• Part 25 •

16 9 0
                                    

Bulan demi bulan telah berlalu. Widya, Kekey dan juga Lusy tetap mencari tahu siapa dalang di balik kejadian Devan.

Tak lupa pula mereka juga di bantu oleh Fano.

Usaha yang mereka berempat lakukan ternyata membuahkan hasil yang maksimal. Kini mereka sudah tau, siapa dalang di balik kejadian ini.

Tetapi jika tidak ada bukti, kurang cukup rasanya. Maka mereka berempat berencana malam ini akan melakukan penyelidikan serta pengambilan bukti yang kuat.

"Malam ini kita siapin beberapa barang. Terutama kamera! Ini wajib banget! Yang kedua perekam! Siapa tau nanti si tersangka membuat rencana baru lagi. Yang ketiga baju! Ini buat penyamaran agar kita gak di curiga sama tersangka. Paham?!" Jelas Widya.

"Paham!!" Jawab Kekey, Lusy dan Fano serempak.

Mereka berempat akan memulai aksinya malam ini di tempat rahasia si tersangka.

Anjay udah kayak polisi aja yekan:V😂

"Sayang, kamu kok telat sih? Abis dari mana aja?" Tanya Reina kepada Devan.

"Barusan aku mampir buat beliin kamu seblak. Mau gak?" Tanya Devan.

"Aaaaa makasii~" Ucap Reina memeluk Devan dari samping.

"Iya sama sama sayang." Ucap Devan membalas pelukan Reina.

Kekey dan ketika temannya yang berada tak jauh dari sana menyaksikan jelas acara peluk-pelukan Reina.

"Cepet foto!" Perintah Widya.

Kekey segera memfoto Reina dan Devan yang saling memeluk.

Gue gak nyangka kalo lo bakal sejahat ini sama gue Na. Gue salah apa sama lo? - batin Kekey menatap sendu kedua insan yang tak jauh di depannya.

"Udah Key, lo pasti kuat. Kita bakal dukung lo kok." Ucap Fano memberi semangat Kekey.

"Makasih Fan, gue harap lo tetep jadi sahabat baik gue." Ujar Kekey yang tetap memandang lurus ke depan.

Gue ingin jadi yang lebih dari sahabat Keyy - batin Fano.

"Eh liat liat, Reina pergi ke kamar tuhh, bareng siapa ya? Kok bukan Devan tapi?" Ucap Lusy membubarkan tatapan Kekey.

"Kita bagi tugas, Lusy sama Fano disini. Gue sama Kekey ngikutin Reina. Plis gada bantahan!" Jelas Widya.

Mereka berempat pun berpencar sesuai perintah Widya.

Di lain tempat, Kekey dan Widya mengikuti jejak Reina yang menuju ke kamar.

Yang membuat keduanya curiga adalah, Reina tidak bersama Devan. Melainkan bersama satu orang lelaki berpostur tinggi tegap.

"Key, lo bawa alat penyadap suaranya?" Tanya Widya.

"Iya gue bawa, ini sama kameranya." Jawab Kekey.

"Bagus, Reina kayaknya bakal bicara gitu. Kita sadap terus rekam suaranya." Perintah Widya.

Kekey pun melaksanakan tugasnya, ia merekam semua apa yang Reina bicarakan kepada lelaki tersebut.

10 menit berlalu nampaknya Reina akan keluar dari kamar tersebut, Kekey dan Widya segera keluar terlebih dahulu agar tidak kepergok.

Di lain tempat, Fano dan Lusy sedang mengamati Devan dan beberapa teman baru sepertinya.

"Lus, lo sadap suaranya, gue yang bakal ngefoto buktinya." Titah Fano.

Only you [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang