27*

17.9K 1K 86
                                    

Author POV

"Alexa!" panggil Kenzie dengan berteriak. Ia kembali mengedarkan pandangannya.

"Kemana sih dia, kok lama banget?" gumam Kenzie sembari menahan rasa kesal yang sudah berada di ubun-ubun.

Ia sudah terlalu lelah dengan latihan dan sekarang harus mencari pacarnya ke seluruh penjuru sekolah?

"Cari Alexa?" tanya Aldo dengan tubuh yang bersandar pada dinding dekat 12 IPS-1.

Kenzie menoleh, menyorot Aldo yang sedang menatap dirinya.  "Iya, lo tau dia dimana?"

Aldo menggelengkan kepalanya lalu ia berdiri dengan tegak.

Detik selanjutnya Aldo menyeringai. "Lupain aja lah, cari cewek yang baru. Temenin gue minum-minum yuk? Gue traktir."

Kenzie menatap Aldo tidak suka. Memang Alexa-nya bisa digantikan oleh para jalang?

"Ngga perlu. Makasih." jawab Kenzie dengan sarkas. Ia kembali melangkah tapi kemudian dihadang oleh Aldo.

Aldo tersenyum dan menepuk bahu Kenzie. "Ayolah, yuk?" bujuknya lagi.

"Apaan sih. Gue ngga mau! Jangan paksa gue. Kalo lo ngga tau keberadaan Alexa, ngga apa-apa. Tapi, jangan halangin gue." Kenzie mengepalkan kedua tangannya kuat.

"Oh.. Ngga mau? Lan, Dra, sini!" Aldo memanggil dua sahabatnya yang memang sudah sedari tadi bersembunyi di dalam kelas 12 IPS-1.

"Mau apa lo?!" Kenzie menatap kesal kepada tiga pria yang mengelilinginya. Berusaha menutupi jalannya untuk mencari Alexa.

"Bawa dia, Dra, Lan. Kita ke Bar sekarang. Gue yang traktir." Aldo berjalan terlebih dahulu. Membiarkan dua sahabatnya yang tergila-gila dengan kata traktir  membawa Kenzie.

Andra dan Alan saling menatap, sebelum akhirnya menarik dua lengan milik Kenzie. "Apaan sih?! Lepasin, woy! Lepasin!"

Andra dan Alan seakan tidak mendengar sama sekali. Keduanya masih menarik paksa Kenzie yang memberontak.

•••

Disaat yang sama..

Ia menatap dalam Alexa. Iris mata hitam legam milik gadis di hadapannya selalu mampu membuat Agatha tenggelam.

Tatapannya kini terjatuh pada bibir tipis yang begitu manis. Candunya.

"Ga.." bisik Alexa pelan

"Aku-"

Cup

Agatha lagi-lagi membungkam bibir Alexa dengan bibirnya. Ia memagut dengan rakus. Seolah bibir Alexa adalah permen yang begitu manis.

Ciuman yang menuntut itu membuat Alexa kesusahan untuk menyeimbangkan.

"A-gatha.. Ahh." desahan Alexa lolos dari bibis tipisnya.

Agatha tersenyum. Sudah berapa lama ia tidak mendengar suara indah tadi? Dirinya semakin gencar ingin Alexa membuat suara yang sama seperti tadi.

Bibir Agatha turun melewati pipi lembut Alexa. Bibirnya turun hingga ke leher putih yang jenjang itu.

Membiarkan bibirnya membuat tanda disana. Ia ingin semua orang mengetahui Alexa hanya miliknya seorang. Alexa hanya milik Agatha!

"Ahh.. G-atha.. Jang.. Akh.. An.. Buat tanda." ujar Alexa terengah-engah. Bibir bawah yang ia gigit itu mulai mengeluarkan cairan merah.

Agatha mencium bibir Alexa. Melumat. Mengigit kecil. Mengapa jika dirinya ingin membuat tanda? Alexa miliknya!

Alexa mendorong pelan bahu Agatha. Berusaha mengatakan bahwa pasokan oksigennya mulai menipis.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang