Sebentar lagi pertandingan finalku akan dimulai.
Aku ditemani oleh Hessa untuk pergi ke ruang atlit.
"Gimana? Udah siap kan lu?" - Hessa
"Siap banget pak coach! ...tapi serius Hes, gua ga bakal main-main, apalagi sekarang udah final" - Nam
Aku menunggu balasan dari Hessa.
Tapi bukannya melanjutkan percakapan kita, dia malah melihat lurus ke depan.
Aku mengikuti arah pandangannya.
....ah.
Ternyata Hessa sedang melihat Hadi dan Gandis.
Hadi sepertinya sedang mengantar Gandis ke ruang atlit juga.
Duh, dia melihat aku dan Hessa.
Aku masih tak mau berurusan dengan mereka...
"Ayo Nam" - Hessa
Hessa memegang lenganku dan mempercepat langkah kakinya.
Aku ikut mempercepat langkah kakiku.
Aku benar-benar tak mau berurusan dengan mereka.
Bukan hanya karena aku masih sakit hati,
tapi juga karena fokusku bisa pecah ketika bertanding nanti.Tapi walaupun kami sudah berjalan cepat, Hadi masih bisa menyusul kami.
"Nam, Hes! Bentar dulu!" - Hadi
Hessa melepas genggamannya pada lenganku.
"Kenapa?" - Hessa
Hessa tak biasanya dingin begini... kenapa ya?
"Gapapa, gua mau minta maaf aja ke Nami, gua ga bisa nganterin" - Hadi
"Oh, gara-gara lu harus nganterin ni benda satu ya?" - Hessa
Aku berusaha tak tertawa oleh perkataan Hessa tadi.
Dia bahkan tak menyebut Gandis sebagai 'orang', tapi sebagai 'benda'.
"Benda? Excuse me?" - Gandis
"Lu torek ya? Males tau ga harus ngulang-ngulang omongan" - Hessa
Tahan Nam... tahan, ga boleh ketawa.
"Ih! Hadi belain dong!" - Gandis
Gandis memegang tangan Hadi.
Tapi Hadi tetap tidak mengeluarkan suara.
:v
Kasihan banget Gandis...
"Dah ah Nam, kita ga usah buang-buang waktu berantem ama benda ini" - Hessa
Kali ini aku tak bisa menahan tawaku.
"Pfftt.... hahahha!" - Nam
Hessa menarik lenganku untuk meninggalkan mereka.
"Hahah! Hes jahat banget lu tadi ama si Gandis" - Nam
"Bodo amat lah, muka si Gandis ngeselin. Lagian jijik gua liat dia nempel gitu ke si Hadi" - Hessa
"Iya, gua juga sebenernya tadi udah mau muntah pas dia pegang tangan Hadi" - Nam
Selain jadi ingin muntah...
...aku juga maybe agak cemburu.
Well, aku akan mengeluarkan rasa cemburu itu di pertandingan nanti.
Oh iya, aku dan Gandis berada di dalam satu unit besar, jadi kami sudah mengetahui teknik satu sama lain.
Yang selalu menjadi tantangan karena aku harus menggunakan teknik lain.
Sesampainya di ruang tunggu atlit....
Aku dan Hessa berbincang-bincang.
Sepertinya kami juga sampai lebih dulu daripada Hadi dan Gandis.
"Nam, kita jauh-jauh dulu ya dari Hadi sama Gandis" - Hessa
Aku bukannya menolak, tapi kenapa?
Hessa sebelumnya tidak ada masalah dengan mereka berdua, jadi kenapa sekarang?
"Kenapa emang Hes?" - Nam
"Ga apa-apa, gua males aja. Lu juga gitu kan?" - Hessa
"Well, iya, tapi kan lu ga ada masalah sama mereka, kenapa tiba-tiba pengen ngejauh?" - Nam
"Ga apa-apa Nam, beneran deh, gua males aja liat mereka berdua" - Hessa
"Oke... gua percaya aja deh sama lu" - Nam
Aku sebenarnya masih penasaran, tapi aku memutuskan untuk tidak bertanya terus-menerus pada Hessa.
Aku memutuskan untuk mempercayainya.
..........
Hessa tak mau menyesal dua kali.
Dia tak mau diam saja ketika Namira tak bisa melakukan apa-apa.
Dia tak mau melihat Namira terluka dan bersedih lagi.
Dia ingin menjadi sahabat yang baik bagi Namira.
..........
Sehabis menyetujui untuk menjauhi Hadi dan Gandis untuk sementara, aku dan Hessa kembali mengobrol.
Sampai kami melihat Hadi dan Gandis memasuki ruangan atlit.
Kami berdua berhenti mengobrol dan membuat kontak mata.
Hadi tadinya ingin menyapa kami berdua, tapi kami sudah terlanjur pergi.
Setelah berada cukup jauh dari Hadi dan Gandis, kami berdua tos dan tertawa bersama.
"Good job, Nam" - Hessa
HALLO KETEMU LAGI KITAA... MAAF YA UPDATE NYA LAMA SOAL NYA LAGI SIBUK SAMA HAL LAIN HEHEH....
SEMOGA KALIAN SEHAT TERUS YA..
JANGAN LUPA VOTE DAN SHARE YA...
SEE YOU NEXT CHAPTER...
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
No FicciónKisah seorang remaja wanita yang mencari keberadaan cinta pertamanya dan kisah hidup nya bersama para sahabat sahabat yang ia sayangi. Dia bukan hanya mencari cinta pertamanya tapi ia juga mencari keberadaan 1 sahabat nya yang sudah lama pergi menin...