Thirty

10.3K 828 21
                                    

"Jiwa.
Bolehkah aku bertanya sesuatu?
Untukmu boleh apa saja.
Setiap kali kita mengucapkan selamat tidur, mengapa terasa seperti kecupan perpisahan?" -Lang Leav

.

.

.

Author POV

Hotel Qevera, 03:03 AM

Agatha menatap angka yang memperlihatkan keberadaan lift itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha menatap angka yang memperlihatkan keberadaan lift itu. Lift yang membawa Alexa dan Kenzie berhenti tepat di lantai 50. Lantai eksklusif yang hanya memiliki 1 kamar.

Ia tau jelas mengapa para staf di hotel ini tidak menaruh curiga kepada laki-laki yang menggendong seorang gadis tak sadarkan diri ke dalam kamar hotel.

Hotel Qevera adalah hotel yang di miliki oleh keluarga Kenzie. Jelas saja tidak ada yang berani bahkan hanya untuk sekedar menegur.

Ting!

Suara bunyi yang terdengar nyaring itu membuat Agatha menoleh. Ia melangkah dan memasuki ke dalam lift itu.

"Antarkan aku ke lantai 50." suruh Agatha kepada pria dengan berbaju merah itu. Ia yang ditugaskan memencet lift tujuan tiap para tamu.

Pria itu menunduk sopan, "Maaf, Nona, tapi lantai 50 adalah lantai eksklusif dan saat ini tidak bisa didatangi."

Agatha mendengus tidak terima, "Kenapa tidak bisa?"

"Karena lantai 50 telah dikosongkan dan hanya di isi oleh pemilik dari hotel ini." ia menjawab sopan tanpa menatap iris mata cokelat Agatha.

Sial! Batinnya. Ia benar-benar harus cepat mendatangi Kenzie dan Alexa, jika ia telat walau hanya sedetik maka...

Tidak.. Tidak.. Tidakia benar-benar tidak ingin memikirkan hal buruk itu. Agatha mengeluarkan benda persegi panjang dan menekan beberapa angka di sana.

"Halo, Pak Sebas."

"..."

"Saya ingin anda membeli hotel Qevera saat ini juga. Paksa keluarga Kenzialan itu menjualnya dan jika mereka menolak, mereka akan berhadapan dengan keluarga Ravindra."

Pria yang masih berada di dalam lift itu meneguk ludah pahitnya. Keluarga Ravindra? Ah, ia benar-benar sudah mencari mati karena telah berurusan dengan keluarga menakutkan itu.

"..."

"Baiklah."

Agatha menatap tajam ke arah pria yang tengah sibuk menatap sepatunya. Pria yang berbaju merah maroon itu hanya menunduk, tidak berani menatap Agatha.

"Sekarang antarkan aku ke lantai 50." Agatha benar-benar sudah kehilangan akal dan kesabarannya.

"Tapi-"

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang