38. KEPOMPONG

33 1 3
                                    

38. KEPOMPONG

Jam pelajaran pertama telah dimulai, suara bel terdengar sangat nyaring menggema di seluruh lorong. Tentu siswa dan siswi dengan cepat memasuki kelas agar tidak ditegur karena lambat memasuki ruang kelas masing-masing.

Sailendra yang sekarang duduk sendirian  di bangkunya sedang menunggu Grindra untuk duduk di sampingnya lagi, agar Sailendra bisa meminta maaf.

Seorang laki-laki dari arah pintu baru saja masuk, dia adalah Grindra. Saat Grindra menampakan dirinya, desas-desus mulai menyebar, gosip-gosip mulai memanas. Bukan hanya perempuan yang mengosipkan Grindra, tapi laki-laki juga bergosip ria tentang Grindra.

Rambut Grindra yang tidak rapi dan kelihatan hitam. Kemeja putihnya yang terlihat terkeluar dari balik jas. Wajah cerah berganti dengan wajah yang panas, tidak ada ceria lagi di wajah Grindra, hanya ada mata yang dingin tapi tajam.

Ia tidak menyikut tas miliknya dengan kedua pundaknya lagi, tapi hanya satu pundaknya yang menyikut tasnya sekarang.

Kembalinya Grindra di kelas ini, membuat murid-murid saling berbisik-bisik dan melihat gerak-gerik Grindra yang berbeda.

Dan siswa-siswi yang berada di Ilford High School, hampir tidak mengenali Grindra karena penampilannya yang berbeda drastis. Sembilan puluh sembilan persen warga sekolah mengetahuinya karena tingkahnya yang aneh saat mengejar-ngejar Jingga. Dan seratus persen siswa dan siswi terperangah karena penampilan Grindra yang baru.

Semua siswa dan siswi yang berada di kelas ini mulai bingung. Grindra akan duduk bersama siapa? Itu yang dipikirkan oleh mereka.

Pertama, kasus Jerri yang membully Grindra. Kedua, kasus Bintang yang menyerang Grindra pada malam festival. Dan ketiga, kasus Sailendra yang membohongi Grindra selama ini.

Grindra bersikap acuh kepqda semua orang yang menatapnya, Grindra yang dulu sudah tidak ada. Dan sekarang Grindra dengan kepribadian baru yang baru saja lahir.

Grindra berjalan menuju bangku kosong disamping Bintang. Grindra kemudian duduk dengan sedikit bersender di bangku. Grindra mengambil buku di belakangnya yang entah buku milik siapa. Kemudian ia merobek satu kertas tanpa persetujuan pemiliknya dan mengembalikan buku itu kepada pemiliknya.

Grindra sekarang menjadi bahan obrolan. Dimana pun, dan kapan pun. Grindra kembali menoleh kebelakang dan meminjam pulpen tanpa persetujuan pemiliknya lagi. Ia terlihat menuliskan sesuatu yang mengundang banyak pertanyaan dari benak masing-masing.

Setelah itu, Grindra memberikan secarik kertas itu kepada Bintang. Grindra mengembalikan pulpen itu kepada pemiliknya lagi.

Wajah Bintang terlihat terkejut setelah membaca tulisan yang ditulis oleh Grindra. Bintang terkejut dan langsung mengepalkan kertas itu agar tidak dibaca oleh orang lain.

"Gue tau karena mata lo merah. Bukan karena lo nggak tidur semalam, tapi karena hal lain." ucap Grindra langsung. Bagi yang mendengarnya saja yang beruntung dan bisa menambah topik obrolan hangat.

"Terlambat sedetik pun, rahasia lo bakal gue sebarin!" satu kata lagi yang terkeluar dari mulut Grindra bisa menambah topik gosip terhangat.

Grindra kemudian bangkit dari bangku itu dan berjalan kebelakang. Sailendra sudah tau, pasti Grindra akan duduk bersamanya. Tapi salah, Sailendra terlalu naif karena berfikir seperti itu. Grindra menoleh ke arahnya saja tidak, apalagi duduk bersamanya.

Grindra memutar jalannya menuju bangku milik Jerricho. Sailendra baru teringat jika bukan hanya dia dan Bintang saja yang duduk sendirian, tapi ada Jerricho.

"Kenapa Grindra bisa berteman dengan orang seperti mereka?" batin dan tanya Sailendra kepada dirinya.

Grindra benar-benar berubah, seperti yang tertulis di secarik kertas dari Grindra.

Dan orang-orang tidak akan tau, bahwa Batu dan Pasir itu telah hilang, hanyut di dasar sungai, dan secara perlahan Pasir akan lenyap, dan Batu akan terkikis oleh derasnya aliran air.

Dan juga di salah satu paragraf yang Sailendra tidak tahu maksudnya apa.

Pasir dan Batu jika dilemparkan ke dalam air, mereka akan tenggelam dan mengikuti arah arus. Hingga pada akhirnya ada manusia jahat dan bodoh yang menemukan dan mengambilku. Ia menggunakan aku untuk membuat tembok yang kokoh, dan juga sebagai hiasan unik.

Ternyata yang dimaksud dari paragraf itu adalah, Jerri. Orang jahat yang mau berteman dengan Grindra. Dia sebenarnya tidak jahat, hanya karena ia manja yang menjadikannya seperti itu.

~~~

Jam istirahat telah tiba. Bel juga telah terdengar disepanjang lorong. Grindra keluar dari kelas. Entah kemana tujuannya.

Grindra melangkahkan kakinya dengan wajah yang dingin dan ketus. Disepanjang lorong juga orang-orang saling berbisik.

Gila, Gayanya beda banget! Itulah dipikiran orang-orang yang melihat penampilan baru Grindra.

Hingga satu orang siswi yang lebih rendah dari tingginya menabrak Grindra.

"Ehh!" rintih perempuan itu karena tidak sengaja menabrak Grindra dan termundur beberapa langkah.

"Grindra?" tanyanya dengan sedikit terkejut. Ya, itu adalah Jingga. Grindra hanya menatapnya ketus.

"Maaf Grin, gue nggak liat,"

"Makanya liat-liat kalau mau jalan!" ketus Grindra.

Sakit. Jingga merasa sakit ketika melihat orang yang dulu selalu ia bentak tapi masih tetap tersenyum malah kembali membentaknya walaupun sudah minta maaf.

"Iya, maaf." ucap Jingga lagi. Pitaloka terkejut dan tetap melihat ke arah Grindra yang sudah berubah.

"Minggir!" ujar Grindra menusuk.

Jingga hanya mengangguk pelan yang menundukan kepala. Jingga kemudian memberi Grindra jalan untuk ia lewat.

Grindra melanjutkan jalannya hingga ujung lorong dan berbelok ke lorong yang menghubungkan langsung ke taman angker belakang sekolah.

~~~

Jangan lupa untuk vote, komen dan share, juga jangan lupa untuk Follow akun Wattpad ini!

Follow instagram:
Albericgilbran

Wpricc

Gringgawattpad

Youtube:
AlbericGilbran

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GRINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang