Innocent Secret 15

216 18 3
                                    

Saat ini Dika dan Ara tengah duduk dibangku taman. Keduanya masih diam. Dika yang tidak ingin memulai pembicaraan dan Ara yang masih diam karena kejadian tadi.

Didepan sana terdapat beberapa pedagang kaki lima, Dika berdiri ingin menghampirinya tetapi tangannya dipegang oleh Ara

"Mau kemana?" Dika hanya menaikan halisnya yang sedikit tertutup oleh kacamata bulatnya. Dika menujuk ke arah kumpulan pedagang itu.

"Beli makan, mau?" Ara mengangguk.

"Tapi aku mau ikut" ucap Ara pelan

"Aku?" tanya Dika heran karna Ara biasanya memakai gue-lo.

"Maaf tapi aku kalo lagi sedih emang kaya gini" Dika hanya mengangguk dan melangkah pergi ke arah pedagang dan diikuti oleh Ara.

"Mau beli apa?" tanya Dika sambil menoleh ke arah belakang. Ara hanya menjawab dengan telunjuknya.

"Es krim?" Ara mengangguk dan mereka berdua berjalan ke arah sana.

"Bang, es krim sorongnya 1 ya yang tingkat 4 rasa strawberry". Maksudnya tingkat 4 adalah sorong tersebut memiliki 4 lubang es krim.

Mendengar Ara membeli eskrim strawberry, Dika langsung membantahnya

"Coklat aja bang, jangan strawberry" Ara menoleh pada Dika mengerutkan dahirnya dan merasa kesal

"Strawberry! kan aku yang beli bang" ucap Ara cemberut sambil melirik ke arah Dika

"Coklat"

"Strawbery"

"Coklat Ara"

"Strawberry Dika! Kan aku yang beli tau ih kamu mah" setelah itu Ara pergi meninggalkan Dika.

"Coklat aja bang, maaf ya"

"Kasian atuh dek pacarnya pengen strawberry" kata abang es krim nya

"Eh dia bukan pacar saya, lagian dia punya alergi sama strawberry bang" abangnya hanya menggangguk dan meberikan eskrim pada Dika dan digantikan beberapa kembar uang.

Jangan lupa, Dika telah berganti bajunya dengan yang lebih santai. Dika melangkah ke arah tempat Ara dan duduk di depannya.

"Nih! Makan dulu. Ini seenak strawberry" sambil menyerahkan es krim pada tangannya.

"Pegang apahh! Tangan gue pegel tau dari tadi megang ni eskrim" Ara mengambil eskrim tersebut tanpa niat untuk memakannya.

Dika kesal karna Ara tidak juga memakannya, es krim nya mencair bahkan sudah meleleh pada tangan Ara. Tetapi tidak mengelapnya. Ara bahkan tidak menatap Dika sedikitpun daritadi.

Dika mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap es krim yang meleleh pada tangan Ara. Ara menoleh dan Dika hanya tersenyum. Ara bersikap acuh padahal hatinya sedang menari kesana kemari.

"Ara kalo lo mau terbuka sama gue, gue bakal terbuka juga sama lo" Ara tidak menjawabnya.

"Denger gak?" sambil melepaskan pegangannya pada tangan Ara yang tadi di lap.

"hm".

"Gue anggap jawabannya iya, kalo gitu gue pergi. Jangan lupa untuk pulang." Setelah itu Dika berdiri.

"Maaf, tapi aku punya banyak rahasia yang susah untuk aku ungkapkan" Dika hanya terkekeh.

"Kenapa?" tanya Ara melihat Dika seperti itu.

"Lo tau gue siapa? Gue lebih punya banyak rahasia yang bahkan orang orang ga tau, gue punya banyak kebohongan untuk menutup rahasia gue ini. Dan lo orang beruntung yang bisa tau salah satu rahasia itu". Ucap Dika sangat panjang

"Apa?" tanya Ara kepo

"Lo akan tau, saat lo mencoba terbuka sama gue ra." Ucap Dika membuka kacamatanya dan melangkah pergi.

"Tunggu!" Dika menoleh

"Gue kayanya tau siapa lo" Dika yang menoleh hanya tersenyum lebar dan pergi meninggalkan Ara.

Tbc

Innocent SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang