Alexa POV
Suasana hening.
Aneh. Biasanya anak-anak perempuan paling lama dalam hal mengganti baju. Karena mereka melakukannya sambil bercanda, ataupun saling membongkar aib orang lain. Dasar...
Dan, entah setan apa yang merasuki mereka hingga saat ini ruang ganti sudah sepi. Hanya tersisa aku didalam ruangan. Semuanya sudah pada keluar.
Nah siap batinku. Sebelum keluar aku merapihkan dulu anak rambut yang tipis, membenarkan rambut yang ku kuncir jadi ekor kuda poni.
Aku melangkah mendekati pintu dan memegang knopnya,
Cklek..
"Hm?"
Cklek.. Cklek.. Cklek..
Bentar-bentar, jangan bilang aku ke kunci?!
Walau panik melanda, aku berusaha tenang. Menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan dan mulai berteriak dari dalam. "H-halo! S-saya terjebak di sini, tolong saya!"
1 detik..
2 detik..
3 detik..
Hening. Tidak ada tanda-tanda kehidupan diluar. Hanya terdengar suara peluit, teriakan Pak Mike —Guru olahraga— dan pekikan anak-anak perempuan.
Sial! Gerutuku. Jika seluruh anak kelasku semua sedang sibuk olahraga maka sudah dipastikan tidak ada yang mendengar suaraku ataupun sadar hilangnya keberadaanku.
Panas. Disini begitu panas. Pelajaran olahraga akan selesai 1,5 jam lagi, ditambah dengan cuaca yang panas dan terik, terjebak didalam ruang ganti. Pasti aku akan mati.
Walau mustahil aku mengepalkan tangan erat, memasang kuda-kuda yang biasa ku lihat di komik ataupun film. "HIYAAAA!!"
BRUK
"Aw, shh, sakit banget." ringisku sembari mengelus pelan bagian lengan kanan.
Udah aku duga. Kalo dobrak pintu, pasti aku yang terpental.
•••
Author POV
30 menit berlalu.
Masih belum selesai. teriakan semangat dari anak-anak kelas 12 itu membuat Alexa tergeletak putus asa. Tenggorokannya terasa terbakar karena ia terlalu banyak berteriak, cuaca yang panasnya mengerikan ini membuat segalanya semakin rumit.
Ia duduk menyenderkan tubuhnya ke pintu. Seluruh keringatnya keluar dengan mudah dan lancar. Nafasnya terengah-engah, lengan kanannya bengkak walau tadi ia hanya mencoba mendobrak pintu itu sekali.
Semuanya sia-sia
Tatapan Alexa melayu, perlahan tapi pasti suara yang ia dengar semakin terasa pelan dan jauh. Ia rasa dirinya akan pingsan dan beberapa menit lagi.
"Aduh, dasar anak-anak muda zaman sekarang. Sudah makin tidak sopan, menyusahkan orang tua saja." gerutu seseorang di luar.
Pupil mata Alexa membesar. Ini bukan mimpi kan?
"Aw, shh, astaga. Pinggangku lagi-lagi encok. Sepertinya aku harus mencari kerjaan baru dan berhenti menjadi OB disekolah yang mirip dengan neraka ini."
Pak Kamal. Ia adalah orangtua yang umurnya sudah menginjak 54 tahun. Walau begitu, beliau tetap orang yang kuat nan gagah. Tapi, anak-anak SMA Xaleria sering mengganggunya buat ia tidak nyaman bekerja di sini.
Alexa terkesiap. Ia dengan cepat berdiri dan menggedor pintunya. "Pak tolongin saya!" teriaknya.
Pak Kamal menoleh, menatap kanan dan kiri. Mencoba mendengarkan dengan seksama dimana asal suara itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/223502480-288-k799977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Queen vs Cold Queen [END]
RomanceBagaimana jika seorang perempuan yang sangat angkuh ini bertemu dengan perempuan yang sangat datar? "Siapa sih yang bakal nolak kecantikan gue?" Kata Agatha dengan angkuh "Gue engga peduli" 3 kata singkat itu terlontar dari mulut Alexa 21+ Yuk baca...