Innocent Secret 31

221 10 3
                                    

Handphone Raihan bergetar, Arsen menelelpon

"Apa Ara baik baik saja?"

"Ya sepertinya, dia sedang berbicara dengan Nyoya Reva"

"Kenapa kau biarkan dia berbicara dengan Reva ?  lupakan! Aku akan kesana sekarang "  ucap Arsen langsung mematikan telepon nya.

_____________________________________________________

"Karena kau cukup mirip denganku"        

"Aku juga sudah tidak memiliki ibu diusia yang sama denganmu saat itu. Dan tempatnya digantikan oleh ibu tiri, yang mencuri ayahku" ucap Reva sambil memalingkan wajahnya

"Dia telah menjadi sekertaris ayahku, lalu menjadi wanita simpanannya dan akhirnya dia menjadi istrinya. Tapi cukup ironis memang, Aku telah menjadi ibu tirimu sekarang. "

Ara menghela nafas kesal pada ibunya.

"Aku mengerti apa yang mungkin terjadi pada ibumu" lanjut Reva

"Tapi kau tahu?" ucapnya sambil menoleh ke arah Ara

" Apa yang harus kulakukan dalam situasi tersebut? Aku membuang segala sesuatu yang aku miliki dalam rangka untuk memilih ayahmu!  " ucapnya dengan nada yang lebih tinggi.

"Jadi, kau mencoba memberitahuku itu sebabnya kau membunuh ibuku?!" potong Ara setengah berteriak.

Reva hanya tersenyum dan menjawab

"Itu akan sangat menyenangkan jika kau putri kandungku "

"Ahhh tapi kau akan benar benar menjadi anakku secara hukum dan aku sendiri tidak memiliki anak haha " ucap reva lagi tertawa hambar.

"Jadi jika kau tetap diam, kau akan tetap menjadi anak kesayangan ayahmu itu, bahkan menjadi pemilik RE Group suatu hari nanti! "

"Jika kau sungguh ingin membalas dendam padaku setelah kau mewarisi semua yang aku miliki, LAKUKANLAH!  " setelah berucap panjang lebar Reva meninggalkan Ara. 

"AKU TIDAK BUTUH SEMUA ITU!" ucapan Ara membuat Reva memberhentikan jalannya.

Lalu Reva menoleh sedikit ke arah Ara dan berkata

"Maka pergilah diam diam sekarang, pergi kemanapun itu sesuka hatimu. Aku akan membantumu semampuku! Tidak ada yang bisa kau lakukan disini sekarang. Ibumu meninggal, Ayahmu tidak dapat dipercaya! Apa kau sungguh ingin terus hidup bersama ibu tiri sepertiku?! " Ucapnya telah berhadapan dengan Ara.

Ara yang mendengar  ucapan ibu tirinya itu hanya bisa menahan tangis.

"Bagaimana jika aku jawab TIDAK?" ucap Ara

"Bagaimana jika aku mengatakan aku akan berusaha mengungkap pembunuh ibuku sampai itu selesai?" lanjut Ara

"Maka hidupmu akan terus berlanjut dengan penuh tragedi" jawab Reva pelan

"Kau akan dipaksa untuk melihat semua orang yang kau cintai meninggal, seperti R2, asistenmu, bahkan- " lanjut Reva sambil menoleh pada Raihan

"Bahkan Raihan. Mereka semua akan mati mencoba berjuang untuk melindungimu"

"Tidak, sebelum itu terjadi aku akan membunuhmu  " sarkas Ara degan tegas dan pergi menaiki mobilnya.

______________________________________________________________________________

Sudah satu jam Arsen mengikuti mobil Ara berkeliling tanpa tujuan. Kata Raihan, Ara ingin membalikan mood nya sebelum pergi mall.

Setelah Arsen beres menelpon Raihan tadi, Arsen langsung pergi ke makam bunda Ara. Perdebatan antara Reva dengan Ara terdengar jelas oleh Arsen. Walau jaraknya jauh dengan mereka.

Arsen melihat Ara memasuki mobilnnya dan akhirnya mengekori mobil Ara tanpa ketahuan selama hampir satu jam.

Di dalam mobil Raihan dan Ara tidak saling bicara. Raihan fokus menyetir dan Ara sibuk dengan tatapan kosongnya. Raihan pun memberanikan bicara pada Ara.

"Ini masih jam 12 siang, apa non Ara ingin singgah ditaman kota sebentar?" tanya Raihan sambil melirik Ara.

Tapi Ara tidak menjawabnya. Ara terus saja melamun tatapan nya sangat kosong. Raihan berulang kali mengibaskan tangannya dideoan Ara sambil memanggilnya.

"Non!"

"Non Ara!"

"ARA! " ucap Raiha dengan nada yang lebih tinggi sambil mengoyahkan tangan Ara.

"Ahh iyaa?" kaget Ara

"Mau mampir Taman Kota gak?" tanya Raihan tidak formal

"Ah boleh, sekalian mau beli eskrim juga" jawabnya sambil tersenyum kecut.

Raihan memarkirkan mobilnya dan membuka pintu mobil Ara.

Arsen parkir lebih jauh dari mobil Ara. Arsen tetap diam didalam mobil.

"Jam 1 kumpulkan anak anak! Di aula seperti biasa " ucap Arsen pada Sean di teleponnya.

"Yaa seperti biasa, hanya beberapa orang yang lulus dalam tes ini. 70% tidak ada yang berhasil." jawab seseorang ditelponnya. Arsen tidak menjawabnya dan meatikan Teleponnya begitu saja.

Arsen melihat Ara sedang duduk dikursi taman dibawah pohon rindang dibawah teriknya matahari. Rambutnya tersapu angin angin kencang diluar sana.

Ara mengikat rambut panjangnya asal, membuat kecatikanny menamba dua kali lipat.

Arsen tidak melihat ada Raihan disisi Ara. Arsenpun menghubungi Raihan.

"Jangan jauh jauh sama Ara, gua ga bisa bertindak kalo ada apa apa " isi pesan Arsen pada Raihan.

"Ya, Aku sedang membeli beberapa cemilan saja" jawab Raihan.

Tbc.







Innocent SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang