14

12.5K 1.8K 419
                                    

"Cepat, apa yang ingin kamu bicarakan? Saya tidak ada waktu."

Ningning menundukkan kepalanya, bahkan ia tak berani menatap mata Renjun.

"Oiya, gimana kabar Kakak Tiri kamu? Dia masih hidup atau sudah mati?" tanya Renjun sarkas, bahkan di iringi dengan tawa renyah.

"Dia masih hidup dan sempat koma bahkan sampai sekarang ia belum sadar dari koma nya. Sudah satu tahun ia tidak sadar dari koma nya. Gege? Tolong jenguk Jiejie . Dia selalu mengigau nama mu."

Renjun memalingkan wajah nya, bahkan tersenyum miris. Rasa sesak kembali muncul saat mengingat kembali wanita itu. Wanita yang ia cintai, sedang sekarat sekarang. Entahlah, Renjun harus senang atau sedih. Tapi di sisi lain, hati Renjun sangat sakit mengetahui mantan istrinya tidak sadarkan selama satu tahun.

"Saya pergi dulu," Renjun menyudahi perbincangan ini, ia sungguh tidak kuat lagi mendengar ucapan mantan Adik Ipar nya ini.

"Gege? Kalau ada waktu jenguk Jiejie ke Rumah Sakit Beijing United Family Hospital. Dia di rawat disana."

👨‍👦👨‍👦👨‍👦

"PAPA!"

Renjun tersadar dari lamunannya, ia memijit pelipisnya. Suara teriakan anaknya sangat menggelegar sekali. Sampai telinganya berdengung. Renjun menjemput Piao Jun setelah berbicara dengan Ningning. Pria itu menunggu anaknya di depan gerbang sekolah, bahkan para wanita yang sedang menjemput anaknya sempat melirik Renjun dan memuji pria itu bahwa ia suami idaman para wanita yang menjemput sang anak.

"Papa kok jemput, Jun, sendirian? Tante Kyra mana? Padahal Jun mau di jemput sama Tante Kyra," Piao Jun mengerucutkan bibirnya.

Renjun mendesah kesal, Kyra lagi, Kyra lagi. Sampai kapan Renjun harus berhadapan dengan gadis itu? Renjun sangat tidak nyaman saat bersama Kyra, karena jantungnya selalu berdegup kencang. Ia juga tidak tau kenapa itu bisa terjadi.

"Tante Kyra pulang. Dia capek habis kerja seharian sama Papa. Ayo, kita pulang. Lagi pula tadi Tante Kyra sudah mengantarmu kesekolah," Renjun menggendong Piao Jun, lalu memasukkannya kedalam mobil dan sambil memasang sabuk pengaman.

"Tapi, Pa, teman Jun nanya gini 'Piao Jun kok aku gak pernah ngeliat kamu di antar sama Mama kamu sih' terus Jun bingung mau jawab apa. Jadi Jun diam aja deh."

Renjun terdiam mendengar keluh kesah sang anak. Bahkan Piao Jun tidak menatap matanya saat bicara seperti itu. Pria itu langsung memeluk Piao Jun dan menenangkannya.

"Kamu jawab aja, Mama Jun lagi pergi jauh. Nanti juga balik. Jawab gitu, oke?"

"Beneran, Pa? Mama balik lagi?"

Renjun mengusap rambut anaknya dengan sayang, "Gak tau. Tapi berdoa aja Mama cepat balik ya? Atau kita yang susul Mama. Mau gak?"

Piao Jun mengangukkan kepalanya antusias, "Mau dong, Pa! Jun mau ketemu sama Mama. Tapi nanti kalau Nenek tau ini pasti dia marah. Soalnya Jun pernah nanya ke Nenek masalah Mama, tapi Nenek jawab kalau Mama udah gak ada. Dan dia bilang Mama orang jahat. Apa bener Mama orang jahat dan ninggalin Jun gitu aja?"

Renjun kembali terdiam mendengar perkataan anaknya dan menatap Piao Jun dengan mata yang berkaca-kaca.

"Eh, Papa jangan nangis dong. Jun gak bahas tentang Mama lagi deh, Jun janji. Papa jangan nangis ya? Nanti Jun ikutan nangis," Piao Jun memeluk Renjun dengan erat, dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Renjun.

Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang