25 || Again

1.5K 100 9
                                    

Seorang gadis yang masih memakai seragam sekolah tampak melewati area parkiran dengan mengendap-ngendap. Gadis yang ber-name tag Natarisha Khumaira itu sesekali menoleh ke belakang, ke kiri, dan kanan dengan tatapan awas.

Bel pulang sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu, dan sekolah sudah cukup sepi. Hanya ada beberapa murid yang tinggal, dengan urusan yang berbeda-beda.

"Mau kabur, ya?"

Icha sontak membelalakkan matanya kaget ketika suara itu terdengar dekat dari telinganya. Tadinya ia sedang menoleh ke belakang, ketika suara itu menyapanya dari depan.

Cewek itu langsung menyengir ketika melihat sosok si penghasil suara tadi. "Siapa yang mau kabur coba?"

Agnan tampak memicingkan mata tak percaya. Gerak-gerik Icha sudah ia pantau sejak cewek itu keluar dari gedung kelas. Dan tentu saja ia yakin Icha sedang berusaha kabur darinya.

"Nggak usah ngelak. Lo dari tadi ngendap-ngendap gitu mau kabur dari gue, 'kan?" tembak Agnan langsung, terselip nada sebal dari sana.

"Sakit jiwa lo! Kenapa coba gue harus kabur dari lo?" tanya Icha tak terima.

"Karena gak mau nepatin janji, right?"

Icha langsung gelagapan mendengar itu. Ucapan Agnan memang benar, ia sedang berusaha kabur dari cowok itu. Tetapi bukan berarti ia tidak ingin menepati janjinya, hanya saja ia sedang malas kalau harus keluar lagi dengan cowok itu.

Ketika bel pulang berbunyi tadi, Icha memilih tinggal lebih lama di kelas. Tentu saja hal itu mengundang pertanyaan dari teman-teman dekatnya, tapi ia bisa berkilah kalau sedang ada urusan OSIS.

Setengah jam kemudian, Icha baru berani keluar dari kelas. Cewek itu sudah yakin kalau Agnan sudah pulang duluan, tidak mungkin juga cowok itu mau repot-repot menunggunya.

"Inget, ya, Cha. Lo gak boleh ingkar janji," ujar Agnan dengan ekspresi serius. Membuat Icha mau tak mau memutar bola mata malas.

"Jangan hari ini, ya. Gue lagi mager banget buat keluar sama lo. Gue, 'kan, juga masih PMS, masa lo tega?" Icha berujar dengan wajah dimelas-melaskan.

Kalau biasanya Agnan akan tertawa melihat ekspresi menggelikan itu, kali ini tidak. Pemuda itu justru terpaku sejenak melihat wajah melas Icha yang tampak imut di matanya. Wajah yang dua hari ini sungguh menyita pikiran.

"Ya, bodo amat. Bukan urusan gue," sahut Agnan tidak mau tahu. Padahal dalam hati, cowok itu sedikit khawatir. Namun sesekali ia harus bertindak tegas supaya Icha tetap dalam radar paling dekat dengannya.

Icha mengerucutkan bibir mendengar hal itu. Ingin sekali ia memutilasi tubuh tinggi Agnan lalu membuangnya ke lautan.

"Gue ada tugas Matematika, ditunda aja, ya."

"Tugas Matematikanya, 'kan, udah dikumpul tadi, Cha."

"Eh, iya--ya, hehe. Kalo gitu gue ada rapat OSIS."

"Oh, ya? Tadi gue liat Elsa udah pulang? Masa Wakil Ketua gak ikut?"

"Oh, hehe. Lupa lagi, gue mau cepetan pulang karena disuruh sama Oma."

"Oma, 'kan, lagi di rumahnya Tante Rima."

Bangsat.

Icha mengumpat dalam hati, tidak tahu harus mengatakan alasan konyol apalagi. Dan kenapa juga cowok di depannya ini menyebalkan?!

"Udah deh, gak usah nyari alasan konyol gak berfaedah gitu. Pokoknya hari ini kita kulineran, titik!"

"Tapi, Nan-"

All About Us [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang