9 || Gunjingan

1.8K 131 2
                                    

Icha tidak bisa menghentikan senyumnya. Kejadian tadi malam cukup membuatnya kepikiran sampai terus-terusan melengkungkan bibirnya. Bahkan saat ia sedang mengikuti pelajaran di kelas.

Bu Lina selaku guru Bahasa Indonesia yang sedang menerangkan jenis-jenis kalimat di depan kelas tampak tak menarik perhatian Icha. Gadis itu justru asyik dengan lamunannya tentang semalam. Memikirkan bagaimana sikap Arby yang perlahan mulai hangat padanya. Hal itu membuat Icha cukup bahagia karena perubahan sikap Arby.

"Natarisha Khumaira!"

Icha tersentak kaget kala Bu Lina menyebut nama lengkapnya dengan suara yang cukup keras. Sekarang ia merutuki dirinya sendiri saat seluruh pasang mata di kelas tengah menatap dirinya.

"Kamu dari tadi senyum-senyum terus, kamu nggak perhatiin Ibu, ya?" tegur Bu Lina dengan nada sengaja dikeraskan.

Icha ditanya begitu langsung kicep. Karena jujur saja, ia sama sekali tidak memperhatikan guru Bahasa Indonesianya itu.

"Lagi kasmaran dia, Bu. Maklum baru aja jadian sama Agnan," celetuk Fahmi asal yang sontak saja mengundang keributan di sekelilingnya.

"Eh, ngapa gue dibawa-bawa." Agnan langsung protes.

"Tapi beneran deh, Bu. Icha kan gak pernah pacaran selama ini, jadi wajar aja kalau sekarang lagi senyum-senyum sendiri dan gak perhatiin Ibu. Lagi bahagia sih." Kini Gio ikut-ikutan berceletuk. Semakin membuat suasana semakin ribut.

"Apaan kalian! Bacot bener deh!" sarkas Icha sebal.

"Ngaku aja dah lo. Bocil!"

"Eh, maksud lo ap--"

"STOP!"

Seruan itu sontak saja membuat semuanya terdiam. Icha bahkan tidak meneruskan ucapannya yang baru saja ia ingin lontarkan pada Gio.

"Ibu nanyanya ke Icha, bukan ke Gio atau Fahmi," ujar Bu Lina dingin.

Icha menelan salivanya kasar, belum pernah ia membuat keributan selama ini. Dinobatkan sebagai ketua OSIS bulan lalu, membuatnya menjadi pribadi yang tidak ingin macam-macam. Belum lagi banyak yang menjadikannya sebagai sumber teladan. Membuat Icha tidak pernah berbuat onar di dalam kelas maupun di luar.

Dan ini pertama kali ia mendapat teguran dari guru karena hal sepele. Membuat Icha diam-diam merutuki dirinya sendiri yang kadangkala terlalu berlebihan kalau sudah menyangkut Arby.

"Maaf, Bu. Icha yang salah," ujar Icha akhirnya. Gadis itu menundukkan kepalanya tanda ia pasrah.

Terlihat Bu Lina menghela napasnya pelan, "Karena kamu nggak pernah bikin masalah sebelumnya, Ibu maafkan kali ini. Tapi jangan diulangi, apalagi kamu itu ketua OSIS, nggak elok kalau kamu yang notabene pemimpin sekolah ini malah bikin masalah. Walaupun masalah itu kecil."

"Iya, Bu."

Dan semuanya kembali berjalan dengan normal. Bu Lina kembali melanjutkan penjelasannya tentang jenis-jenis kalimat. Begitu pun para murid kelas 11 IPA 2 mulai memperhatikan kembali. Tak terkecuali Icha yang berusaha fokus pada apa yang diterangkan di depannya. Sudah cukup ia mempermalukan dirinya sendiri tadi.

Tapi di bagian bangku belakang, tampak sosok Agnan yang menyorot lurus pandangannya ke arah Icha. Entahlah cowok itu merasa aneh saja dengan sikap Icha hari ini.

Tadi pagi saat ia menjemput cewek itu, Icha tampak sumringah dan selalu tersenyum. Biasanya kan Icha selalu pasang mode senggol bacok kalau ketemu sama dirinya. Dan tadi Icha tidak pernah sekali pun mengeluarkan kata-kata sarkas dan ketusnya. Cewek itu hanya memberikan tanggapan berupa anggukan kepala atau jawaban pendek diiringi senyuman.

All About Us [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang