Innocent Secret 9

257 20 1
                                    

Ara tengah berbaring dikasur kecilnya, memainkan jari tangannya dan sesekali melihat bulan yang sangat cerah malam ini.

Saat matanya sedang sibuk menatap bulan ada sekilas bayangan melewati jendelanya. 

"ayah!" sambil berlari keluar kamar

Pintu kamar orangtuanya baru saja ditutup. 

"Ayah?"

Ara melangkah mendekati pintu itu sambil memanggil ayah dan bundanya. 

"Bunda?"

Tidak ada jawaban dari dalam, perlahan Ara membuka knop pintu tersebut. 

Ara sedih bercampur kaget,  bundanya tidak sadarkan diri dan tergelatak begitu saja dilantai dengan obat tidur berserakan disana.

Jendela kamarnya terbuka sangat lebar.

Ara mendekat

"bunda??"

Pintu kamarnya tertutup sangat kencang. Saat Ara menoleh seseorang menyorot matanya dengan senter, otomatis Ara tidak bisa melihat siapa yang ada disana. 

Dengan cepat Ara ditarik kebelakang pintu dan mulutnya dibekap. Tepat saat itu seseorang masuk kekamarnya. Yang Ara lihat hanyalah sepatu hak tinggi. Setelah itu pandangannya mulai gelap.
 

"BUNDAAA!" Ara bangun dari mimpinya. Mimpi itu menyeramkan. Selama hampir 12 tahun Ara mengalami trauma karena itu. Ara telah mebunuh bundanya. Itu yang Ara tau sampai sekarang.

Indra, Ayah menghampiri Ara dan memberikan segelas air putih.

"Kamu baik baik saja Ara?" ucap Indra khawatir. Ara menangguk sebagai jawaban dan kembali berbaring di kasur pasiennya.

"Sejak kapan ayah ada disini?"

"Saat kamu pertama kali masuk rumah sakit ayah sudah disini". Ara heran padahal tadi malam Ara benar benar melihat seseorang tapi bukan ayahnya.

"Lalu pria yang duduk disana kemana?" tunjuk Ara pada sofa rumah sakit.

"Tidak ada sayang, dari malam Ayah yang ada disini" Ara mengerutkan dahinya heran.

"Kapan aku pulang?"

"Siang ini." Ucap Indra lalu pergi meninggalkan Ara.

Sebenarnya Indra baru saja datang ke rumah sakit sekita jam dua pagi. Ia mendapat pesan dari Arsen kalau Ara masuk rumah sakit. Dia langsung menggantikan posisi Arsen yang menjaga Ara. Dan Arsen berpesan bahwa jangan meberitahukan kalau Arsen yang membawanya.

_________________________________________

Dika tengah berada ditoilet, saat akan keluar Chiko dan teman teman datang ke arahnya.

"Eh cupu, dah lama ga ketemu jadi rindu deh " ucap Chiko lebay sambil mendekat ke arah Dika

Benar, bahwa Dika sudah tidak sekolah hampir tiga hari semenjak kejadian menimpa Ara. Bukan tanpa alasan, dirinya sedang melaksanakan misi di Gedung TBO. Menjadi CEO, lagi. Dan tanpa sia sia usahanya terbayarkan, dia sudah tau siapa dalang dibalik kejadian tersebut.

Chiko mencengkram leher Dika hingga membentur tembok. Dika tidak melawan, bisa bisa lawan dihadapnnya akan tersungkur dengan penuh darah dan itu akan membuat identutasnya terungkap.

"Kemana aja lo selama tiga hari ini? Lo tau gue dihukum gara gara ga ada yang ngerjain tugas gue!" bentak Chiko dengan tangan masih mencengkram leher Dika.

"Guee...ada aca,...ra keluarr..ga" ucap Dika terbata dengan tangan mencoba melepaskan cengkraman Chiko.

"Alasan lo basi!" Chiko melepaskan tangannya, seperkian detik tangannya kembali beraksi yaitu memukul sisi kiri wajah Dika. Lalu sisi kanannya. Berulang hingga Dika tersungkur.

Dika diseret ke bilik toilet lalu dikunci dari luar. Dika tidak memberontak untuk apa hanya akan menghabiskan tenaga nya saja. Setelah benar benar terkunci Chiko dan teman temannya pergi dari toilet.

Dika sedang membasuh wajahnya, bel masuk telah berbunyi. Dengan cepat Dika mengeluarkan alat canggih dan menempelkan pada knop pintu. Seperkian detik pintu itu telah terbuka.

Membuka pintu yang terkunci bukanlah hal yang susah bagi seorang agent seperti Dika bukan, Dika kembali membawa Alat canggij itu dan melangkah santai keluar pergi ke kelasnya.

Tbc

Innocent SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang