25

11.1K 1.5K 378
                                    

"Udah berhenti nangisnya. Kamu gak malu apa di liatin banyak orang? Saya yang malu."

"Yaudah! Kalau Presdir malu pergi aja! Lagian juga siapa yang meminta Presdir nemenin saya disini?!!"

"Astaga, galak bener. Untung calon istri. Kalau bukan–"

"Saya bukan calon istri Presdir!!"

"Iya-iya, eh malah nangis kenceng dia. Oke, diam ya. Berhenti nangis. Mau saya beliin apa?"

Kyra langsung berhenti nangis, dan menatap wajah Presdir dengan sendu.
Renjun yang melihat Kyra menangis terus menerus merasa tidak tega. Ia mengeluarkan sapu tangannya, dan memberikan nya pada Kyra.

"Berhenti menangis. Saya tidak suka melihat kamu nangis. Kamu jelek kalau lagi nangis. Tersenyum lah," Renjun berusaha menghibur Kyra dengan memamerkan senyum lebar.

Kyra tertawa pelan, ia menghapus air matanya menggunakan sapu tangan yang di berikan oleh Renjun.

"Terima kasih, Presdir, sudah mau menghibur saya," ucap Kyra dengan nada lirih.

"Sudah kewajiban saya menghibur kamu ketika sedang sedih. Ngomong-ngomong ... Kamu kenapa nangis seperti ini? Apa ada orang yang menyakitimu?" tanya Renjun. Ia menaruh kepala Kyra di pundaknya, karena Renjun tau kalau gadis yang di samping nya ini butuh sandaran.

Mata Kyra berkaca-kaca, ia berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah lagi.

"Ada orang yang menyakiti hati saya. Itu lah sebabnya saya nangis."

"Eh, siapa yang nyakitin hati kamu?"

"Siapa lagi kalau bukan tunangan saya. Eh, ralat, mantan tunangan saya. Veno selingkuh. Pagi ini saya menciduknya di apartemennya. Dia bersama seorang gadis," curhat Kyra. Ia benar-benar menahan tangisnya agar tidak pecah. Dia tidak mau dada nya terasa sakit jika mengingat kejadian tadi pagi.

Renjun mengusap kepala Kyra dengan lembut, dan membuat gadis itu merasa nyaman berada di dekatnya.

"Saya juga ngalamin apa yang kamu alami. Hati saya sakit saat mengetahui Li Xia selingkuh dan menikah dengan saya hanya karena harta. Dia sungguh licik. Dan bodohnya saya yang tidak menyadari ini, kalau dia sudah berselingkuh sejak saya dan dia masih pacaran. Sangat gila bukan?"

Pengungkapan Renjun membuat Kyra terkejut. Ia menghapus air matanya, dan menatap Renjun.

"Kita berdua orang yang di sakiti oleh orang yang kita cintai. Saya tidak menyangka kalau Li Xia bisa berbuat seperti itu pada Presdir."

"Saya juga tidak menyangka kalau Veno juga bisa berbuat seperti itu. Saya kira Veno tipe Pria yang sangat setia pada pasangannya. Sepertinya tidak," ucap Renjun.

"Entahlah. Saya masih tidak percaya kalau dia selingkuh. Tapi –"

"Stop! Berhenti membicarakan Veno dan lupakan masa lalu. Mulai sekarang kita harus melihat masa depan dan tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan."

Renjun berdiri dari duduknya, lalu membenarkan jas hitam, beserta dasinya.

"Maksud Presdir apa?"

"Maksud saya, lupakan Veno dan lihat saya. Kamu masih ingat tantangan kita bukan?" tanya Renjun, sambil menaikan turun alisnya menggoda.

Kyra memasang ekspresi datar, lalu memukul Renjun Menggunakan tasnya.

"Disaat saya patah hati, dan Presdir masih mencuri kesempatan dalam kesempitan?! Saya–" Renjun menarik tangan Kyra, dan membawa gadis itu dalam pelukannya.

"Saya tau kalau ini terkesan jahat. Tapi tolong–lupakan Veno dan lihat saya. Saya cinta sama kamu. Dan saya tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati kamu dan membuat kamu mencintai saya. Jika kamu butuh saya dalam kondisi apapun itu, hubungi saya. Dengan secepat kilat, saya akan datang menemui kamu, Ngerti? Ijinkan saya membuat kamu melupakan pria sebrengsek Veno," bisik Renjun. Sambil mengusap rambut Kyra dengan lembut.

Single Parent | Huang Renjun [SUDAH TERBIT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang