⟦ 11 | penyusup ⟧
⁺೨*˚·
Malam ini kepadatan ibukota yang biasanya mencekik menjadi tidak semelelahkan biasanya, mungkin karena kemeriahan dan atmosfer sukacita menyambut tahun baru. Dan mungkin ... karena ada Sam di depanku. Berbeda dengan sore tadi, kini aku lebih bisa mengatur debaran di dada. Gugup memang masih ada, tapi tetap tidak menutup rasa nyaman yang perlahan mendekap. Apakah ini efek aroma Sam yang kini kukenakan? Hoodie-nya memang kebesaran di badanku, namun terasa menghangatkan.
Tadi sore aku berdoa supaya cepat-cepat sampai tujuan, tapi detik ini, ketika motor Sam berhenti di lampu merah sementara di persimpangan depan kendaraan merayap lambat, aku diam-diam berharap supaya kemacetan ini dapat bertahan lebih lama.
Tapi, tentu, tidak semuanya akan tetap berada di tempatnya, kan?
"Makasih, Sam, dan maaf gue jadi ngerepotin lo," adalah kata-kata yang kukeluarkan dengan susah payah begitu kami telah sampai di depan rumahku.
Aku menyorongkan helm ke arahnya.
Sam terdiam. Menatapku dan helm bergantian. "Kenapa dikasih ke gue, Kin? Kan, itu helm lo."
Hening.
Astaga, Kinar.
Bodoh.
"Eh, iya, gue lupa," sahutku menahan malu. Rasanya mau berlari memasuki rumah saat itu juga dan tidak pernah keluar lagi sampai sekiranya Sam sudah lupa akan tindakanku barusan.
Tawa Sam pecah. Bahunya terguncang. Matanya menyipit. "Lo lucu banget, sih."
Derai tawanya begitu menular sampai aku merasa sudut bibirku tidak tahan untuk tidak melompat.
"Eh, tapi rumah lo diliat-liat rame taneman juga, ya. Jualan apa gimana, Kin?"
Aku menengok ke rumahku, lalu mengangguk. "Nyokap suka banget sama sukulen."
"Seneng deh liat rumah lo. Tadi sore sebenernya gue sempet ngintip, terus liat kaktus berjejer di depan teras lo. Lucu ya, kecil mungil gitu."
"Loh, Kinar? Kok udah pulang?"
Perhatianku dan Sam sama-sama terarah ke sosok mama yang baru datang dengan motor matic-nya. Sam segera turun dari motor, menghampiri mama, dan menyaliminya.
"Eh? Ini ..."
"Sam, Tante."
Mama tersenyum. "Kok kalian udah pulang?" Tatapan mama bergantian jatuh padaku dan Sam.
"Oh, udah selesai acaranya," jawabku.
"Kok cepet? Kirain sampe ganti tahunnya? Ngapain aja sih emangnya?"
"Tadi ke kafe aja, Tante, awalnya mau pergi lagi, tapi nggak jadi," Sam mewakili.
Mama turun dari motor. "Yah, nggak seru amat? Nggak lihat kembang api, dong? Di lapangan lagi pada seru nobar bareng tuh, selagi nunggu tengah malem buat nyalain kembang api. Kamu mau ke sana, Kinar? Sam abis ini masih ada acara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
twinkles.
Short StoryHanya tentang seorang Kinar yang ingin menyimpan kelap-kelip mata Sam. Kilanara Kinar mengagumi nyala hangat dari seorang Rasi Samudra, laki-laki super ramah yang tawanya menular dan disukai semua orang. Menyimpan rasa sukanya sendiri, Kinar dibawa...