Author POV
Langit yang cerah berubah menjadi gelap. Bintang-bintang menampakkan dirinya tanpa malu-malu sehingga terpampang jelas bagaimana indahnya karya cipta milik Tuhan.
Anak tunggal Ankara memasuki rumahnya disaat jarum jam menunjukkan pukul jam 20:00 malam. Ia tidak peduli. Toh, tidak ada yang menanyakan dirinya kemana saja. Semuanya memuakkan.
Menurut Agatha, orang-orang yang berada didalam rumahnya itu bukan keluarga. Mereka hanya sekumpulan orang yang lahir dari orang yang sama. Lahir dari kota yang sama bukan berarti kalian adalah keluarga kan? Sama halnya dengan keluarga.
Mereka sekumpulan orang brengsek yang bersembunyi dibalik sebutan 'Keluarga' walau, ini bukanlah keluarga.
Bahkan, jikalau ada sekumpulan orang yang berbeda ras, agama, warna kulit dan lainnya tapi saling berbagi, bersatu, menyayangi itu lebih pantas disebut keluarga.
"Selamat datang, Non. Makanan sudah saya siapkan untuk anda, jikalau tidak suka atau ada makanan yang ingin Nona makan, anda bisa memberitahu saya." ucap Bi Lastri.
Bi Lastri adalah pembantu dengan perawakan keriput diwajahnya tapi terlihat kilatan tegas dikedua matanya. Sungguh, luarbiasa.
Agatha mengangguk dan berjalan. Baru beberapa langkah melewati Bi Lastri, langkahnya terhenti. Ia menjentikkan jarinya dan berbalik, "Oh ya, Bi, Papa lagi ada dirumah ya?"
Bi Lastri mengangguk pasti, "Iya Non. Tuan sedang berada diruangan kerjanya. Ada yang perlu saya bantu lagi?"
Agatha ber-oh-ria. Dirinya cukup kaget melihat sepasang sepatu pantofel didepan rumahnya, yang ternyata itu milik Papanya. Tapi, jika di hitung, sang ayah sudah tidak pulang selama 6 bulan belakangan ini.
"Tidak ada," terjeda. "terima kasih ya, Bi."
Dirinya kembali melangkah berniat mendekati tangga yang sangat dekat dengan ruangan kerja sang ayah. Ia tidak berniat sedikitpun untuk bertemu dengannya.
Tapi, bentakan Ankara dari dalam ruangan terdengar hingga ke Agatha yang tengah berdiri di anak tangga pertama.
"Bangsat!" teriak sang ayah. "Saya suruh kamu hal sepele kaya gini aja ga becus!"
"..."
"Maaf?!" Ankara tertawa sesaat, lalu kembali berbicara. "Apa dengan maaf kamu itu bisa bikin tugas kamu selesai?"
"..."
Ankara menggebrak meja kerjanya membuat Agatha yang diam-diam tengah menguping tersentak kaget.
"Bahkan walau Allard beberapa tahun ini tidak terlihat dimanapun, ia masih pintar untuk merebut projek milik kita!" teriak Ankara. Sialan!
"..."
"Cari dan bawa Allard Delard kehadapan saya." Ankara memberi perintah kepada si orang asing itu.
Lagi-lagi ributin dia batin Agatha. Ini bukan pertama kalinya sang ayah marah-marah ataupun senang karena saingan beratnya.
"..."
Ankara kembali tertawa. "Lalu? Saya tidak mau tau. Pasti orang itu masih hidup makanya perusahaannya berjalan lancar! Dasar bodoh!"
Pria yang umurnya hampir menginjak kepala 5 itu memegang kepalanya. Rasanya kepalanya hampir pecah.
"ARGHH!!"
•••
Keesokan hari...
Bnda persegi panjang itu bergetar beberapa kali. Agatha merogoh sakunya, satu tangannya masih mengambil tisu dan mengelap bibir tipisnya pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/223502480-288-k799977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Queen vs Cold Queen [END]
RomanceBagaimana jika seorang perempuan yang sangat angkuh ini bertemu dengan perempuan yang sangat datar? "Siapa sih yang bakal nolak kecantikan gue?" Kata Agatha dengan angkuh "Gue engga peduli" 3 kata singkat itu terlontar dari mulut Alexa 21+ Yuk baca...