Namira pun meninggalkan mereka dan pergi ke kamarnya.
Hessa memastikan Namira sudah memasuki kamarnya sebelum berbicara.
"Ini hari Minggu kan ya? Kok masih ada kelas online aja tu anak" - Hessa
"Hmm mungkin untuk persiapan ke Jepang nanti"
Cahya menjawab tanpa meninggalkan matanya dari HP nya.
Hessa menyetujui perkataan Cahya dengan mengangguk.
"Weh weh mulai" - Hessa
Ucap Hessa yang fokusnya langsung tertuju ke televisi, yang memutar kartun animasi Upin&Ipin.
Cahya, di sisi lain masih memainkan handphone nya.
"Eh ini xiboba nya udah mau nyampe nih" - Cahya
"Busett cepet amat, perasaan baru mesen tadi dah" - Hessa
Cahya berdiri.
"Abangnya lagi semangat kali wkwkwk" - Cahya
"Semangat apaan, itu mah pake burok" - Hessa
Cahya tertawa.
"Hahaha tau ah, aku ke depan dulu ya" - Cahya
Hessa tersenyum dan mengangguk, kemudian kembali mengalihkan fokusnya ke televisi.
Cahya pun pergi ke gerbang utama untuk mengambil pesanannya.
...
"Nahh udah sampe nihh" - Cahya
Cahya memasuki ruang keluarga dengan plastik di tangan kanannya.
"Nahh bagus bagus, yang punya mas sama Namira taro di kulkas aja dulu" - Hessa
Ucap Hessa, masih menonton televisi.
"Lah kok gitu? Kenapa gak sekarang aja?" - Cahya
Hessa menoleh ke Cahya sebelum menjawab.
"Mas masih kenyang bekas sarapan tadi, Namira juga pasti masih online class" - Hessa
"Ya udah deh kalau gitu Cahya juga nanti aja bareng-bareng" - Cahya
"Siap dahh" - Hessa
Hessa kembali fokus ke televisi yang ada di depannya. Sedangkan Cahya pergi ke dapur untuk menyimpan minuman mereka di kulkas.
...
Setelah menaruh minuman mereka di kulkas, Cahya kembali ke ruang keluarga tapi terhenti di depan tangga menuju lantai atas.
Cahya terhenti karena dia mendengar suara pecahan kaca yang sangat keras.
"Apaan tuh?!" - Hessa
Hessa berlari menghampiri Cahya. Suara pecahan tersebut bisa terdengar sampai ke ruang keluarga.
"Gak tahu, suaranya dari lantai atas, kayaknya dari kamar Namira..." - Cahya
Ucap Cahya dengan khawatir.
Setelah mendengar itu, seketika Hessa berlari menaiki tangga dan pergi ke kamar Namira. Cahya mengikuti di belakang.
*7 menit sebelumnya*
*Namira POV☆*
Aku mematikan komputerku.
Online classku sudah selesai. Yah, bukan selesai sih, tapi dibatalkan. Ternyata guru sastra Jepang yang biasa mengajar sedang berhalangan. Jadi aku hanya mengisi absensi saja.
Aku bersandar pada kursi belajarku. Dan kemudian melamun. Tentu saja, lagi-lagi lamunanku adalah dia.
'Dia apa kabar ya...?', pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
No FicciónKisah seorang remaja wanita yang mencari keberadaan cinta pertamanya dan kisah hidup nya bersama para sahabat sahabat yang ia sayangi. Dia bukan hanya mencari cinta pertamanya tapi ia juga mencari keberadaan 1 sahabat nya yang sudah lama pergi menin...