12 || Meet Erika

1.8K 131 0
                                    

Tepat ketika bel pulang berbunyi, Agnan meraih tasnya lalu menyampirkan di pundak. Ketika teman-teman sekelasnya sedang berberes, Agnan malah sudah siap sedari tadi.

Jangan tanyakan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Tadi ketika Pak Dedi-- guru Matematika masih sedang menerangkan pelajaran, Agnan sudah membereskan buku-bukunya.

"Woy! Mau kemana lo?" teriak Fahmi ketika Agnan baru saja keluar dari kelas. Agnan menoleh sejenak dan mendapati sosok Fahmi di belakangnya.

"Mau ke aula," jawab Agnan singkat. Kini keduanya berjalan beriringan. Tampak sedikit berdesak-desakan dengan murid lainnya di sepanjang koridor.

"Rapat?"

"Iya."

"Tentang lomba PBB variasi itu, ya?"

Agnan mengangguk pelan. Hari ini ia memang sedang ingin menghadiri rapat ekstrakurikulernya. Makanya tadi ia buru-buru. Sebagai ketua ekskul Paskibra, ia terlatih menjadi seseorang yang disiplin. Baik itu disiplin waktu dan penampilan.

Dan tentang pertanyaan Fahmi barusan, itu merupakan salah satu program kerja Paskibra dari sejak ia diangkat sebagai ketua.

Lomba PBB disertai variasi yang akan diselenggarakan di Star High, dan anak Paskibra yang menjadi panitianya. Lomba tersebut terbuka untuk siswa SMP sederajat. Lomba yang akan diselenggarakan bulan depan tersebut, akan dibahas hari ini juga.

"Yaudah deh, semangat my bro. Gue duluan." Setelah Fahmi pamit, Agnan berbelok ke arah kanan setelah melalui koridor gedung kelas.

Aula utama terletak di samping gedung laboratorium, tempat yang akan menjadi rapat ekskul Paskibra kali ini. Star High memang hanya menyediakan ruangan untuk beberapa ekskul saja. Seperti OSIS, Klub basket, futsal, klub seni dan klub jurnalistik. Sedangkan untuk ekskul lain seperti Pramuka, PMR, Paskibra, klub fotografi, cheerleaders, modelling, rohis dan yang lainnya memang dialihkan ke aula saja. Kalau ada ekskul yang kebetulan bertabrakan jadwal rapat, salah satunya kadang dialihkan ke kelas-kelas.

Agnan memasuki aula dengan raut wajah datarnya. Cowok itu kalau sudah urusan ekskul, sifat dan sikap tengilnya menghilang. Berganti menjadi sosok Agnan yang tegas, dewasa dan disiplin.

"Udah hadir semua?" tanya Agnan sembari duduk di kursi yang khusus disediakan untuknya.

"Tinggal beberapa aja sih, Nan. Mungkin udah otw," jawab Clara, sekretaris Paskibra. Cewek yang memiliki tinggi hampir 170 cm itu tampak menyusun beberapa daftar hadir yang akan dibagikan nanti.

"Semuanya udah siap, kan?" tanya Agnan lagi.

"Daftar hadir siap, laporan keuangan udah diperiksa sama Beby, dan proposalnya udah selesai. Tinggal kita rapat diskusi aja terus ngajuin hasilnya ke Pak Alex."

Agnan mengangguk-angguk pelan, tanda mengerti. Cowok itu tampak melepas jaket hitamnya yang sedari tadi terpasang di badannya. Menyampirkan jaket tersebut di kursi yang ia duduki dan meletakkan tasnya di atas meja.

Tak lama kemudian, dua orang datang dengan tergesa-gesa. Mengalihkan atensi Agnan.

"Langsung duduk, terus kita rapat! Waktu kita sedikit dan masih banyak yang harus dibicarakan!" seru Agnan lantang. Membuat dua anggota tadi langsung mencari tempat duduk.

Setelah semua anggota inti Paskibra hadir, Clara sebagai sekretaris membuka rapat hari ini. Dan sepanjang jalannya rapat, sifat dan sikap Agnan yang biasanya jahil dan tengil seolah melayang. Terganti menjadi sosok yang suka memamerkan wajah datarnya. Membuktikan bahwa cowok itu bisa serius juga.

***

Tepat jam lima sore, rapat ekskul itu selesai. Terlihat para anggota mulai meninggalkan aula. Masing-masing dari mereka tampak menampilkan wajah yang cukup puas atas semua keputusan rapat hari ini.

All About Us [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang