• Part 24 •

14 9 0
                                    

Senja bersinar terang, memberikan ketenangan bagi siapa saja yang melihatnya.

Kini Kekey sedang berada di balkon kamarnya.

Kekey menghela nafas gusar, ia khawatir dan juga bingung.

"Hay senja. Aku lagi bingung deh. Kenapa sekarang aku lagi diuji seberat ini. Mungkin kata orang 'Tuhan menguji hambanya tidak lebih dari kemampuan hambanya sendiri'. Itu memang benar, tapi bagaimana jika aku ngga kuat?. Bantu aku senja, aku capek." Ucap Kekey bermonolog sendiri.

Bunda Dewi yang melihat Kekey termenung sambil berbicara sendiri hanya bisa bersabar. Mengapa ujian ini menimpa anak kesayangannya.

Bunda Dewi menghampiri Kekey. Karena Kekey sedang termenung, maka Kekey tak menyadari keberadaan bunda di sampingnya.

Hingga pertanyaan bunda membuat Kekey terkejut.

"Kekey tau gak, kenapa Kekey lagi di uji?" Tanya Bunda sambil melihat lekat lekat senja di langit.

"Ngga tau bun." Jawab Kekey seadanya.

"Itu karena Tuhan sayang sama Kekey. Tuhan tau kok, kalo Kekey bisa lewati semua ujian ini. Kekey kan anaknya kuat!" Ujar Bunda Dewi menatap Kekey sambil tersenyum.

Seketika Kekey seperti mendapat dorongan dari Bundanya.

"Bunda pernah ngerasa capek pas lagi di uji gak?" Tanya Kekey.

"Pernah kok, bahkan bunda pernah ngerasa kalo bunda itu gak kuat ngehadapin ujian ini. Tapi bunda yakin, kalo bunda bisa ngelewatin ujian ini." Ujar Bunda.

"Kekey bersyukur, karena ada bunda. Kekey jadi lebih semangat buat ngehadapin ini semua." Ujar Kekey tersenyum.

"Bunda, Kekey boleh peluk bunda gak?" Tanya Kekey.

"Boleh kok." Bunda menerima pelukan Kekey. Pelukan kasih sayang antara seorang anak dan ibunya.

"Bunda akan selalu dukung Kekey. Kalo Kekey butuh bantuan bunda, bunda akan selalu ada kok buat Kekey." Ujar Bunda sambil mengelus puncak kepala Kekey.

"Makasih ya bun. Kekey sayang bunda." Ucap Kekey mengeratkan pelukannya.

"Bunda juga sayang Kekey." Balas bunda.

Hari sudah berlanjut malam. Kekey dan Bunda memilih untuk masuk ke dalam dan menutup jendela balkon.

"Bunda, kata Devan tadi dia punya pacar ya. Namanya Reina, masa Reina temen aku sih Bun?" Tanya Kekey.

"Bunda juga mikir gitu, masa Reina temen kamu. Tapi dia kan gak pernah bilang kalo dia pernah pacaran sama Devan." Jelas Bunda.

"Kalo misalkan Reina yang dimaksud Devan itu temen aku, tapi dia kok gak pernah cemburu liat aku sama Devan?" Tanya Kekey.

"Kalo urusan cemburu bisa di pendem Key." Ujar Bunda

"Iya juga sih bun, tapi Reina malah dukung aku loh bun." Jelas Kekey

"Berarti dia bermuka dua dong. Di depan kamu dia ngedukung, tapi di belakang kamu? Bisa aja kan itu taktik dia." Tebak bunda.

"Yakan tapi siapa tau bukan Reina temen aku bun, Reina kan banyak." Ucap Kekey yang tak mau menuduh Reina.

"Iya juga sih. Ya kan cuma siapa tau aja." Ucap bunda menganggukkan kepalanya.

Perbincangan mereka berdua berlanjut di meja makan, sampai Papa Bima ikut berbincang juga mengenai Devan.

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang