1 || Sepatu Icha

3.8K 260 7
                                    

"Agnan gila!"

"Agnan setan!"

"Gak punya otak!"

"Cowok sarap!"

Umpatan itu seakan mengiringi Agnan yang sedang berjongkok di tepi kolam ikan. Tangan cowok itu memegang sebuah kayu panjang yang sedari tadi ia gerakkan untuk menggapai sebuah sepatu pantofel yang berada di tengah kolam.

"Cha, lo tuh ya dari tadi ngatain gue terus, nggak capek apa," tegur Agnan ketika telinganya sudah panas mendengar Icha mengumpat terus.

"Nggak! Emang lo-nya aja yang enak diumpat!" sarkas Icha. Cewek itu tengah berdiri di samping Agnan sambil bersedekap dada.

Icha rasanya ingin menangis saja kala Agnan bilang kalau sepatunya sudah dilempar di kolam ikan tadi. Makanya ketika bel pulang baru saja berbunyi, dengan sadisnya Icha menggeret Agnan menuju kolam ikan yang berada di belakang laboratorium IPA untuk mengambil sepatunya.

Agnan yang merasa bersalah, sedikit, mau tak mau mengikuti saja kemauan Icha. Ia tidak ingin mendapatkan kekerasan yang lebih lagi dari Icha.

"Jahat banget ngomongnya."

"Elo yang jahat! Gak sadar diri banget!" ujar Icha nge-gas. Membuat Agnan menghela napas lalu memutar bola matanya jengah.

"Iya deh, sorry, lagian kan sepatu lo gak hilang. Cuman gue lempar ke kolam, dan liat ..." Agnan tampak sudah berhasil menggapai sepatu Icha, dan langsung saja mengangkat benda berwarna hitam itu dari kolam ke permukaan menggunakan kayu tadi.

"... sepatu lo baik-baik aja."

Icha melengos. "Baik-baik aja pala lu setan! Kotor dan bau gini itu semua gara-gara lo tau!"

"Yaudah sih, kan bisa di bersihin lagi Icha. Jangan kayak orang susah deh," sahut Agnan gemas.

"Tapi ini tuh sepatu baru, Nan, belinya juga gue pake uang tabungan." Icha kini menatap ke arah sepatunya dengan tatapan sendu. Ia tidak berinisiatif memegang benda miliknya itu karena benar-benar kotor dan bau. For you information, kolam ikan yang berada di belakang lab IPA itu kotor dan banyak sekali lumut serta hewan-hewan menjijikkan seperti kodok dan siput yang menetap di sana.

Agnan menatap ke arah Icha dengan tatapan kasihan bercampur geli. Kasihan karena ternyata sepatu itu ternyata baru, dan geli melihat raut sedih terpampang di wajah Icha. Menurutnya Icha itu nggak cocok pasang muka sok tersakiti kayak begitu.

"Terus gimana?" tanya Agnan polos.

"Beliin gue yang baru."

Agnan sontak melongo. "Hah? Gak salah denger nih gue, masa kayak gitu aja minta dibeliin."

"Pokoknya gak mau tau, lo harus ganti sepatu gue," ujar Icha final, tak terbantahkan. Agnan menggeleng-geleng pelan, tidak habis pikir sama pikiran Icha.

"Cha, beneran nih minta dibeliin yang baru?"

"Lo pikir gue boong? Gue serius!"

"Gue bersihin aja ya sepatu lo ini, ntar juga kayak baru lagi."

"Nggak! Gue mau yang baru, gak mau tau pokoknya!"

Agnan rasanya ingin sekali melempar Icha ke kolam ikan. Ia sadar kalau sekarang cewek itu sedang mengerjainya.

"Cha--"

"Sepatunya harus yang merk begini juga, ukuran 38."

"Cha."

"Belinya harus di mall."

"Cha."

"Lusa sepatu itu udah harus ada!"

All About Us [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang