Chapter tambahan

12.2K 1K 30
                                    

"Tak semua rasa bisa dituangkan dalam suatu kata. Ada rasa yang terlalu rumit tuk di bicarakan dalam suatu lisan." -J/E

.

.

.

Author POV

Lagi-lagi Queen Xaleria itu tidak menggerakkan tubuhnya sedikitpun dari kasur saat sang surya tengah menyapa.

"Agathaa, ayo kamu harus bangun!" ucap Alexa sembari menarik pergelangan kakinya.

Entah apa yang digenggam oleh Agatha untuk jadi pegangannya. Agatha tetap kekeuh tidak ingin sekolah, ia masih marah kepada sang ayah.

Alexa berdiri tegak dan mengelap keringat yang membasahi keningnya. Benar-benar gadis yang keras kepala!

Agatha menatap memohon ke arah Alexa. Ia bahkan bisa melihat ada kelereng yang bersinar didalam iris mata Agatha.

"Memang kamu ngga bosen tiduran mulu di kasur? Minimal keluar, jalan-jalan disekitaran sini. Ngga baik tiduran mulu." ucap Alexa.

Ia cukup khawatir dengan kesehatan gadis ini.

Tunggu-tunggu, khawatir? Haha, mustahil! Ia bukannya khawatir seperti yang dikira orang-orang. Ia hanya tidak ingin jika Agatha sakit lalu menyusahkan dirinya.

Oh, itu akan benar-benar buruk jika Agatha sakit.

Agatha menghela nafas. "Enak tau rebahan berjam-jam."

Kali ini, Alexa menggelengkan kepalanya. "Aku biasa aja tuh kalau tiduran."

Iris mata coklat itu memutar jengah. Apakah sungguh Alexa tidak bisa merasakan suatu kenikmatan dari rebahan saja tanpa melakukan apapun?

Tangan lentik itu menarik seragam milik Alexa. Membuat Alexa jatuh diatas Agatha.

Manik hitam legam milik Alexa beradu dengan iris coklat indah milik Agatha. Terlalu dekat. Ada yang akan meledak dalam dada keduanya.

Keduanya jatuh kedalam pesona masing-masing. Jatuh, terikat dan menyatu. Mungkin kali ini Alexa bisa percaya kata-kata bahwa "Tak semua rasa bisa dituangkan dalam suatu kata. Ada rasa yang terlalu rumit tuk di bicarakan dalam suatu lisan."

Dengan cepat Alexa kembali berdiri sedangkan Agatha memilih berbaring ke arah kanan.

"E-enak kan rebahan?" tanya Agatha gagap setelah hening melanda. Ia tidak berniat menatap langsung Alexa.

Alexa perlu menetralkan detak jantungnya terlebih dahulu agar bisa menjawab pertanyaan Agatha tanpa tergagap.

Gadis yang lengkap dengan seragam sekolahnya itu menghela nafas. "Biasa aja. Ngga ada enak-enaknya. Ya udah, aku pergi duluan ke sekolah. Bye"

Setelah suara pintu terbuka dan kemudian tertutup Agatha baru berani membalikkan badannya. Dasar Agatha bego!

•••

"Hmm... Hm.. Hm.. ALEXA LAMA!" teriak Agatha sembari menghentakkan kedua kakinya ke lantai.

Ini sudah malam tapi gadis itu belum kembali. Mau bagaimana lagi kan? Ia kan sudah.. rindu.

Eh?

Kali ini Agatha menampar pipinya. Sungguh, tampar Agatha saat ini juga. Ia benar-benar sudah lupa tugasnya mendekati si anak nenek sihir lalu malah merindu kepadanya.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang