30. SAGARA, ABI DAN GEMINTANG

25 2 0
                                    

30. SAGARA, ABI DAN GEMINTANG

Grindra berjalan menuju kelas sebelas untuk menemui Sagara dan teman-temannya, Grindra ingin bertanya tentang kabar dari Lentera, semalam Grindra tidak menjenguk Lentera karrna ia harus pulang.

"Grindra?" panggil seorang perempuan.

Grindra mengedarkan pandangannya dari arah yang ia dengar. Grindra melihat Jingga yang sedang berdiri bersama teman-temannya dan juga Pitaloka.

Jingga berjalan ke arah Grindra. "Jingga?" sapa Grindra karena baru kali ini Jingga mau menyapanya.

"Gimana kabar Lentera?" tanya Jingga berusaha basa-basi untuk sekedar mengobrol bersama Grindra.

"Terakhir kali baik-baik aja," jawab Grindra.

"Jingga mau ngomong apa?" tanya Grindra.

"Cuma mau tanya itu doang kok," jawab Jingga.

Bohong! Jingga hanya ingin sekedar mengobrol bersama Grindra karena Grindra tidak lagi mengajaknya berbicara.

Di hati paling dalam terselip bahwa Jingga sudah mencintai Grindra. Bukan mulai mencintai, tapi sudah mencintai. Grindra adalah orang yang membuat Jingga terus-terusan memikirkannya. Karena Grindra tidak lagi menyapa, tidak lagi pergi ke kelasnya dengan teriakannya dari luar kelas, dan sikap polosnya yang membuat Jingga semakin membencinya, hal itu membuat hati dan hari Jingga menjadi kosong bagai tidak berpenghuni.

"Jingga kenapa?" tanya Grindra saat Jingga menatapnya dengan nanar.

"Nggak kenapa-napa kok," jawab Jingga.

"Kalau Jingga mau cerita, Grindra bisa dengerin kok, nanti Grindra bakal rahasiakan, janji deh,"

"Iya, kalau lo mau ngomong sama gue, datengin aja gue," balas Jingga.

"Oke, kalau gitu, Grindra pergi dulu ya?" pamit Grindra. Jingga tersenyum hangat kepada Grindra dan mengangguk.

Grindra meninggalkan Jingga yang masih berdiri disana sendirian. Dari arah pintu kelas Grindra, Jingga melihat Bintang sedang melihat ke arahnya.

Bagaimana bisa sekolahan ini masih menerima manusia seperti Bintang. Bintang tidak lagi membutuhkan pelajaran, tapi pemulihan jiwa yang sudah rusak.

Sailendra tidak ikut bersama Grindra karena Sailendra sedang menyelesaikan catatan dari guru mereka saat pelajaran pertama, karena Sailendra tidak cepat dalam hal menulis, maka ia harus menyelesaikannya terlebih dahulu.

Grindra melewati lorong kelas sebelas dan di lantainya terlihat papan pemberitahuan untuk berhati-hati karena sebagian lantai telah dipel.

"Hai?" sapa Grindra kepada Sagara, Abi dan Gemintang yang sedang di luar kelas, Sagara terlihat sedang memegangi proyek yang mereka sedang selesaikan tadi malam di Tic Tac Toe.

"Hai Grindra," sapa ketiganya bersamaan.

"Proyek kalian udah jadi?" tanya Grindra.

"Udah, nih liat. Tapi kita lagi ngeliatin lagi dimana salahnya," jawab Gemintang memberitahu.

"Oh gitu,"

"Keadaan Lentera gimana?" tanya Grindra lagi.

"Lentera udah bisa pulang sore ini, kita mau ikut jemput. Lo mau ikut?"

"Iya, Grindra bakalan ikut."

"Semoga aja Lentera udah bisa sedikit lebih sehat,"

"Iya,"

Seorang guru tiba-tiba masuk ke kelas Sagara dan teman-temannya. Sagara, Abi dan Gemi sedikit terkejut.

"Gara, kita belum ngumpul ini ke gurunya!" ujar Abi dengan cemas.

GRINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang