23

11.3K 924 38
                                    

"Jika aku tau mencintaimu akan seberat ini, maka aku memilih untuk tidak menginginkannya. Tapi, apakah cinta suatu pilihan?" -Agatha

.

.

.

Author POV

Flashback 12 tahun lalu..

"Hai, nama aku Kirana. Nama kamu siapa?" sapa seorang gadis kecil.

"Agatha." puteri semata wayang Ankara membalas tangan yang terulur itu dengan senyum manis. Memperlihatkan dua giginya yang ompongnya, menambah kesan manis dan ceria.

"Kita berteman ya!" ucap Kirana dengan semangat sambil membentuk senyuman.

"Iya!"

Kirana adalah teman masa pertama Agatha saat menginjakkan kakinya di taman kanak-kanak.

•••

"Kena! Sekarang giliran kamu." pekik Agatha berlari menghindar dari Kirana

BRUK

"Kena!" Kirana tertawa kencang senang dan menepuk tangannya. Ia terlalu senang hingga melupakan Agatha yang baru saja terjatuh dan saat ini meringis kesakitan.

"Agatha!" panggil sang Papa, Ankara.

Sang Papa berlari pelan melewati beberapa anak yang sedang asik bermain. Tatapannya mengunci lekat ke arah anak semata wayangnya, Agatha.

"Kamu baik-baik aja, Nak?" tanya Ankara menatap khawatir gadis kecilnya dan membantu membersihkan rok hijau yang kotor karena sempat mencium tanah itu.

Ankara menoleh, mendapati Kirana yang tengah menunduk ketakutan. "Kamu.." ucapnya terpotong, "Nama kamu siapa?"

"K-Kirana." ia meremas rok berwarna hijau miliknya. Terlalu takut untuk membalas tatapan Ankara yang begitu tajam.

"Keluarga Raivalno?" tanya Ankara berusaha memastikan dugaannya.

Anak dari Elnardo Raivalno itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Ankara terkekeh sinis sesaat setelah mendengar bahwa anak perempuan yang menjadi teman pertama Agatha adalah seorang Raivalno.

•••

"Telah terjadi pembunuhan kepada keluarga Raivalno pada malam ini. Keluarga besar Raivalno belum angkat bicara terkait hal in-"

Agatha menekan tombol merah di remot itu. Ia mematikan televisi yang sedang menyiarkan berita kematian temannya.

Kesedihan seakan menyeruak masuk kedalam gadis kecil Ravindra. Dia takut dan bingung. Bagaimana bisa temannya yang kemarin baru saja tertawa bersamanya kini... Meninggal?!

Anak semata wayang Ankara mengambil langkah menuju ruang kerja Ankara. Ingin menceritakan betapa sedih dan tidak terima dirinya bahwa teman pertama-nya telah menjadi korban kekejian seseorang.

Tapi langkahnya terhenti sesaat mendengar percakapan Ankara dengan seseorang.

"Keluarga Raivalno sudah kamu bunuh?"

"..."

"Oke, bagus. Sisanya kamu urus."

"..."

"Soal bayaran, saya akan kasih cek kosong. Tinggal kamu isi sendiri."

"..."

"Oke."

Apa maksudnya itu? Jelas pasti ia salah mendengar bahwa Papanya adalah dalang di balik kematian Kirana. Tidak mungkin.

Killer Queen vs Cold Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang