• Part 26 •

16 9 0
                                    

Semua siswa dan siswi SMA JAYAPURA kini berkumpul di ruang aula.

Termasuk Kekey dkk, Reina dan juga Devan.

"Eh ada apa ya? Kok tumben di panggil kesini semua." Ucap Kekey bertanya tanya.

"Au, mungkin dapet makan gratis kali." Jawab Lusy ngasal.

"Lo makan mulu dah pikirannya." Ucap Widya memutar kedua bola matanya malas.

"Yakan cuma nebak woee." Balas Lusy tak mau kalah.

"Udah diem diem. Mungkin bakal dapet sembako gratis kali." Ucap Kekey ikut ngasal.

"Sembako sampah maksud lo?" Tanya Lusy.

"Lu pikir Ferdian apa, yang bagi bagi sembako sampah." Jelas Widya yang membuat ketiganya tertawa terbahak bahak sampai di lihatin oleh beberapa siswa lainnya. [Padahal garing mak:(]

Reina yang tak jauh di belakang mereka menatap nanar ketiganya.

Sebenarnya gue gak tega ngelakuin ini Key. Tapi apa boleh buat? Lo terlalu goblok buat gue jahatin! - batin Reina.

"Ekhem.. tes tes." Ucap Seseorang di depan.

Karena kondisi Kekey yang berdempetan, ia tak bisa melihat siapa orang di depan.

"Lus, Wid. Di depan sapa sih? Suaranya gak asing, tapi gue gak bisa liat." Sedih Kekey.

Lusy dan Widya menahan tawa melihat Kekey yang terjepit di antara beberapa siswi.

"Lo ngapain disitu, udah tau lo kecil masih berani di sana. Kejepit kan lo jadinya." Ucap Lusy menertawakan Kekey.

"Jahat lo, bantuin narik!" Ucap Kekey menyodorkan tangannya.

Widya segera menarik Kekey ke tempat yang lebih luas.

"Gimana, udah keliatan yang di depan siapa?" Tanya Widya mengejek.

"Iye. Mata gue ga buta!" Ketus Kekey.

"Atututututuuu. Ngambek ni" Goda Lusy.

"Au ah." Rajuk Kekey.

Sebenarnya Lusy dan Widya ingin sekali menggoda Kekey, namun suara di depan mengintrupsi mereka semua agar diam dan melihatkan video yang di tayangkan di layar lebar.

Video di depan memperlihatkan segala upaya yang Reina lakukan untuk mencelakakan Devan sampai Kemarin waktu Reina membayar orang karena usahanya telah berhasil.

Saat video telah selesai di putar, semua mata menatap Reina jijik. Ia tak menyangka karena Cinta membuat Reina buta.

Karen Reina merasa malu, akhirnya Reina berdiri dan segera menegur Fano di depan.

"Maksud lo apa? Lo mau ngehancurin nama baik gue?!" Gertak Reina.

"Bukannya ulah lo sendiri yang bikin nama lo jelek ya?" Tanya Fano.

"Loooo!!!!" Geram Reina menatap Fano.

"Lo sirik ya sama Gue? Apa maksud lo ngeliatin video beginian?!" Tanya Reina dengan nada tinggi.

Widya, Kekey dan Lusy maju ke depan, menghampiri Reina dan Fano.

"Biar semua tau bahwa kelakuan lo gak lebih dari sampah!!" Tekan Widya.

"Lo gak usah ikut ikut ya, gue gak ada urusan sama lo!" Balas Reina menunjuk Widya dan Lusy.

"Oh jelas ada hubungannya dong, Sahabat MUNAFIK kaya lo itu harus di beri hukuman yang setimpal." Ucap Kekey angkat bicara dan menekankan kata Munafik.

"Sahabat? Gue bukan sahabat lo!" Balas Reina tak mau kalah.

"Cih!! Kita najis punya temen apalagi sahabat yang tololnya kelewatan kayak lo! Buta gara gara Cinta?!" Sinis Lusy.

Devan yang merasa pacarnya di keroyok pun ikut maju ke depan.

"Sayang, liat mereka. Balas dong!" Rengek Reina kepada Devan.

"Maksud kalian apa?! Mau bikin Reina malu?! Atau kalian iri karena Reina bisa dapetin gue?!" Tanya Devan.

"Orang kayak Reina gak perlu kita irikan!" Jelas Widya

"Tapi kenapa lo harus pake cara ginian? Iri bilang boss!" Sengit Reina.

"Karena lo itu lebih dari SAMPAH!!" Ucap Kekey tepat di depan muka Reina.

Plak!!

Reina menampar pipi kanan Kekey di hadapan semua siswa siswi.

Air mata Kekey kini sudah berada di ujung pelupuk mata.

Ia merasa sakit hati, tak cukup kah Reina merebut kekasihnya, lantas sekarang ia menamparnya? Sahabat macam apa itu?

Aura kebencian terpanjar jelas di mata Reina.

"Puas lo Na? Puas lo ngerebut apa yang gue punya? Puas lo ngehianatin persahabatan ini? Puas lo Na? PUASS?!!" Tanya Kekey dengan nafas yang tersenggal- senggal.

Dengan segala kekuatan yang Kekey punya, Kekey menahan diri agar tangisnya tidak pecah saat itu juga.

Orang tua Kekey, Orang tua Devan dan juga Orang tua Reina juga datang menyaksikan pertunjukan ini.

"Puas? Rasanya kurang puas kalo belum liat lo lebih sengsara dari ini." Sinis Reina.

Seketika tangis Kekey pecah saat itu juga. Tak ada yang melerai mereka berdua, semuanya diam dan cukup menyaksikan saja.

"Gue salah apa sama lo Na?" Tanya Kekey lirih.

"Lo gak salah, cuma lo bego aja. Dari dulu lo gak pernah ngerti kalo gue itu suka sama Devan." Ucap Reina dengan nada biasanya namun terkesan menusuk.

"Lo gak pernah bilang, bahkan lo gak pernah ngasih tau kalo lo pernah jadi mantan Devan." Jelas Kekey.

"SAHABAT ITU MENGERTI DENGAN SENDIRINYA!" Tekan Reina di setiap kalimatnya.

"Gimana bisa gue ngerti lo, sedangkan lo sendiri gak pernah bilang ke gue? Seandainya lo bilang ke gue, gue bakal kasih Devan ke lo tanpa harus lo susah payah ngerebutnya Na." Ucap Kekey menatap sendu ke arah Reina.

Reina nampak berfikir, selama ini apa yang ia mau selagi Kekey bisa pasti akan di turuti. Lantas, apa dirinya salah jika harus menyakiti Kekey seperti sekarang ini?

"I–itu resiko lo." Ucap Reina seperti ragu untuk mengucapkan.

"Oke kalau itu mau lo. Gue bakal kasih Devan buat lo. Gue relain hati gue yang hancur berkeping keping demi lo. Dan hari ini juga, di depan seluruh siswa bahkan di depan orang tua. GUE IKHLASIN DEVAN DI DEPAN LO! tenang aja, gue gak bakal ganggu hidup lo lagi. Karena sebentar lagi gue bakal pergi ke amerika untuk beberapa bulan kedepan." Jelas Kekey dan berbalik badan menghadap ke kedua sahabatnya.

Reina nampak tercengang tak percaya, dengan semudah itu Kekey mengikhlaskan Devan untuknya.

"Kalian berdua, gue pamit. Maaf kalo selama ini ngerepotin kalian." Ucap Kekey memeluk kedua sahabatnya itu.

Lusy dan Widya nampak bingung akan ucapan Kekey namun tetap membalas pelukannya.

"Untuk lo Fano. Tetap jadi sahabat gue ya, gue janji bakal pulang kok." Ucap Kekey tersenyum dan berlari ke arah Fano.

Fano yang mengerti maksud ucapan Kekey pun membalas pelukan terakhirnya.

"Dan untuk lo Devan, gue harap lo cepet kembali dari amnesia lo." Ucap Kekey dan pergi menemui kedua orang tuanya.

Di dalam benak Reina ia bertanya tanya, sebenarnya Kekey akan pergi kemana?

"Pah, Kekey terima tawaran papa buat ke amerika." Ucap Kekey.

Papa dan Bunda Dewi segera menuju mobil diikuti Kekey di belakangnya.




Kira kira apa ya alasan Kekey pergi ke Amerika? Apakah nantinya Reina bakal sadar dan kembali lagi menjadi Reina yang dulu lagi? Apakah Devan bakal sembuh dari amnesianya?

➖➖➖

Jangan lupa untuk SELALU menekan tombol bintang yang ada di pojok kiri bawah dan jangan lupa untuk SELALU komen tentang part ini.

Seeu next chapter gaess😊

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang