Icha sedang menata beberapa cup puding pada meja yang menjadi stand dagangan milik OSIS. Gadis yang menguncir rambutnya itu tidak sendirian. Ada Elsa dan Hanif yang sedang sibuk mempromosikan dagangan di depan stand.
Stand OSIS ini memang hanya dikelola beberapa pengurus inti saja. Itu sudah menjadi keputusan bersama dalam rapat dahulu.
"Vin, kue cokelatnya udah diambil?" tanya Icha pada Malvin yang sedang sibuk menata beberapa botol softdrink. Cowok itu tampak keren dengan kemeja kotak-kotak yang kancingnya dibiarkan terbuka dan menampilkan kaos hitam di dalamnya.
"Masih di mobil gue. Udah gue suruh si Evan sama Kemal ngambil."
"Tapi kok sampe sekarang belum dateng juga, ya? Ini udah mau jam 9 lho, bentar lagi acaranya mulai. Pasti pengunjung bakalan semakin banyak."
"Ya udah, gue susulin mereka dulu."
"Jangan lama-lama, ya, lo," peringat Icha dan mendapat anggukan kepala dari Malvin.
Sepeninggalnya Malvin, kini hanya menyisakan Icha di sana. Gadis itu masih tenang menyusun cup puding dan tampak tak terganggu dengan teriakan Elsa dan Hanif di depan. Kedua temannya itu begitu bersemangat mempromosikan dagangan mereka.
Icha tersentak kaget ketika sebotol air mineral dingin tiba-tiba ditempelkan di pipinya. Ia langsung menoleh ke arah si pelaku dengan tatapan horor.
"Agnan! Ngagetin aja tau, gak!" kesal Icha seraya melototkan matanya.
Agnan yang baru saja melakukan aksi jahil itu hanya menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Pemuda itu tampak gagah dengan balutan seragam khusus Paskibra Star High.
Seragam yang dipakai Agnan cukup menarik dengan atasan lengan panjang berwarna putih dengan aksen merah dan kuning. Beberapa lambang juga menempel di sana. Celana berwarna hitam yang dipakainya pun juga tampak keren. Tak ketinggalan sepatu boot putih membungkus kedua kaki pemuda itu.
Icha sedikit terpesona akan penampilan berbeda Agnan hari ini. Cowok itu semakin tampan dengan balutan seragam keren seperti ini. Apalagi sedari tadi cowok itu menyengir tidak jelas, tidak tahu saja kalau cengirannya itu bisa membuat cewek-cewek menjerit.
"Kaget, ya? Hehe maaf, lagi mode jahil," ujar Agnan seraya menjauhkan botol minum tadi.
"Lagian lo ngapain kesini, sih? Bukannya acaranya bakalan dimulai?"
"Masih ada sisa waktu 15 menit, Cha. Jangan buru-buru, ah. Gue tau, kok, lo udah gak sabar pengen liat gue di lapangan, 'kan?" goda Agnan sembari mengerlingkan matanya. Hal itu membuat pipi Icha lantas memerah karena malu, tapi sebisa mungkin ia menutupinya. Bisa gawat kalau Agnan tahu ia sedang blushing. Harga dirinya bisa runtuh saat itu juga.
"Jangan geer lo! Gak penting banget liat lo di lapangan."
"Ah, masa sih?"
"Gak usah alay!"
Agnan terkekeh melihat wajah sebal Icha. Merasa gemas sendiri dengan ekspresi teman kecilnya itu.
"Gue kesini sebenernya pengen minta bantuan sama lo, Cha," ujar Agnan menyampaikan maksudnya. Cowok itu meletakkan botol minum tadi di meja dan mengeluarkan sebuah peci khusus Paskibra dari arah belakangnya.
Kening Icha sedikit mengernyit, tidak mengerti apa maksud pemuda di depannya ini.
"Tolong bantu gue pasang peci ini," lanjut Agnan dengan nada suara rendah. Bahkan Icha menelan salivanya mendengar suara berat itu. Akhir-akhir ini, ia seringkali bersikap berlebihan kala Agnan bersikap di luar dugaan. Membuat Icha tidak mengerti apa yang terjadi dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us [Terbit]
Genç KurguNatarisha Khumaira, gadis yang sering disapa Icha ini harus melewati masa SMA-nya dengan satu kelas bersama Agnan. Tetangga sekaligus teman kecilnya yang hobi sekali mengganggunya. Mereka tidak sahabatan, walaupun memang mereka tumbuh dan berkembang...