• Part 5 •

20 15 0
                                    

Setelah itu Kekey membuka salah satu pesan dari orang yang tidak Kekey kenal.

Alhasil, hal tersebut membuat kerutan di dahi Kekey.

+62********
Sv
Devan.

Keyla Ag.
Devan siapa yaa Kak?

Kekey lantas terkejud di buatnya. Devan? Siapa Devan? Apakah Devan sang idola para kaum hawa? Tapi, tidak kah mungkin ia mengechat Kekey?.

Kini terlintas banyak sekali pertanyaan di benak Kekey. Jika benar itu Devan, untuk apa dia mengechat nya?

Au ah. Mungkin perasaan gue doang. - batin Kekey.

Kekey pun membuka pesan dari Dylan.

Dylan.
Keyyy..
Kalo ada waktu kita jalan bareng.
Mau gak?

Keyla Ag.
Iya, kapan kapan aja dehh..

Bersamaan dengan itu, datanglah Fano dengan segala pesanan.

Kekey meletakkan kembali hp nya karena saat ini iaa ingin makan.(huhu giliran makan gercep Key:|

"Hay Tuan Putri. Pesanan sudah sampaii" Ucap Fano.

Tanpa ba-bi-bu lagi Kekey segera mengambil makanan yang ia pesan kemudian memakannya dengan lahap.

"Key, lo gak makan satu bulan atau gimana? Sampe belepotan gituu.." Ucap Fano mengambil tisu.

Fano mengelap sisa makanan yang berceceran di pipi Kekey.

"Mph, Gump—" Ucapan Kekey terpotong.

"Kalo makan jangan ngomong. Mulut udah penuh masih aja ngomong." Ucap Fano.

Ck. Kebiasaan nya gak pernah berubah. - batin Kekey.

Fano tertawa melihat tingkah laku Kekey yang menurutnya sangat lucu.

Fano tak ingin melewatkan momen itu, lantas ia mengambil hp nya dan memotret Kekey.

" Aaa.. Kok di foto, Gila ni anak?!" Ucap Kekey sebel

"Abisnya lu lucu sih. Gue jadi pingin makan lo!!" Ucap Fano mencubit pipi Kekey walau tak terlalu tembem.

"Aw sakit, gila." Ucap Kekey mengelus elus pipinya yang sedikit kemerahan.

"Upss maaff.." Ucap Fano yang di buat buat.

Kekey semakin memajukan bibirnya, rasa Kesal, Cemberut, Ingin marah kini menguasai Kekey.

Fano tau jika Kekey marah akan hal itu. Itulah Kekey, ia sangat tidak suka jika pipinya di cubit. Padahal kan menurut Fano itu lucu. Aneh emang.

"Yaudah, Sebagai permintaan maaf. Kan udah sore nih. Gimana kalo kita jalan jalan di dekat danau yang indah. Mau ikut gak?" Ajak Fano.

"Pasti ikut lahhh.. Kekey gituuu" Ucap Kekey semangat lagi.

Fano membayar apa saja yang tadi di pesan dan segera berjalan bersama Kekey ke tempat yang di tuju selanjutnya.

"Fan, Ini mau ke mana sihh? Pake lewat jalan ginian. Ngerii tauu. Abis itu dari tadi ngga nyampe nyampe" Ucap Kekey cemberut.

"Bentar lagi sampe Tuan Putri" Ucap Fano meyakinkan.

"Dari tadi bentar lagi bentar lagi mulu. Nyampe kaga nyampe." Kekey semakin di buat Kesal

Cittt...

Bunyi rem mobil. Setelah menempuh perjalanan yang menurut Kekey sangat lama, sampailah mereka berdua ke Danau dekat hutan.

Kekey yang awalnya kesal berubah menjadi kagum.

Sungguh, pemandangan ini sangatlah kagum.

Danau yang luas, ikan yang berloncat loncat ke permukaan air, pepohonan rimbun yang rapi, suasana yang damai serta kondisi langit Sore yang sangat mendukung sekali.

Ingin sekali rasanya Kekey menetap disini.

Fano ikut bahagia melihat Kekey bahagia. Bisa di lihat dari raut wajahnya bahwa Kekey sangat bahagia.

"Ini tempat yang paling istimewa bagi gue. Banyak kenangan kenangan indah disini. Hanya gue yang kesini. Tapi itu dulu, sekarang gue bawa lo kesini Key. Gue harap lo gakan pernah lupain gue. Meski gue tau lo hanya sahabat gue." Ucap Fano memandang lurus danau di depan.

Fano memancing agar Kekey mau bercerita tentang dirinya. Ada satu hal yang membuat Kekey tidak seperti dulu, dan Fano ingin tau ceritanya.

" Huhhhh.... "Kekey menghirup udara dalam dalam dan membuangnya perlahan.

"... Gue saat ini sebenarnya bukan diri gue yang asli.. " Fano tercengang mendengar penuturan Kekey.

"... Gue. Gue udah rusak, Gue udah mati. Ga ada yang namanya Keyla. Ga ada. Gue punya satu penyakit yang sangat fatal bagi gue. Gue gatau harus gimana. Gue gatau. Gue takut. Gue punya penyakit KANKER OTAK STADIUM 4. Yang artinya hidup gue ga akan bertahan lama lagi. Gue bingung harus apa. Saat ini gue hanya bisa berdoa, semoga tuhan memperpanjangkan umur gue. "Ucap Kekey lirih.

" Gue takut Fan.. Gue takut.. "Ucap Kekey pelan, sangat pelan.

Fano pun tersenyum. Tak ada lagi yang Kekey tutup selama ini. Kekey sudah menceritakan semua yang ia alami.

Fano memeluk Kekey, Menyalurkan rasa khawatir. Kekey nangis di dalam pelukan Fano.

" Key, lo janji sama gue. Kalo lo bakal sembuh. Lo janji Key. Lo harus janji. Gue gamau kehilangan elo Key." Ucap Fano sambil mengusap pelan kepala Kekey.

"Gue janji Fan. Kalo gue bisa sembuh. Tapi ini semua apa kata tuhan. Gue juga gatau harus gimana lagi kedepannya." Ucap Kekey.

"Lo kuat Key. Lo wanita yang Kuat. Gue percaya kalo Lo bisa sembuh." Ucap Fano menyemangati Kekey.

Fano membiarkan Kekey nangis di pelukan nya. Sungguh, Fano tak ingin terjadi sesuatu pada Kekey.

Setelah tangisan Kekey mulai reda dan suara isakan kini mulai menghilang, barulah Fano mengajak Kekey untuk pulang.

" Key, pulang yuk. Udah mau malem nih." Ucap Fano.

Kekey hanya mengangguki ucapan Fano.

Jadilah Hari itu hari yang sangat istimewa bagi Fano.

➖➖➖
Jadi pen nangis sendiri bacanya😭
Jangan lupa Vote dan Komennyaa.
See youu next Chapterr gaes😋❤️

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang