✦ epilog: kelap-kelip

2.7K 411 285
                                    

⟦ k e l a p - k e l i p ⟧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⟦ k e l a p - k e l i p ⟧

୭̥⋆*。

"KINAR!"

Seruan Helga menyambutku ketika aku turun dari ojol yang mengantarku ke rumah gadis itu. Helga melambaikan tangannya semangat dan segera memelukku dari samping.

"Lah, lo nggak sama Sam?"

Aku menggeleng. "Sam ada urusan lain, katanya."

Helga lantas membawaku memasuki rumahnya hingga sampai ke pekarangan belakang yang sudah ditata sedemikian rupa. Ada karpet yang digelar di atas rerumputan; lengkap dengan berbagai jenis makanan. Terlihat ada Gibran, Krama, dan Abra yang tengah berbincang seru sambil mencamili makanan ringan. Hanya Sam yang belum kelihatan batang hidungnya.

Sudah dua minggu berlalu sejak UAS dan liburan pergantian tahun ajaran tengah berlangsung sekarang. Sedari hari terakhir UAS, Helga tiada henti mewanti-wanti agenda yang sempat ia cetuskan: Helga menyebutnya sebagai piknik kecil-kecilan sebagai perayaan usainya periode kelas sebelas. Dan akhirnya, agenda tersebut terealisasikan di minggu kedua liburan.

"Sam mana sih, dia nggak mungkin ketiduran, kan?" Helga membuka toples kacang mede dan menyerahkannya padaku.

"Nggak tau yak sekarang anaknya main rahasia-rahasiaan. Tadi gue ajakin bareng nggak mau dia," Krama yang menyahut.

"Nggak mungkin kan dia dateng-dateng dah bonyok kayak dulu—"

"Sst! Diem lo juragan biskuit."

Aku terkekeh mendengar olokan Helga terhadap Gibran.

"Eh, tapi, waktu sebelum UAS juga susah banget diajak main anaknya. Pasti ada apa-apa."

"Dia lagi sibuk ngerjain sesuatu." Abra yang sedari tadi diam angkat bicara. Lantas perhatian kami tertuju padanya. "Eh, jangan ngeliatin gue gitu, anjir. Maksud gue, biar kalian nggak berasumsi yang aneh-aneh."

"Lah, lu yang bikin kepo."

"Sesuatu apaan, tuh."

"Kin, Sam nggak cerita apa-apa?" Helga beralih padaku. Dan aku hanya bisa menghadiahinya gelengan. Sam tidak pernah mengungkit soal apa yang sedang digelutinya sekarang. Mau tak mau aku ikut penasaran juga. "Apaan, Bra, kasih tau, dong."

"Tanya aja sendiri sama—"

Tepat saat itu, subjek yang sedang dibicarakan muncul. Atensi kami kemudian teralih pada Sam yang sontak berhenti melangkah,  mengangkat alisnya tinggi. "Apaan, kenapa kalian ngeliatin gue kayak gitu?"

twinkles.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang