Published on
00.20 KST
22 May 2020Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat pasti akan terjatuh juga.
Pepatah itu dengan ketepatan 99,9% tengah terjadi padaku. Ketujuh pria yang berstatus sebagai tunangan, pacar, teman kencan, teman tidur, kekasih, selingkuhan, serta lelaki simpananku itu tengah menghakimiku secara bersamaan.
Tatapan mereka seakan-akan sudah berhasil membuat nyawaku kabur lebih dulu, hingga hanya ragaku saja yang tersisa dan cuma berdiri diam bagai patung.
Kim Richard Namjoon, tunangan yang berencana menikahiku tahun depan itu berjalan mendekatiku.
"Kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu?" Suaranya gelap, lebih gelap dari masa depanku.
"Daripada menjelaskan, bisakah kamu kembalikan rumah ini padaku?" Pacarku ikut bersuara, Kim Arthur Seokjin, konglomerat dengan seribu akta bangunan itu melipat kedua tangan di bawah dada.
"Padahal perasaanku tulus padamu hiks..."
Aku sudah hampir beranjak menghapus air mata Park Delmaron Jimin–teman kencan baruku sejak 3 minggu lalu– yang sudah membasahi sapu tangan pemberianku, ketika Kim Elliote Taehyung tiba-tiba berjalan cepat menghampiriku dengan tatapan sulit diartikan.
"Bisakah kita pergi saja dari sini? Kujamin akan memuaskanmu." Ujarnya sambil menyentuh kedua bahuku. Pria yang selalu tak pernah membuatku kecewa di ranjang itu tersenyum manis, seakan meyakinkanku. Teman tidurku sejak SMA.
"Kukira hubungan kita sudah makin serius." Raut Jung Johen Hoseok yang memalingkan wajah enggan menatapku terlihat begitu kecewa, kekasih yang hangat dan penuh tawa ceria itu, kuhancurkan hati murninya.
Jeon Tyler Jungkook, pemuda paling bersulut-sulut sejak awal, kini mendorong Taehyung dari hadapanku, menunjuk wajah sahabatnya tidak percaya,
"Bagaimana mungkin kamu tidur dengannya? Tidak, bagaimana mungkin aku jadi selingkuhanmu?"Tentu saja ia tak terima menjadi selingkuhanku. Pria nyaris sempurna sepertinya, yang dielu-elukan banyak perempuan, kini akhirnya tahu kenyataan bahwa ia hanya seorang selingkuhan. Kotor, aku.
"Yak! Yoongi! Apa kamu tidak akan mengatakan sesuatu!?" Tuntut Seokjin pada rekan bisnis paling dipercayainya yang tengah duduk santai di sofa tunggal sambil meneguk segelas wine dalam tenang dan hanya memperhatikan sejak awal.
Min Scott Yoongi, pria yang kepergok tidur bersamaku di rumah mewah ini hanya menyandarkan punggung santai, menyilakan kedua kaki sambil berkata,
"Tidak ada, aku yang setuju menjadi lelaki simpanannya.""Hyung!" Pekik Namjoon tidak percaya. Tentu saja, ia selama ini begitu menghormati Yoongi, menjadikan pria itu panutan dalam hidupnya, tapi Yoongi malah menjadi lelaki simpanan dari tunangan paling dicintainya.
"Aku sungguh tidak percaya, kamu setega ini." Jimin menjadi orang pertama yang keluar, ia nampak lebih terpukul dari yang lain.
"Sudahlah, tak perlu kamu kembalikan rumah ini. Jijik bila aku mengambilnya lagi." Seokjin melengos dengan wajah sinis, meninggalkan ruangan dengan suara bergema sepatu kulitnya.
Namjoon melepas cincin yang tertaut pada jari manisnya, meletakkan di atas meja ruang tengah.
"Mari batalkan pertunangan kita."Ia mengikuti Jimin dan Seokjin.
Jungkook masih dengan wajah merah padam berkata padaku,
"Putuskan apa kamu masih mau menjadikanku selingkuhanmu. Kamu tahu aku paling benci diduakan, apalagi ditujuhkan."Jungkookpun meninggalkan ruangan dengan sorot mata yang sepertinya bakal ditakuti para malaikat pencabut nyawa. Hoseok hanya bisa menjatuhkan seikat bunga dan boneka yang rupanya ia akan berikan padaku dan keluar dengan kepala tertunduk tanpa sepatah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] BTS ONESHOOT
Fanfiction🚫18+🚫 Semua kisah tentang mereka bakal terungkap, mulai dari kepedihan perpisahan, kesengsaraan pilihan hidup, keputusasaan cinta, kepahitan dunia, keelokkan takdir, kesenangan berahi, hingga ngerinya kematian. Bukan sekadar roman anak muda masa k...