"Guys gue punya tebak-tebakan!" celetuk Fahmi lantang. Membuat murid-murid IPA 2 menatap penasaran ke arahnya.
Saat ini kelasnya memang sedang free class dikarenakan guru yang harusnya mengajar sedang sakit. Mereka juga sedang tidak diberi tugas apapun, hanya dihimbau untuk tetap di kelas sampai bel istirahat berbunyi.
"Apaan?" tanya Gio penasaran. Cowok itu tadinya sedang bermain game, tapi tampaknya permainan tebak-tebakan Fahmi lebih menarik daripada PUBG saat ini.
"Dengerin ya semuanya!" perintah Fahmi lalu cowok itu berdeham sejenak.
"Ikan, ikan apa yang bisa terbang?"
Semuanya terdiam mendengar tebak-tebakan yang sudah pasti jawabannya akan receh banget. Meskipun begitu masih ada yang ingin meladeni Fahmi kali ini.
"Ikan yang punya sayap," jawab Bimo yang duduk tepat di belakang Fahmi. Cowok bertubuh gempal itu tampak sedang sibuk mengunyah bekal nasi gorengnya.
"Salah! Ayo tebak lagi! Yang lain juga dong!" seru Fahmi lantang.
"Emang ada ikan bisa terbang?"
"Paus?"
"Ikan mas?"
"Ikan koi?"
"Ikan laga-laganya Upin?"
"Ikan halu punya sayap kali, ya."
Teman-teman yang lain pun mulai menyeletuk, membuat suasana sedikit ribut. Fahmi menghembuskan napasnya pelan, lalu menyunggingkan senyum miringnya.
"Ahh lemah kalian. Gak ada yang bener," tukas Fahmi meremehkan.
"Terus yang bener apaan dong?" tanya Ibel, sudah sangat penasaran. Cewek itu juga sempat menebak.
Terlihat Fahmi mengulas senyum miring, dan Agnan yang duduk di samping cowok itu sudah bisa menebak kalau tebak-tebakan Fahmi kali ini bakalan receh banget. Seperti yang lalu-lalu.
"Jadi ikan yang bisa terbang itu, ya, lele lawar. Buahahahahaha."
Krik. Krik. Krik
Semuanya sontak saja melengos panjang mendengar jawaban garing itu. Bahkan Agnan menyentil kening Fahmi saking gregetnya.
"Kok gak ada yang ketawa? Padahal lucu lho," ujar Fahmi.
"Lucu pala lo," sahut Ibel sebal. Sedikit dongkol akan kerecehan teman kelasnya itu.
"Makanya kalo mau ngelawak belajar dulu dari gue," ujar Agnan sembari mengulas senyum sombongnya.
"Dih, yang ada kegaringan gue berlipat-lipat ganda gara-gara lo."
"Sembarangan." Lagi-lagi Agnan menyentil kening Fahmi, kali ini menggunakan pensil mekanik.
"Guys gue juga punya tebak-tebakan. Tapi ini khusus untuk cewek aja, ya. Yang bisa jawab bakal gue ajakin jalan sepulang sekolah." Kini giliran Agnan yang berkoar. Bahkan cowok itu sampai berdiri supaya bisa melihat dengan jelas suasana kelasnya.
Para cewek IPA 2 sontak saja memekik heboh mendengar sayembara kecil-kecilan itu. Mereka sudah tidak sabar untuk menjawab tebak-tebakan Agnan dan diajak jalan nanti.
"Tapi beneran lho, ya, Nan! Jangan ada dusta di antara kita!" ujar Tita heboh.
"Tenang aja, gue bakal nepatin janji kok."
"Yang cowok bisa ikutan nebak gak?" tanya Bimo dan mendapat gelengan kepala dari Agnan.
"Dan kalian para cowok yang tau jawabannya cukup diem aja, gak usah nyaut," peringat Agnan dan hanya dijawab anggukan malas dari para laki-laki di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us [Terbit]
Teen FictionNatarisha Khumaira, gadis yang sering disapa Icha ini harus melewati masa SMA-nya dengan satu kelas bersama Agnan. Tetangga sekaligus teman kecilnya yang hobi sekali mengganggunya. Mereka tidak sahabatan, walaupun memang mereka tumbuh dan berkembang...