Jena and Jeno makan dulu"
Teriak Doyoung dari dapur. Tak lama ada suara langkah kaki. Jeno dan Jena langsung berlari ke meja makan.
Doyoung meletakkan panci ke tempat cuci piring dan mencuci tangan nya. Doyoung menggendong Jena untuk duduk di kursi karena tinggi Jena tak mampu untuk duduk sendiri di kursi. Begitupun juga Jeno.
Doyoung mengambil makanan yang ia masak tadi. Nasi goreng, ayam goreng, dan sayur capcay, sempurna. Doyoung membiasakan anak-anak nya untuk memakan sayur sejak dini.
"Kalian makan ya, harus dihabiskan ya"
Doyoung mengambilkan makanan untuk diletakkan di piring anaknya.
Hari ini memang hari Minggu, jadi Doyoung ingin memberi kejutan untuk nanti sore, ia dan anaknya akan pergi ke mall, karena menurut Doyoung dia dan anaknya sudah lama ga ke mall.
"Kalau dihabiskan makan nya, nanti sore ikut papa ke mall kita beli apa aja"
Mendengar itu, Jeno dan Jena memakan makanan nya dengan sangat lahap. Doyoung duduk di kursi didepan Jeno. Ia mengambil nasi goreng dan ayam goreng, tak lupakan sayur capcay.
Ia mulai memakan hasil dari masakan nya. Semenjak Sejeong meninggal, Doyoung mulai belajar memasak agar bisa memasakan anak-anak nya.
Menurutnya, Nasi goreng bikinannya dengan nasi goreng bikinan Sejeong dulu rasanya sama.
Ia menjadi keingat Sejeong.
"Seje, apakabar disana?. Aku rindu" batin Doyoung.
Ia melanjutkan makan nya, ia sadar jika ia terus memikirkan Sejeong, kasihan Sejeong nya.
"Papa Jena sudah habis"
Jena mendorong piringnya agar lebih dekat dengan Doyoung. Doyoung tersenyum kearah Jena.
"Adek pintar, tunggu sebentar ya. Habis ini kalian harus tidur siang, nanti sore jalan-jalan nya biar ga ngantuk"
"Ay ay captain"
Ga lama kemudian Jeno juga habis makanan nya, disusul Doyoung. Ia menuangkan air putih kepada Jeno dan Jena begitupun dirinya.
"Ayo adek sama kakak harus minum air putih dulu biar ga cegukan"
Jeno dan Jena langsung meminum air putih itu dengan sekali tegukan. Kalau dilihat-lihat Jena itu benar-benar duplikatnya Sejeong.
"Bentar ya tunggu papa mau taruh ini ditempat cuci piring dulu"
Doyoung mulai membereskan sisa-sisa makanan keluarga kecilnya, ia menumpuk piring-piring menjadi satu diletakkannya di tempat cuci piring.
"Ayo kita tidur siang dulu ya"
Ajak Doyoung ke si kembar. Jeno berlari di tangga membuat Doyoung khawatir.
"Kakak jangan lari-lari nanti jatuh"
Tak mendengarkan ucapan Doyoung, Jeno tetap berlari di tangga, untungnya ga jatuh. Kalau jatuh mah Doyoung yang kena omelan bundanya.