yang berdiri di lobby.

"Oke, kita langsung samperin mereka aja," usul Sailendra.

Suara gerbang Ilford High School terdengar saat dibuka. Semua siswa dan siswi melihat ke arah itu. Sailendra dan Jingga tidak jadi untuk pergi menemui Sagara, Abi dan Gemi karena melihat satu orang yang berjalan itu. Sagara, Abi dan Gemi juga langsung melihat ke arah yang ditatap oleh siswa dan siswi.

Satu orang yang dulu dibully, dipandang sebelah mata, dikerjai, dijadikan bahan olok-olokan. Sekarang ia berjalan dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya, dan rambutnya yang berantakan, gaya pakaiannya yang rapi tapi tidak terlalu rapi seperti dulu, wajahnya hanya terlihat sinis dan aneh.

Siswa dan siswi Ilford High School langsung berbisik-bisik.

"Gila ganteng banget! Gilaaa!"

"Dia Grindra yang sering dibully itu?"

"Astaga! Ganteng banget!"

"Fix, dia masa depan gue!"

Tidak ada lagi pakaian yang sangat rapi, tidak ada lagi rambut yang tersisir rapi, tidak ada lagi tatapan polos, tidak ada lagi senyuman yang terukir di wajahnya. Cowok itu benar-benar telah merubah hidupnya menggunakan caranya sendiri.

Sailendra, Jingga, Sagara, Abi dan Gemi terkejut di tempatnya. Karena mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Grindra yang dulu telah berubah.

Batu dan Pasir itu tidak lenyap di dalam lautan, tidak terkikis oleh air, tapi mereka menjadi hiasan yang sangat unik di bawah sana untuk mengisi kekosongan.

Grindra berjalan melewati Sailendra dan Jingga tanpa menyapa keduanya, ia hanya melanjutkan jalannya dan memasuki lobby. Jingga yang merasa tidak terhiraukan lalu menahan Grindra menggunakan tangannya. Jingga menahan tangan Grindra.

"Grindra?!" panggil Jingga.

Grindra merasakan sesuatu sedang menahan tangannya. "Lepasin tangan gue, tangan lo itu menjijikan!" ucap Grindra tanpa melihat wajah Jingga.

Jingga dan Sailendra benar-benar terkejut. Lantasan Grindra melontarkan kata yang tidak pernah mereka dengar.

"Grindra?"

GRINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang