Thirty Four

9.1K 715 57
                                    

"Aku tidak bisa menanti dan kamu tidak bisa disini dan selamanya akan terus begitu" - Rintik Sedu

.

.

.

Agatha POV

Lampu yang berada di langit-langit gedung itu terasa seperti bintang-bintang yang memberikan harapan indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu yang berada di langit-langit gedung itu terasa seperti bintang-bintang yang memberikan harapan indah. Seolah mengatakan akan ada berita indah.

Ratusan pasang sepatu itu tersenyum lebar. Berkumpul dan berbincang dengan wajah yang penuh riasan dan gaun yang indah juga tuxedo yang gagah.

Mungkin gadisku juga akan secantik para tamu perempuan disini? Oh, salah. Alexa jauh, sangat jauh lebih cantik.

Aku mengukir senyum tipis di wajah membayangkan seberapa cantik gadisku nanti.

"Agatha," panggil Om Leo menyadarkan lamunanku. Aku menoleh, "Kamu bisa bertemu Alexa di ruang make up."

Aku tersenyum manis, "Iya, Om. Aku duluan ya?"

Aku melangkah melewati Om Leo yang rambutnya begitu mengkilat, cahaya dari bintang-bintang diatas memantul ke rambutnya.

"Untuk terakhir kalinya." ucap Om Leo sesaat setelah satu langkah aku melewatinya.

Aku menoleh ke belakang, "Ya?"

Om Leo kembali berucap tanpa menoleh ke arahku, "Ini pertemuan kalian untuk terakhir kalinya."

Aku kembali mengukir senyum tipis walau senyuman itu berbanding terbalik di hati. Tersenyum di saat dadamu terasa di tusuk-tusuk begini ya rasanya.

"Saya tau, Om." kataku

•••

"Hai." sapaku.

Tebakanku memang tak pernah salah. Alexa menggunakan gaun yang merahnya mengalahkan warna sang darah.

Riasan tipis itu memang sudah cukup di wajah Alexa, mengapa? Karena gadisku memang sudah sangat cantik.

Gadisku? Ah, aku lupa. Hanya butuh satu jam lagi untuk Alexa menjadi tunangan seseorang.

Alexa hanya menatap dalam ke arah iris mataku lewat pantulan kaca yang berada tepat di depannya. Ia sepertinya tak berniat membalas sapaanku.

Alexa menghela nafas sesaat setelah aku memutuskan kontak mata kita.

"Kamu tau, Xa?" tanyaku padanya "Kisah cinta kita berbeda dengan orang lain. Tapi pada akhirnya akan sama."

Ia hanya diam, membiarkanku melanjutkan perkataanku.

"Percaya kalo cinta ada untuk dipisahkan?" tanyaku

Alexa hanya menggeleng pelan dan kembali menaruh arah pandangannya ke arah tangannya yang mengepal berada di atas pakuannya.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang