Author POV
Semenjak kejadian dari toilet, penderitaan Alexa bertambah. Serta menjadi kebiasaan bagi Alexa di 'bully' oleh geng Agatha.
1 bulan kemudian...
BRAK
"Ups, adek kelas yang sok ini mau lewat." ucap Queen Xaleria itu sembari tertawa kencang di koridor sekolah.
Alexa tersungkur dilantai dengan tiga pasang kaki yang berada di dekatnya.
Beberapa anak ikut tertawa dan ada juga yang seakan tidak melihat ke arah mereka. Tidak ada satupun yang ingin berurusan dengan Agatha.
Memang hanya itu pilihan dari murid-murid Xaleria. Mendukung atau diam. Jika memilih opsi ketiga, yaitu melawan ya sama saja mencari kematian.
"Kasian lho, Tha." ucap Stella menatap ke arah Agatha lalu menoleh kebawah. "Sakit ya? Keseleo? Sini aku bantuin."
Stella mengangkat tinggi-tinggi kakinya dan..
"ARGHH! SAKIT!!" pekik Alexa yang masih dalam posisi yang sama. Kakinya begitu sakit di injak dengan kencang oleh Stella.
Qiara jongkok dan dengan kasar menarik dagu Alexa, "Makanya secepatnya lo pindah dari sini!"
"Dia tidak akan pernah pindah dari sini!" ucap pria tua berumur sekitar 50 tahun. Ia menatap tajam ke arah Agatha, Qiara dan Stella.
"Kepala yayasan?!" teriak Kepala sekolah yang berada dibelakang Alexa. Wajahnya begitu panik dan ketakutan.
Kepala sekolah itu berlari melewati Alexa yang masih dalam keadaan yang sama dengan Qiara yang memegang kasar dagunya.
Daripada membantu murid yang dibully, Kepala sekolah lebih takut dicap tidak sopan karena tidak menyambut atasannya dan dipecat.
•••
"Si-silahkan di minum dulu, Pak." tawar Kepala sekolah itu dengan keringat yang sudah membasahi dahinya.
Sejujurnya, Kepala sekolah sudah tau jika karirnya berada diujung tanduk.
Pasalnya, misalkan tadi Kepala sekolah membantu Alexa untuk pencitraan akan dianggap tidak sopan karena tidak menyambut Kepala yayasan.
Namun, jika ia menyambut Kepala yayasan seperti tadi, maka patut dipertanyakan soal perasaan keprikemanusiaan dari Kepala sekolah.
Ke-empat gadis itu dibawa ke ruang kepala sekolah. Geng Agatha disuruh berdiri dan hanya Alexa yang duduk di samping Kepala yayasan.
Kepala yayasan itu menoleh ke arah Alexa. "Kamu tidak apa-apa?"
Alexa menunduk takut saat sadar dirinya di tatap tajam oleh Agatha. "Saya baik-baik aja o- eh, Pak."
Pak kepala sekolah itu menyela pembicaraan mereka . "Dia, Agatha dan teman-temannya hanya sedang bermain saja tadi. Kepala yayasan tidak perlu khawatir, karena saya-"
"DIAM! Saya tau bahwa keponakan saya selama sebulan ini selalu sakit. Ia terus-menerus keluar masuk rumah sakit!" Leonardo berteriak kencang diruangan itu.
"Ke- KEPONAKAN?!" tanya Kepala sekolah itu tergagap. Matanya membesar sesaat setelah mendengar fakta itu.
Fakta yang sudah di pastikan karirnya akan berakhir saat ini juga.
"Iya, Alexa adalah keponakan saya. Anda, Pak Erno selaku kepala sekolah yang tidak becus dalam menangani masalah ini akan saya pecat!"
"Kepala yayasan saya mohon-"
"Anda mau saya pecat secara tidak hormat atau saya laporkan sebagai seorang Kepala sekolah yang korupsi dan mengambil 60% biaya yang di donasikan oleh Pak Anka?"
Untuk sesaat nafas Pak Erno tercekat.
"B-baiklah, Pak."ucap Pak Erno sebagai mantan kepala sekolah itu. Ia keluar dari ruangan dengan lesu dan pucat pasi.
Leo menoleh ke arah ketiga anak nakal itu dan berucap sinis, "Kalian bertiga, akan saya hukum dengan berat."
"Om, udahlah. Alexa ngga apa-apa kok." Alexa berusaha membujuknya.
"Gimana ngga apa-apa?! Kaki kamu pernah patah karena mereka, kepala kamu bocor, kamu pernah diracuni minumannya oleh obat sakit perut." ucap Leonardo penuh penekanan disetiap kata.
"Om, Alexa baik-baik aja. Biarkanlah mereka, ya?"
Leo menghela nafas kesal. "Baiklah."
Alexa melambaikan tangan ke arah mereka. Seakan menyuruh mereka diam-diam pergi dari ruangan itu.
Bukan. Bukannya Leo tidak tau jika Alexa diam-diam menyuruh ketiga anak nakal itu pergi. Tapi, ia tau jika sifat kebaikan Alexa mirip dengan kakak iparnya, Mama Alexa.
"Alexa, mengapa kamu sangat baik, hm? Om bangga sama kamu. Yaudah, kamu tolong panggilkan Bu Santi ya?"
Alexa mengangguk patuh lalu keluar dari ruangan itu.
•••
"Bu, Kepala yayasan memanggil ibu."
"Oh, iya? Baiklah, saya akan kesana sesegera mungkin." ucap Bu santi membereskan barang-barangnya dan bangkit menuju ruangan kepala sekolah .
Alexa berjalan bersama Bu Santi ke arah ruangan kepala sekolah. Sesaat setelah sampai, Alexa menunggu di luar sedangkan Bu Santi masuk ke dalam ruangan.
Tok.. Tok.. Tok..
"Silahkan masuk." terdengar suara dari dalam ruangan itu.
"Selamat siang, Pak." ucap Bu santi membungkuk hormat ke arah Leo.
Pak Leonardo yang duduk, memajukan tubuhnya. "Ah iya, sesuai dengan rencana diawal. Kita sudah punya bukti bahwa Pak Erno korupsi dan sudah dikeluarkan."
"Lalu, sisanya tinggal tugas kedua. Ingat, kamu saya pindahkan ke sini karena tugas ini."
"Baik, Pak."
"Mulai sekarang kamu yang akan menjadi kepala sekolah serta guru disini. Ada yang tidak kamu pahami?"
"Tidak, Pak."
"Ya sudah, saya percayakan semuanya kepada kamu. Saya pergi dulu, agen 001." pamit Pak Leonardo. Ia bangkit dari kursinya dan menuju pintu.
•••
"Alexa, kamu izin hari ini. Jadi, kamu balik sama Om." ucap Leonardo.
Alexa memutarkan matanya dengan jengah, "Aku baik-baik aja, Om."
"Ayo balik. Om udah panggil Mbok Iyem buat pijit kaki kamu yang bengkak." ajak Leonardo
Alexa hanya bisa mengangguk lemah dan mengikutinya dari belakang menuju parkiran mobil.
•••
Eh eh mau ngasih tau nih 😶
Aku baru aja selesai nulis 2 chapter tambahan untuk kq vs cq (>.<)!!So, di tunggu ajaa chapter bonusnyaa! 😁
![](https://img.wattpad.com/cover/223502480-288-k799977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer Queen vs Cold Queen [END]
RomanceBagaimana jika seorang perempuan yang sangat angkuh ini bertemu dengan perempuan yang sangat datar? "Siapa sih yang bakal nolak kecantikan gue?" Kata Agatha dengan angkuh "Gue engga peduli" 3 kata singkat itu terlontar dari mulut Alexa 21+ Yuk baca...