"Piao Jun tunggu disini dulu ya? Tante Kyra mau ke kamar mandi sebentar, oke? Soalnya udah gak tahan lagi nih. Ingat ya, gak boleh pergi kemana-mana. Nanti kalau Tante kesini kamu nya gak ada, Tante bilangin Papa kamu biar di marahin, oke?"
Piao Jun mengangukkan kepalanya mengerti, ia duduk di kursi taman Rumah Sakit. Setelah dua hari di rawat Rumah Sakit, akhirnya Piao Jun di perbolehkan pulang ke Rumah.
Setelah mengatakan itu, Kyra pergi dari sana untuk ke kamar mandi. Piao Jun memandang di sekeliling, sambil mengayunkan kedua kakinya.
Piao Jun tidak sengaja melihat adegan seorang Ibu yang sedang menyuapi anaknya yang sedang sakit. Ia tersenyum tipis, dirinya sangat iri pada anak kecil itu.
"Andai aja Jun punya Mama. Saat Jun sakit pasti di suapin kayak gitu. Jun sangat bosan di suapi sama Nenek, Kakek, apalagi sama Papa. Menyebalkan! Jun minta suapin sama Tante Kyra aja gak di bolehin sama Papa," Piao Jun mengerucutkan bibirnya. Lalu matanya berkaca-kaca saat melihat anak dan ibu itu berpelukan.
"Jun jadi kangen Mama. Kira-kira Mama ada di mana ya sekarang?" tanya Piao Jun entah pada siapa. Ia menatap langit biru yang cerah. Dadanya kembali terasa sakit.
"Pa? Dada Jun sakit, Pa~" Piao Jun menangis kecil. Ia meremat dada nya yang terasa sakit. Mungkin penyakit jantungnya kambuh lagi.
"Tante Kyra~ Nenek~ Dada Jun sakit~" Anak itu tertidur di bangku taman sambil memegangi dadanya. Siapapun itu, tolong Piao Jun sekarang.
"Sakit!!" teriak Piao Jun kesakitan, napas nya terengah-engah, rasanya sangat sesak.
"Hey? Kamu baik-baik saja?" seorang wanita bertanya pada Piao Jun, dan ia duduk di samping Anak itu yang sedang tiduran.
"Tan-te ... Dada Jun sakit banget. Tolong Jun."
Wanita itu melotot tidak percaya, dengan cepat ia membantu Piao Jun untuk bangun, sambil mengusap-usap dada nya.
"Sakit disini? Apa sudah agak mendingan?" tanya wanita itu khawatir. Ia merasa sangat cemas dengan anak kecil di depannya ini.
Piao Jun menarik napasnya dalam dalam, setelah dadanya di usap-usap oleh wanita di depannya ini. Rasa sakitnya sudah berkurang walaupun hanya sedikit.
"Jun haus, apa Tante ada minuman?" tanya anak kecil itu dengan suara serak.
Wanita itu menyodorkan botol minum air putih yang kebetulan masih di segel. Ia sempet membelinya tapi belum meminumnya.
Dengan sekali tegukan botol itu habis di minum oleh Piao Jun, rasanya sangat segar setelah minum air putih. Dan dada nya tidak sesak lagi, Piao Jun menghela napasnya.
"Makasih ya, Tante. Kalau Tante gak ada disini mungkin Piao Jun tadi udah mati," ucapnya dengan polos.
Wanita itu tersenyum manis pada Piao Jun, lalu mengusap kepala anak itu.
"Sama-sama sayang. Oiya, kalau boleh tau-nama kamu siapa?"
"Karena Tante baik, Jun bakal kasih tau. Soalnya Papa bilang sama Jun jangan kasih tau nama kita ke sembarang orang. Nama aku Huang Piao Jun."
Wanita itu seketika terdiam dan menatap wajah Piao Jun dengan intens.
"Tante kenapa diam aja? Oiya, nama Tante siapa?"
"Boleh Tante peluk kamu?" tanya wanita itu dengan suara parau. Ia sangat berharap bisa memeluk anak kecil yang di depannya.
"Boleh kok. Peluk Jun aja, tapi jangan erat-erat ya? Nanti dada Jun sakit lagi," Piao Jun tertawa kecil. Ia langsung memeluk wanita yang di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅
Fanfic[COMPLETED] Pernahkah kalian merasakan bagaimana sakitnya dikhianati? Terlebih, pengkhianatan tersebut dilakukan oleh orang yang amat sangat kau cintai selama ini. Begitulah kisah tragis yang dialami oleh Huang Renjun yang merupakan seorang CEO muda...