KEJUARAAN PART 11

25 7 0
                                    

Kami meninggalkan Gandis yang sedang melampiaskan amarahnya seorang diri.

"Hessa lu tuh bener-bener...! Ada masalah apa si lu sama Gandis?" - Nam

Hessa mengangkat kedua bahunya.

"Ga ada tuh..." - Hessa

Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku.

"Mmm... maaf...?" - Hessa

Aku mengalihkan perhatianku kepada Hadi.

Lelah kalau berbicara dengan Hessa...

"Gimana Di? Udah siap tanding kan?" - Nam

"Udah dong, kan coachnya Namira" - Hadi

Aku tertawa.

"Hahaha, pede banget ya" - Nam

"Hahah, iya dong! Tapi serius nih, jangan lupa doain juga" - Hadi

Aku membentuk tanganku menjadi lambang 'oke'.

Aku dan Hadi pun mengobrol sepanjang perjalanan menuju area lapangan.

Dan terkadang, Hessa ikut bergabung dalam percakapan kami.

Aku sedikit terkejut, karena Hessa lah yang membuat ide untuk menjauhi Hadi dan Gandis.

Tapi, selain terkejut, aku juga merasa lega.

Karena aku tak perlu berada jauh dari Hadi lagi.

Dan aku tak perlu lagi berpura-pura tak melihat Hadi setiap kali kita berpapasan.

Mungkin kita semua bisa kembali menjadi teman lagi?

Kembali ke saat-saat sebelum Gandis dan aku membuat percakapan itu di kantin...

Tak apa kalau Hadi tak menjadi milikku.

Aku hanya ingin kita semua kembali menjadi teman...

..........

Kalau ini membuat Namira senang... Hessa tak bisa melawan.

Kembali berteman dengan Hadi membuat Namira senang.

Hessa tak bisa membuat Namira jauh dengan Hadi.

Dia hanya bisa mengikuti pilihan Namira.

Dan tetap menjadi sahabat yang selalu melindunginya.

..........

Kami sampai di arena lapangan Hadi.

"Semangat ye Di" - Hessa

What...

"Makasih bro" - Hadi

Mereka berbalas senyum kepada satu sama lain.

Aku tersenyum melihat momen ini.

Hessa melihatku yang sedang tersenyum seperti orang bodoh.

"Apa?" - Hessa

"Ngga..." - Nam

Jawabku yang masih tersenyum.

Hessa memutar matanya.

"Iyaa iyaa, kita temenan lagi terserah lu dah" - Hessa

"Asik pelukan ga ni?" - Hadi

"Ahh tau ah" - Hessa

Hessa meninggalkan kami dengan tangan yang terlipat di dadanya.

"Dadah temanku!! Jangan lupa doain aku ya teman tersayang!" - Hadi

Hessa mengacungkan jari tengahnya.

Kami berdua tertawa dan kemudian masuk ke arena pertandingan.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang