Fourteen

13.3K 1K 9
                                    

Author POV

"Om Anka?!" teriak kelima anak muda itu kompak

"Hai Qiara, Stella, Aldo, Alan dan Andra." sapa Anka yang tidak berniat ramah pada sahabat anaknya itu.

Suasana hening. Tidak ada satupun yang ingin bertanya karena masih terlalu shock dengan apa yang terjadi.

Terlalu banyak pertanyaan yang muncul dikepala mereka. Tapi, dua pertanyaan ini pasti muncul dikepala mereka.

Yaitu..

Satu, apa yang membuat orang sepenting Om Ankara datang ke rumah salah satu diantara kelima anak itu?

Dua, kenapa harus membawa banyak pasukan seperti ini?

"Saya sangat tidak suka basa basi, jadi dimana kalian sembunyikan Agatha?" tanya Ankara dengan tatapan membunuh

"Maaf Om, tapi kita semua ngga tau dimana Agatha. Bahkan hari ini dia juga ngga masuk sekolah." Aldo terlebih dahulu sadar dari lamunannya.

Pria yang sudah berumur itu menghembuskan nafas dengan berat. "Tidak ada yang aktivitas yang mencurigakan, jadi tidak mungkin Agatha diculik."

"Ini pertama kali nya Agatha tidak bisa ditemukan dimana-mana. Saya sudah suruh orang kepercayaan saya untuk mencari Agatha tapi nihil." lanjut Anka dengan memijit pelan keningnya.

"Sabar ya, Om." ucap Aldo berhati-hati, takut Ankara akan tersinggung.

"Oh ya!" Ankara seakan mendapatkan baru mendapatkan ide. "Kalian kenal Alexa?"

"Hahahahahaha!" tawa memekik keluar dari Qiara dan disusul oleh empat anak muda lainnya. Sedangkan Ankara menatap mereka dengan wajah datar dan dinginnya.

"Astaga sorry, sorry, Om. Tapi mustahil Agatha ada di rumah Alexa." ujar Qiara menjelaskan setelah puas tertawa.

"Lagian Alexa hanya korban kita doang kok. Ngga mungkin Agatha minta tolong sama dia." lanjut Qiara menyakinkan Papa dari sang sahabat.

"Hmm mungkin." gumam Anka pelan.

•••

"Minggir." Alexa menatap Agatha dengan tatapan dingin. Ia ingin kembali ke kasur tercintanya

"Ih, tidur dibawah aja sih. Gue ngga terbiasa buat bagi-bagi kasur."

"Tapi ini kasur aku, Gatha" ucap Alexa lelah harus berhadapan dengan Agatha.

"Tapi gue bisa langsung sakit kalo tidur dibawah"

"Tapi aku ngga peduli"

"Tapi harus peduli!"

"Tapi kenapa harus peduli?!"

"Karena kalo gue sakit terus mati gimana? Lo mau tanggung jawab? Kan ngga lucu kalo gue mati terus malaikat jadi berebutan jadi pacar gue dan akhirnya Tuhan murka dan bla, bla, bla." ucapan Agatha tak akan pernah selesai sebelum ia menang.

"Terserah!" Alexa memotong ucapan Agatha yang mustahil selesai dalam waktu dekat itu.

Alexa mundur beberapa langkah dari kasurnya dan seolah-olah tengah berancang-ancang.

"Eh lo mau ngapain?" tanya Agatha melihat Alexa yang menurutnya itu seperti posisi ingin bab.

Dengan gerakan cepat Alexa berlari dan melompat ke arah kasurnya itu.

"Aaaa!!!" Agatha berteriak sembari menutup mata mengunakan kedua tangannya itu.

BRUK

Alexa memang tepat telah duduk diatas kasurnya, akan tetapi salah posisi. Lebih tepatnya, ia sekarang menduduki perut datar Agatha.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang