H A P P Y R E A D I N G
Arsenio Rahandika Faizan, sering di panggil Arsen oleh atasannya. Ya Arsen adalah cowok terpiih yang bisa masuk ke dalam Badan Intelijen Rahasia dengan umur yang cukup muda yaitu 17 tahun. Arsen sangat menyukai pekerjaan seperti ini, menembak, membidik, menyamar adalah kesukaanya.
Seperti sekarang Arsen tengah menjalankan misinya. Mudah hanya menangkap koruptor di perusahaan terkenal di Asia. Kini Arsen tengah menyamar menjadi salah satu pegawai yang sangat berpengaruh di sana yaitu CEO. Hanya butuh beberapa hari Arsen menyamar dia sudah tau berapa orang yang korupsi diperusahaan tersebut.
Setelah cukup data data yang dibutuhkan Arsen, kini dia sudah berganti pakaian dengan celana hitam, kaos hitam dibalut jaket dengan warna senada, ditambah kacamata hitam. Tidak lupa ini bukan kacamata sembarangan, kacamata ini sudah dimodifiksi menjadi kacamata agent yang bisa mencangkup informasi atau data data yang diinginkan.
Arsen berjalan santai ke arah ruangan paling atas dengan pistol yang sudah ada didalam bajunya, hanya untuk berjaga-jaga. Arsen mengetuk ruangan tersebut dan menampilkan pria berumur sekitar 35 tahun-an
Arsen tersenyum simpul dan duduk di sofa ruangan tersebut.
" Apa yang kau lakukan? " ucap pria paruh baya tersebut .
"Aku? tidak ada hanya berduduk santai saja"
"Haha, memangnya aku percaya? Keluarlah anak muda sebelum aku memanggil satpam" ucapnya sambil duduk di atas meja dengan tangan yang sudah memenggang gagang telepon.
"Silahkan aku tidak takut"
Arsen berdiri menyusuri setiap sudut ruangan tersebut. Lalu membawa sebuah bingkai foto kecil disana dan bertanya
"Apa ini tempat penyimpanan uangmu?"
"A..apa maksudmu? Aku tidak mengerti" ucapnya terbata
"Hey ayolah, aku sedang malas berbicara." ucap arsen menyimpan foto tersebut dan beralih duduk dikursi kantor kesayangan pria tua.
Pria tersebut sangat gugup, dia sudah memanggil satpam ke sekian kalinya tetapi tidak ada yang datang. Sebenarnya Arsen telah menyuruh agent lain untuk menangani satpam dibawah, jadi Arsen tidak usah repot-repot mengurusnya.
" Kenapa gugup sekali? seseorang yang membawa uang kantor seharusnya tidak gugup saat membicarakan uang. Tenanglah aku ini hanya bercanda"
"Sebenarnya apa mau mu?" ucap pria tersebut sambil membawa gagang besi disudut meja.
"hey hey kenapa kau ini, aku sedang tidak ingin bermain kekerasan nanti kau menyesal" ucap Arsen pura-pura takut
"hahaha, kenapa harus menyesal kau tangan kosong sedang aku tidak, kau masih kecil anak muda untuk melawan ku"
"Benarkah? Maafkan aku paman tua" ucap Arsen seraya mengeluarkan pistolnya.
Pria tersebut kaget hingga menjatuhkan gagang besi yang di pegangnya.
"Tu..turunkan pistol itu" ucapnya sambil berjalan ke arah pintu keluar, tetapi di kunci.
"o ow pintunya terkunci paman?" ucap Arsen sambil mendekat, semakin dekat dan berjarak satu langkah saja didepan 'paman'
Arsen diam, dia hanya mendekatkan pistolnya ke arah kepala pria tersebut. lalu berkata
"Dimana uangnya?"
"Tidak ada"
"Natuna, Kepulauan Riau upss" ucap Arsen meremehkan
"APA?!" pria tersebut berteriak kaget, kenapa ada yang tau persmbunyian uangnya.
Arsen mengisi ulang peluru dalam pistolnya, lalu membuka kacamata hitamnya dan mengembalikan pistol itu ke kepala pria tersebut.
"Saya kasih pilihan mengatakan semuanya atau pistol pelatuk ini di tarik?" ucap Arsen sedikit mengancam
"TIDAK!"
DORRR!
Hening...
TBC
16 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Secret
Teen Fiction[CERITA BARU SAJA DI REVISI, JIKA CERITA TIDAK MUNCUL ATAU TIDAK BERURUTAN, SILAHKAN HAPUS CERITA DARI PERPUSTAKAAN LALU MASUKAN KEMBALI. JIKA CERITA MASIH TIDAK MUNCUL COBA UNTUK LOGIN KEMBALI.] ___________________________________________ Arsenio...