11

14.5K 1.1K 5
                                    

Agatha POV

Perlahan gue membuka mata. Terlihat langit-langit yang berwarna putih. Gue melihat sekitar dan dipastikan bahwa ini adalah kamar.

Masalahnya, ini bukan kamar gue.

Gue mengejapkan mata beberapa kali. Kembali mengingat kenapa bisa gue berakhir di kamar asing ini.

Ah, Alexa..

"Udah bangun?" tanya seseorang.

Gue seketika duduk dan menoleh ke arah asal suara tadi. Alexa menatap gue sambil menyenderkan badannya di pintu.

Ia berjalan pelan dan duduk diatas kasur sambil memegang gelas di tangannya.

"Nih di minum dulu. Lain kali, kalau mau tidur tau tempat. Biar ga nyusahin orang lain." ucap Alexa memberikan segelas air putih.

Yang bisa gue lakukan hanya memajukan bibir beberapa senti. Kesal dan malu. Bisa-bisanya seorang Agatha tidur dirumah yang sederhana kaya gini.

"Udah?" tanyanya. "Turun yuk, kita makan dulu. Oh iya, tadi Papa kamu telepon. Dan, aku angkat sekaligus izin ajak kamu makan malam dulu." ucap Alexa begitu tenang.

"Papa?"

Alexa mengangguk

"Telepon?"

Ia kembali menganggukkan kepalanya

Oh.. Shit!

"Yaudah yuk ke-"

"Maaf gue ngga bisa, gue harus balik sekarang. Ini urgent banget." pamit gue buru-buru.

Dengan cepat, gue mengambil beberapa buku dan memasukinya ke dalam tas sambil merutuki diri sendiri.

"Mau aku anter?" tawar Alexa

"Makasih, tapi ngga perlu. Bye, anak nenek sihir." pamit gue sambil berlari secepat kilat keluar kamarnya.

•••

Author POV

BRAK

"Papa selama ini baik sama kamu Agatha. Kamu mau apapun, Papa kasih! Bahkan kamu ngerengek minta ngga dijaga oleh bodyguard, Papa bolehin." ucap Ankara sambil mondar-mandir dihadapan Agatha.
Seketika Ankara berhenti melangkah dan menatap tajam ke arah Agatha, "Tapi ini apa?!"

Agatha hanya menunduk melihat sepatunya tanpa berniat melawan sang Papa yang sepertinya sedang begitu emosi padanya.

"Papa bolehin kamu nginep dan main sampai ngga tau waktu sama sahabat kamu, tapi Alexa?! Papa ngga kenal dia siapa dan kamu tidur disana!" ucap Ankara emosi .

Ankara sangat frustasi dan bingung karena sangat susah mendapatkan data profil Alexa, seakan ada yang menutupi.

Sebenarnya, Ankara hanya takut akan hidup dari satu-satunya ahli waris Ravindra's Group terancam.

Dan, Ankara tidak bisa mengurangi rasa khawatir karena faktanya bahwa begitu banyak yang menginginkan Agatha mati.

"Kamu mau nya apa sih, hm?" tanya Ankara yang benar-benar emosi.

"Papa kasih seluruhnya buat kamu! Tapi hal sepele untuk selalu berhati-hati saja ngga bisa!" lanjut Ankara

"Udah sih! Lagian Agatha baik-baik aja tuh. Dan, aku ketiduran, bukan sengaja tidur disana." Agatha jengah dengan sang Papa yang terlalu mengekangnya.

Bagi Agatha, ia baik-baik saja. Ia bisa bertahan sendiri, hanya Papa-nya saja yang terlalu mengekang.

"Papa selama ini ngelakuin semuanya buat kebaikan kamu!"

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang