Jari Renjun bergerak dengan lincah di atas keyboard. Bahkan matanya tak henti menatap layar komputer di depannya. Pekerjaan nya hari ini lumayan banyak, dan dia juga tidak sadar kalau ini sudah larut malam.
Ponsel nya berdering, memecahkan konsentrasi Renjun. Pria itu langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Kamu masih di kantor?"
Renjun berdehem. Dia lanjut mengetik kembali di keyboard. Panggilan nya ia load speaker agar bisa terdengar lebih keras..
"Ya, Ma. Ada apa?"
"Piao Jun gak mau tidur kalau kamu belum pulang. Dia mau tidur sama kamu."
"Baiklah, aku akan segera pulang. Dia mau nitip apa?"
"Nenek! Biarkan aku bicara sama Papa! Pa! Aku nitip ice cream yang di tempat kotak itu ya?!"
"Ini sudah malam, Piao Jun. Yang benar saja makan ice cream malam-malam!"
"Tapi Piao Jun mau makan ice cream, Papa~
Please, ya~"Renjun menjadi lemah hanya mendengar suara rengekan putra semata wayangnya itu. Ia pun akhirnya menyerah dan mengiyakan permintaan Piao Jun. Dan panggilan mereka langsung terputus.
Renjun menghentikan kegiatan mengetik nya. Ia langsung melihat jam yang berada di dinding. Jam sepuluh malam, dan putranya belum tidur? Tidak biasanya Piao Jun mau tidur bersamanya. Biasanya dia selalu menolak tidur bersama nya dengan alasan "aku sudah besar, Papa! Jadi aku mau tidur sendiri!"
Tapi sekarang? Bahkan Piao Jun sampai rela menunggunya sampai malam begini dan meminta Renjun untuk membelikannya ice cream.
Renjun tersenyum tipis, jarang sekali putranya bertingkah sangat manja seperti ini.
Renjun langsung mengemas barang-barangnya. Ia memakai jas kantornya, lalu keluar dari ruangan nya. Niatnya Renjun mau lembur di kantor, tapi putranya itu meminta dirinya untuk pulang dan tidur bersamanya. Bagaimana bisa Renjun menolak permintaan itu? Tentu saja tidak.
Semua lampu di kantor sudah mati, dan para karyawan pun sudah pada pulang. Karena jam kerja di Perusahaan Huang dari jam tujuh pagi sampai jam lima sore.
Mata Renjun tak sengaja melihat komputer menyala. Ia pun mendekat, dan ternyata masih ada orang di kantor ini selain dirinya. Bahkan komputer nya hidup begitu saja, tapi dia malah tertidur di depan komputer.
Renjun menatap lekat gadis yang sedang tertidur itu.
"Kyra? Dia belum pulang?" gumam Renjun, matanya pun beralih pada komputer Kyra yang menampilkan hasil Desain Produk Tuan Liu. Renjun tersenyum tipis, desain inilah yang Renjun inginkan. Bahkan dirinya merasa puas saat melihat hasil desain buatan Kyra.
"Presdir Huang Tenang saja. Saya yakin Presdir akan menyukai desain buatan saya."
Dirinya kembali mengingat perkataan Kyra saat siang tadi. Dan gadis itu berkata benar. Renjun menyukai hasil desainnya. Bahkan desain tersebut sesuai dengan apa yang di ekspentasikan dirinya.
"File nya belum di save? Dasar gadis ceroboh. Bagaimana nanti kalau ada orang iseng menghapus hasil desainnya." Renjun langsung mengklik tombol save di sana. Ia pun mematikan komputer Kyra.
Renjun menatap wajah Kyra yang sedang tertidur di atas meja. Rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya. Tangan Renjun terulur untuk merapihkan rambut Kyra yang agak sedikit berantakan. Tapi gerakan itu terhenti karena ponsel Kyra berdering di mejanya, niat Renjun jadi tertunda.
Pria itu langsung menyembunyikan tangannya di saku celana dan memasang ekspresi datar. Renjun melirik ponsel Kyra yang berdering dan menampilkan nama 'Ningning' disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅
Fanfiction[COMPLETED] Pernahkah kalian merasakan bagaimana sakitnya dikhianati? Terlebih, pengkhianatan tersebut dilakukan oleh orang yang amat sangat kau cintai selama ini. Begitulah kisah tragis yang dialami oleh Huang Renjun yang merupakan seorang CEO muda...