KEJUARAAN end

26 3 0
                                    

Kami pun makan, mengobrol, tertawa bersama...

Terasa nyaman, berkumpul dengan teman-temanku seperti ini...

"Jadi berapa mas?" - Hessa

"Tiga puluh dua ribu dek" - Mas Nasi

Hessa mengeluarkan dompetnya.

"Aseeek bos ngeluarin dompet nihhh" - Hadi

Hessa menghela nafas.

Yes I know... Hadi is a real pain in the ass...

"Nih mas makasih ya" - Hessa

Sehabis membayar, Hessa keluar tenda.

"Ayo, lu pada mau nginep disini?" - Hessa

Kami langsung mengikuti Hessa.

"Ya bilang kali, kalo udah" - Cahya

"Iya nih masa pacar sendiri mau ditinggalin? Ckckck" - Nam

"Eh ngga gitu... kan bentar lagi mau bagi medali, takut telat gua" - Hessa

"Hahaha langsung panik, takut dimarahin Cahya ye?" - Hadi

"Bacot lu" - Hessa

"Mulai..." - Cahya

"Lagi..." - Nam

Di sepanjang perjalanan kami masuk ke GOR, kami didampingi oleh bacotan Hessa dan Hadi.

Di lapangan parkir, aku dan Cahya meninggalkan mereka berdua.

Sudah jalan lama, bacot mulu lagi.

"Gua ama Cahya duluan, lama lu bedua" - Nam

Daaannn, walaupun sudah disebut begitu, Hadi dan Hessa kembali ke bacotan mereka.

Di dalam GOR...

"Pacaran aja lah mereka berdua" - Cahya

"Tau dah ih" - Nam

"Untuk para atlit dipersilahkan untuk turun, karena pembagian medali akan di mulai" - Panitia

"Lu duluan aja Cah, gua aja yang ngasih tau mereka" - Nam

"Ngga ah gua ikut aja, malu kalo dateng sendiri hehe" - Cahya

"Hahah yaudah skuy" - Nam

Kami kembali keluar dari GOR.

Hessa dan Hadi masih jauh...

"Yu Nam jalan lagi" - Cahya

Ugh... bikin cape aja mereka.

"Kenapa lu bedua, ko keluar lagi?" - Hessa

"Kangen ama gua ya? Ya ampun segitunya" - Hadi

"Sut sut sut... Bacot bacot..." - Hessa

"Pembagian medali dah mau mulai" - Nam

"Lahhh iya ya, ga sadar gua" - Hadi

"Kan lu bego" - Hessa

"Eh udah lah buruan yu" - Cahya

"Iya iya" - Hessa

Kami pun berjalan cepat ke dalam GOR.

Di area lapangan...

"Hahhh dah nyampe nih" - Hadi

"Ya allah cape" - Cahya

Kami duduk selagi menunggu giliran dipanggil.

Selama berjalan tadi, aku merasa gelisah.

Aku merasa bahwa sehabis pertandingan ini, aku tak akan bertemu dengan Hadi lagi.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang