30

10.3K 1.4K 136
                                    

"Baiklah, mari kita akhiri rapat nya. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Tuan Liu yang sudah mau menjadi investor Perusahaan Huang."

"Sama-sama Presdir Huang. Kalau begitu saya pergi dulu." Tuan Liu berdiri dari duduknya, lalu pergi dari Ruangan rapat. Semua karyawan yang menghadiri rapat bernapas lega, sudah enam jam mereka melakukan rapat penting ini dari pagi sampai siang. Dan sudah saat nya mereka istirahat sejenak.

Renjun melirik Kyra yang sedang membereskan barang-barang nya. Dan pergi begitu saja dari ruangan, tanpa pamit ke Renjun. Pria itu kebingungan dengan sikap Kyra yang mendadak menjadi pendiam, berbicara seadanya. Apakah ia marah kalau dirinya memeluk Li Xia tadi? Oh, atau sedang cemburu? Pikir Renjun.

"Iya, dia sedang cemburu. Coba saja kamu dekati dia, palingan dia akan berusaha menghindar darimu."

Perkataan Li Xia kembali terngiang-ngiang di kepalanya. Jadi benarkah Kyra sedang cemburu? Renjun harus mencari tau tentang ini.

Ia membenarkan jas hitamnya, lalu keluar dari ruangan rapat. Renjun langsung mencari Kyra di ruangan tapi ia tidak ada disana. Renjun pun bertanya pada Hendery.

"Guanheng?"

"Ya, Presdir. Ada apa?" tanya Hendery takut-takut. Masalahnya ia tadi membiarkan Kyra memasuki ruangan Renjun. Jelas-jelas tadi Presdir menyuruhnya agar melarang Kyra memasuki ruangannya. 'Mampus gue! Bakal kena bas nih sama bos.' Batin Hendery.

"Saya–"

"Maafkan saya Presdir! Maafkan saya!" Hendery membungkukkan badannya berkali-kali, sampai semua karyawan menoleh padanya. Xiaojun yang duduk di sampingnya agak sedikit terkejut.

"Eh? Kenapa kamu meminta maaf?" tanya Renjun bingung.

Hendery menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

"Maafkan saya karena sudah membiarkan Kyra memasuki ruangan anda. Padahal Presdir sudah menyuruh saya untuk melarangnya. Habis tuh si Kyra maksa banget! Kata nya mau ngasih tau ada rapat penting dan Tuan Liu datang juga. Dengan terpaksa saya membiarkan dia masuk. Sekali lagi saya mohon maaf."

Renjun tersenyum, kemudian menepuk-nepuk bahu Hendery. Jangan tanyakan reaksi pria itu, rasanya ia mau jungkir balik saja melihat perubahan sikap Presdir nya ini yang terkesan tiba-tiba.

"Tidak apa-apa. Saya justru mau berterima kasih karena kamu membiarkan Kyra masuk ke ruangan saya. Oiya, saya kesini buat bertanya ... Apakah kamu melihat Kyra sesudah rapat tadi?"

Hendery tampak berpikir, kemudian berkata "Saya tau ada dimana dia sekarang. Tapi dia melarang saya agar tidak memberitahu siapa-siapa, termasuk Presdir juga."

Renjun mengeryitkan alisnya bingung, ia pun bersedekap dada.

"Jadi Maksud kamu ... Kyra tidak ada di kantor ini? Kemana dia?" tanya Renjun.

"Iya, dia tidak ada di kantor ini. Dia pergi bersama seorang pria? Mungkin itu teman kampus nya." Jawab Hendery.

"Terus dimana dia sekarang? Saya mau menyusulnya."

"Maaf, saya tidak bisa memberitahu Presdir. Soalnya Kyra–"

"Gaji kamu saya naikin satu juta. Bagaimana? Yang tadinya gaji kamu 4juta perbulan ... Jadi 5juta. Bagaimana?"

"APA?!!" Hendery berteriak keras, sampai semua karyawan melihat ke arahnya. Pria itu pun meminta maaf karena sudah membuat kebisingan.

"Jadi gimana? Gaji kamu saya naikin 1juta dan jadi 5juta per bulan gaji nya. Asal kamu mau ngasih tau dimana Kyra sekarang."

Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang