3

20.1K 1.5K 26
                                    

Alexa POV

Ting.. Tong.. Ting

Pelajaran usai untuk sesaat. Istirahat pun datang. Tidak ada yang beda dari hari-hari biasanya, makanan yang ku pesan pun selalu sama yaitu jus alpukat dan nasi goreng pedas.

Suara bising di kantin dalam sekejap semakin bising. Banyak bisik-bisik dan mata yang mengarah ke arah tiga gadis itu.

Ku pikir kantin mendadak berubah menjadi tukang jual perabotan keliling yang suka berteriak "10 ribu 3!" karena murid yang berada di kantin menjadi berteriak-teriak.

Gilaaaa kak Agatha

Cans bgt parah

Oplas kali ya? Oplas dimana?

Bidadari turun dari surga

Cantik cantik tapi mengerikan

Kaya model bgt ga sih?

Eh katanya dia pake pelet

Tanpa sadar keningku bergelombang, "Agatha? Siapa?" gumamku pelan.

Aku hanya menaikan kedua bahuku, menandakan tidak peduli Agatha ataupun siapapun itu. Dengan cepat, satu suap nasi goreng meluncur masuk ke dalam mulut.

"LO!!" teriak salah satu dari mereka, kalo tidak salah yang namanya Agatha bukan? Eh, entahlah.

PLAK

Mendadak seluruh bisikan kagum terhenti, semuanya mendadak hening seperti kota mati.

Ia menampar gadis yang sepertinya menaruh bercak coklat di seragam putihnya. Kemudian Agatha menjambak paksa gadis malang itu pergi dari kantin bersama dengan teman-temannya.

Percuma cantik kalo sadis

Ucapku dalam hati.

•••

Aku memasuki kelas XI IPS-1 dengan suasana kelas yang begitu tidak karuan bagaikan pasar malam. Walau kami tergolong anak yang pintar, tapi bukan berarti kami tidak nakal.

Oh, bukan kami tapi mereka anak kelas XI IPS-1 kecuali aku.

Saat bu Erni masuk, suasana langsung hening dan seluruh anak kelas kembi duduk rapi.

Bu Erni adalah wali kelas kami. Di tengah ia sedang mengajarkan Geografi, ku lirik sedikit dan melihat beberapa siswa yang memanfaatkan kesempatan untuk tertidur.

"Baiklah, diantara kalian siapa yang mau menjawab pertanyaan ibu?" tanya Bu Erni melihat kami sambil menyodorkan spidol hitam.

Kelas hening. Tidak ada yang bisa menjawabnya dan jika seperti ini... Mereka akan memandangiku dengan wajah yang memohon.

Ku dorong pelan kursi dan berdiri. Berjalan pelan mengambil spidol yang berada di tangan Bu Erni. Mencoret papan tulis itu dengan beberapa kata.

"Benar sekali Alexa, kamu boleh duduk." puji Bu Erni tersenyum puas dengan jawaban yang ku tulis

Siang menjelang sore itu kami selamat dari PR yang menumpuk. Mengapa? Karena jika tidak ada yang bisa menjawab soal yang dia berikan, maka kami akan mendapat pekerjaan rumah yang begitu banyak.

Mengerikan bukan?

•••

Beberapa anak kini masih nyaman duduk di kelas dan ada juga yang sudah keluar. Menit sebelumnya bel telah berbunyi, menandakan kami sudah bisa pulang.

Suasana kelas juga sudah terlihat lebih sepi, tidak seperti tadi bagaikan pasar.. Oh, bahkan kelas ini jauh lebih parah daripada pasar.

Aku mengecek seluruh tas, takut-takut jika ada yang tertinggal di kolong meja, setelah di rasa tidak ada. Aku melangkah berniat untuk keluar kelas, tapi seseorang memanggilku.

"Alexa," panggil bu Erni

"Iya Bu, ada apa?" tanyaku berusaha terlihat biasa saja walau dalam hati menggerutu. Pupus sudah harapan ingin cepat-cepat keluar.

"Katanya kamu disuruh oleh Kepala Sekolah?" tanya bu Erni sambil membereskan tumpukan buku yang bersarang di mejanya.

"Iya Bu, saya disuruh sesuatu,"

"Yaudah, kamu bantuin ibu dulu angkat sebagian bukunya ke ruangan ibu ya"

"Baik Bu."

Sudah ku duga akan seperti ini.

Perjalanan ke ruangan guru itu tidak terlalu jauh hanya saja ada tangga yang perlu dilewati membuat peluh keringat membasahi keningku.

"Terimakasih ya, Alexa." Bu Erni tersenyum padaku setelah buku-buku yang tadi berada dalam genggamanku sekarang berada di meja guru itu.

"Sama-sama, Bu."

Baru beberapa langkah keluar dari ruangan guru, aku baru ingat jika aku sudah janji akan membantu Kepala Sekolah.

"Shit, telat." umpatku sesaat setelah melihat jam yang berada di tangan ku. Seketika ku percepat langkah.

•••

Koridor sekolah yang terlihat sudah cukup sepi, memudahkanku berlari menuju ke suatu kelas yang cukup terkenal. Terkenal karena berisikan bidadari dan juga terkenal karena berisikan anak-anak nakal.

Entah dikatakan surga atau neraka. Cantik tapi iblis. Tampan tapi pembunuh. Jadi tempat ini disebut apa?

XII IPS-1

"Lho? Alexa? Kamu darimana saja, Ibu sudah tunggu kamu lama sekali. Yaudah, yuk masuk." ajak wali kelas 12 IPS-1, ia lebih sering dipanggil Bu Santi. Katanya anak-anak, ia guru Killer.

Aku berjalan memasuki kelas itu beriringan bersama dengan bu Santi. Banyak sekali pasang mata yang menatapku dengan tatapan sinis ataupun bingung.

"Anak-anak, Tolong diam dulu. Perkenalkan diri kamu Alexa." kata Bu Santi dengan tegas mampu membuat suara bising itu menghilang sesaat.

"Perkenalkan saya Davina Alexandra Grizelle, Saya anak kelas XI IPS-1." ucapku lantang. Tatapan yang lurus dan datar, tanpa ada senyum yang menghiasi.

"Okay anak-anak, dia yang akan mengajari kalian di jam pelajaran tambahan ini." penjelasan dari Bu Santi menimbulkan tatapan sinis ataupun bisikan yang pasti tidak enak untuk di dengar.

Gila ya kita diajari adek kelas?

Harga diri gue jatuh dong

Si botak itu engga mampu bayar guru tambahan ya?

Gila kepsek nya nyari untung

Idih emang bocah kek gini paham apa sih?

Amit

"Pak kepala sekolah dan saya sepakat untuk menjadikan Alexa pengajar kalian. Kenapa? Karena agar kalian malu dan dapat mencontoh dari sikap Alexa." lanjut Bu Santi.

"Baiklah, Alexa Ibu tinggal ya? Nanti kalo kamu kesusahan ngurusin mereka, panggil ibu saja ya." lanjut Bu Santi sambil melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Alexa.

"Heh lo!" panggil seorang gadis yang mukanya familiar sekali. Tapi... siapa?

"Lo butuh uang berapa sih? Si botak itu bayar lo berapa sih?" tanya dia dengan sinis sambil melangkah maju.

Dan,

PLAK

Seketika banyak lembar kertas berwarna merah muda yang bergambar Presiden Soekarno menampar wajahku. Seketika tawa kelas itu pecah, beberapa dari mereka high five.

"Ambil tuh kembaliannya." ucapnya sambil menyeringai dan duduk diatas meja, melipatkan tangan-nya di depan dada.

•••

Q : Thor, apa yang beda sih? Gaada bedanya tuh sama yang dulu.

A : Ada dong. Akan ada chapter yang aku tambahin nanti didepannya:)

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang