15

13.3K 1K 8
                                    

Agatha POV

Mantra penenang itu dikenal oleh kalangan awam sebagai pelukan.

Hangat.

"Hey, jangan nangis dong. Maaf tadi aku terlalu kasar." Alexa terlihat sangat khawatir.

Melihat Alexa panik ada sedikit rasa senang yang muncul. Seakan lega bahwa didunia ini masih ada yang khawatir sama gue.

Dengan sesegukan, gue berusaha berucap. "M-maaf."

Dan, seusai satu kata itu terlontar, air mata turun begitu deras dan cepat.

Gue ngga bisa liat ekspresi wajah Alexa.

Ah, dia bahagia? Pasti.
Wajar, kan, saat dia tertawa atau bahagia disaat musuhnya menangis tepat didepannya.

"Kenapa minta maaf?" bisiknya pelan di telingaku. Entah bagaimana cara ia mendekap, namun terasa sangat begitu hangat dan nyaman.

Senja mulai tergantikan oleh gelapnya malam. Ac diruangan ini cukup membuat dingin satu ruangan, tapi dekapan Alexa membuat segalanya tenang dan hangat.

•••

Author POV

Sore ini koridor sekolah telah sepi. Beberapa guru masih sibuk dengan pekerjaan yang berada di mejanya. Juga Santi, kepala sekolah baru Xaleria sedang sibuk menerima tamu tak diundang.

"Menurut saya, kepala yayasan sangat salah menunjuk anda sebagai kepala sekolah." desis Ankara menatap geram kepada wanita di depannya.

"Saya tidak bertanya opini anda terhadap keputusan kepala yayasan. Jika ada kritik akan saya sampaikan." ucap wali kelas Agatha. Ia menatap datar Ankara.

BRAK

"Beri tau saya alamat Alexa dimana?!" Ankara sudah berulang kali menanyakan hal yang sama selama 30 menit, namun Santi tetap tidak memberitahukan.

"ANDA BISU?!" Ankara kembali membentak kepala sekolah itu.

"Maaf Pak, tapi saya tidak bisa memberitahukan dokumen pribadi murid kepada anda." Santi terlihat sangat tenang

Ankara kesal karena jawaban yang keluar dari Santi selalu sama. "Kenapa?!"

"Saya tidak bisa mempercayai anda."

"Tapi saya donatur di sekolah ini dan juga saya wali dari Agatha! Saya yakin Agatha ada sama dia!" Ankara amat geram terhadap Santi.

Santi menatap tajam. "Dengan anda wali murid dan juga sekaligus donatur di sekolah ini bisa menjamin bahwa anda tidak memiliki niat jahat kepada Alexa?"

Ankara terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa. Yang dikatakan oleh Santi benar saja. Ankara bisa saja menghancurkan hidup Alexa kapanpun ia mau.

"Kalo anda benar-benar khawatir dengan Agatha, mengapa anda tidak menelpon polisi?" Santi mencoba memberi saran.

Itu sama saja memberi makan kepada reporter! Dan menyebarkan kelemahan. Batin Ankara.

Ia takut jika melaporkan ke polisi hal ini di ketahui oleh lawan bisnisnya. Jika hal itu di ketahui maka taruhannya adalah nyawa Agatha. Karena penerus Ravindra hanya satu yaitu Agatha.

Juga, jika reporter telah  mengetahui hal ini, Ankara akan terus-menerus di teror.

Paparazi gila!

"Baiklah. Saya telah membantu sebaik dan sebisa mungkin. Saya sibuk jadi silahkan keluar dari sini bersama dengan ke-lima orang tidak berguna yang anda bawa ini." Sambil menunjuk satu-satunya pintu di ruangan itu.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang