• Part 20 •

14 10 0
                                    

Saat ini Kekey, Widya dan Lusy tengah duduk di kursi kantin paling pojok. Sedangkan Reina sedang memesankan makanan untuk mereka berempat.

Kekey dan Widya menatap Lusy dengan tatapan ingin bertanya.

"Kenapa kalian natap aku seperti itu?" Tanya Lusy.

Kekey dan Widya pun menetralkan tatapannya.

"Eh nggak kok." jawab Kekey.

"Efek laper emang gini, biasalah" Ucap Widya.

Sedangkan Lusy ber'oh ria.

"Em, Ngomong ngomong nama kamu siapa? Hehe" Tanya Lusy di sertai cengiran yang membuat kedua pipinya menunjukkan lesung pipi yang dalam.

Kekey tertegun akan hal itu, cewe di depannya sangat berbanding jauh di bandingkan dengan dirinya. Bagaimana nanti jika Devan berpaling dengan cewe di depannya ini?

"Nama gue Widya Maharani. Panggil aja Widya." Ucap Widya memperkenalkan diri.

"Ooo. Kalo kamu?" Tanya Lusy menunjuk Kekey.

"Nama gue Keyla Aghata. Panggil aja Kekey." Ucap Kekey memperkenalkan diri.

"Kalo yang lagi di sana itu, namanya Reina Crysti. Panggil aja Reina." Ucap Kekey lagi sambil menunjuk Reina.

Lusy hanya mengangguk anggukan kepala tanda mengerti.

Ingin sekali Kekey menanyakan kepada Lusy, mengapa dirinya bisa kenal dengan Devan. Namun, karena Lusy masih baru, maka Kekey mengubur pertanyaan itu saja.

"Oh iya Lus, alasan lo pindah ke sini kenapa?" Tanya Widya.

"Bonyok aku yang nyuruh buat pindah. Kalo aku mah iya iya aja." Jelas Lusy.

Penjelasan tersebut kurang memuaskan bagi Kekey dan juga Widya.

"Kok lo bisa kenal sama Dev–" Pertanyaan Kekey di potong oleh Reina yang sedang membawa nampan berisi bakso dan siomai.

"Pesanan udah dateng." Ucap Reina dan membagikan satu persatu mangkok berisi bakso kepada pemiliknya.

Karena waktunya makan, Kekey pun mengurungkan kembali niatnya untuk bertanya.

"Key, kamu tadi mau tanya apa?" Tanya Lusy.

"Ngak deh, gajadi. Kapan kapan aja." Ucap Kekey sambil memakan baksonya.

Setelah itu tak ada percakapan lagi antara mereka semua, sampai jam pelajaran sekalipun.

Ting.. Ting.. Ting..

"Bapak lanjutkan materinya minggu depan, assalamaualaikum wr wb." Tutup pak Budi.

"Na, Wid. Nanti jadi kan kerumah?" Tanya Kekey.

"Jadi dongg. Harus bagi kita mah!" Ngegas Reina.

"Yee gosah ngegas juga njrr" Ucap Widya menyenggol tangannya.

"Eh Key, lo di tungguin sama pangeran lo tuh di depan. Sono buruan pulang!!" Usir Widya.

"Gosah ngusir juga onyet!" Ucap Kekey yang menghampiri Devan di depan kelasnya.

"Udah selesai?" Tanya Devan

"Ck, kebiasaan. Di suruh jangan nunggu di sini juga" Ucap Kekey sambil berdecak pinggang.

"Bawel deh!" Ujar Devan sambil mencubit kedua pipi Kekey.

"Ihh, sakit tau." Cemberut Kekey sambil mengelus-elus pipinya bekas cubitan Devan

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang