28

10K 1.4K 168
                                    

Sedari tadi Renjun tak ada hentinya mondar-mandir di luar pintu kamar inap Piao Jun. Pria itu khawatir terhadap putranya.

Kyra yang melihat Presdir nya merasa khawatir, ia berusaha menenangkan Renjun. Ia mengeluarkan selembar tisu, dan mengelap keringat Renjun.

"Presdir jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Termasuk Piao Jun, saya yakin Jun anak yang kuat seperti Papa nya," Kata-kata yang keluar dari mulut Kyra sangat menenangkan Renjun.

Pria itu tersenyum tipis, dan melihat ke arah pintu.

"Ya, semoga saja. Piao Jun anak yang kuat."

Tiba-tiba Kyra merentangkan kedua tangannya. Renjun yang melihat itu kebingungannya.

"Apa Presdir butuh pelukan? Kalau iya saya–"

Tanpa ragu Renjun langsung memeluknya dengan erat. Kyra menepuk-nepuk punggung untuk memberikan semangat pada Renjun.

"Tolong katakan kalau Piao Jun akan baik-baik saja. Saya mohon." Lirih Renjun. Ia hampir menangis di pelukan Kyra. Renjun mengeratkan pelukannya.

"Saya tidak mau kehilangan Piao Jun, dia sangat berharga untuk saya. Dia adalah hidup saya. Demi apapun, kalau saya sampai kehilangan dia–"

"Sssttt, Presdir bicara apa? Piao Jun anak yang kuat, saya percaya itu. Dia akan segera sembuh. Percayakan pada dokter atau tuhan kalau anak Presdir akan baik-baik saja."

"Semoga."

"Dengan keluarga Huang?"ucap salah satu Dokter yang baru saja keluar dari kamar inap Piao Jun.

Renjun langsung melepaskan pelukan Kyra, dan menghapus air matanya.

"Ya, saya Papa nya yang bernama Huang Renjun. Bagaimana kondisi Piao Jun? Dia baik-baik saja kan?" tanya Renjun dengan raut wajah khawatir.

"Mari ikut saya, kita bicarakan ini di ruangan saya."

"Kyra? Saya minta tolong sama kamu, untuk saat ini jaga Piao Jun sementara ya?"

"Baik, Presdir. Saya sudah boleh masuk kan, Dok, Untuk melihat kondisi Piao Jun?" tanya Kyra.

"Silakan. Kalau ada yang sesuatu terjadi pada Piao Jun, tekan bel yang berada di meja."

"Mari Tuan Huang." Renjun tersenyum pada Kyra, setelahnya ia mengikuti dokter itu untuk menuju ruangannya.

Dengan perlahan Kyra membuka pintu, dan masuk ke kamar inap Piao Jun. Ia mengambil kursi dan menaruhnya di samping tempat tidur Piao Jun.

Ia melepas tasnya, dan menaruh di meja kecil. Kyra memerhatikan wajah Piao Jun yang terlihat sangat pucat, bibirnya pecah-pecah, tangannya yang dingin.

Kyra menggosok-gosokan tangan nya, lalu menempelkan nya pada tangan Piao Jun agar menjadi sedikit hangat.

"Piao Jun~ bangun ya sayang? Kamu gak kasian sama Papa kamu? Dia khawatir banget kamu kenapa-napa. Bangun yuk~" Kyra mengusap rambut Piao Jun dengan lembut.

"Kamu tuh suka banget ya bikin Tante Kyra, Papa mu, Nenek, Bahkan Kakek mu khawatir. Ayo bangun, nanti kalau kamu dah sembuh kita jalan-jalan, hm? Tante yakin kalau Jun anak yang kuat! Dan bisa melawan penyakit Jun." Kyra menangis kecil, ia menggenggam tangan Piao Jun yang dingin.

"Tante khawatir banget sama kamu, Jun. Cepatlah sembuh, hm?" Kyra menghapus air matanya.

Gadis itu terkejut saat ada seseorang yang mengusap rambutnya dari belakang. Ia menoleh dan mendapati Renjun yang sedang tersenyum miris.

"Jun akan baik-baik saja. Kata Dokter kita beruntung membawa Piao Jun tepat waktu, kalau tidak pasti dia sudah tidak tertolong nyawanya," ucap Renjun.

Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang