"Cape ya by?" tanya Aisha ketika Indra datang menghampirinya yang sedang duduk dibawah pohon rindang itu.
"Lumayan" sahutnya seraya menyambut air mineral yang diberikan Aisha.
Sekian detik setelahnya, Leon dan David datang menghampiri mereka. Dua lelaki itu juga ikut mendudukkan diri mereka dibawah pohon itu.
"Dari tadi gue liat lu disini. Lu bolos?" tanya David.
Aisha menggeleng, "Kelas gue free. Jadi gue kabur aja kesini."
"Gaboleh gitu by" tegur Indra seraya menyelipkan anak rambut kebelakang telinga Aisha. Aisha memayunkan bibirnya.
"Lu gitu gemesin bgd Sha. Pingin gue icip"
Mendengar itu, Indra langsung melontarkan tatapan tajam untuk David.
"Becanda bree" respon David seraya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah sehingga membentuk huruf v.
"Zila mana?"
Bukan David yang bertanya, melaikan Leon. Aisha yang sedang memainkan rambut Indra, mengalihkan perhatiannya kepada Leon, "Tadi si dikelas. Tadinya juga gue ajak kesini, tapi dianya gamau, yauda deh."
Leon mangut-mangut tanda ia mengerti.
"Ngantin kuy" ajak David.
❖❖❖
"Minum dulu" titah Jeje seraya menyerahkan sebotol air mineral.
Nazila menerimanya lalu segera menegaknya tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
Jeje duduk menghadap Nazila. Ia menatap sahabatnya itu iba. Ia berjanji. Apapun yang akan terjadi dengan Nazila, ia akan terus berada disampingnya.
Keadaan kantin kini mulai ramai didatangi murid Graxiel, pasalnya bel istirahat sudah berbunyi.
Jeje menatap kearah Nazila yang masih saja terdiam sejak kejadian ditaman belakang sekolah tadi.
"Mau makan ga?" tawar Jeje yang hanya dibalas Nazila dengan gelengan.
"Zil. Gue selalu bareng sama lu kok. Jangan takut ya" ucap Jeje menenangkan.
Hening. Kata yang tepat untuk menggambarkan meja yang diduduki Mereka saat ini. Baik Jeje maupun Nazila tidak membuka suara lagi. Jeje hanya membiarkan Nazila yang sedang bergelud dengan pikirannya. Ia pikir. Itu yang Nazila perlukan sekarang.
Mereka berdua terlonjak kaget saat satu tangan menggebrak meja yang mereka tempati.
"Bisa ga kalo datang baik-baik? Gausa gebrak-gebrak segala!" Kesal Jeje.
Setelah mendapat amukan dari Jeje, David hanya memberika cengiran tanpa dosa miliknya. Setelahnya, ia mengambil posisi duduk disamping Jeje.
"Ngapain lu duduk disamping gue?!"
"Biar kita pasangan. Noh Leon ama Zila, Indra sama Aisha, gue?" jawabnya menggantung, "Sama lu" lanjutnya.
David langsung mendapatkan tabokan gratis dari Jeje. "Sakit Je" protes David seraya mengusap bahunya yang menjadi sasaran empuk Jeje.
Leon hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan David. Ia beralih menatap gadis disampingnya ini. Hanya diam.
Iya, Leon tahu kalau Zila memang pendiam. Tapi kali ini lebih dari biasanya. Leon menghela nafasnya pelan, "Kamu kenapa?" tanyanya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITIES ✓
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis yang mempunyai ketakutan mendarah daging ditubuhnya. Ketakutan akan masa lalu yang begitu menyeramkan baginya. Ketakutan yang berhasil mengubah kehidupannya dimasa setelah itu. Akankah ia berhasil melawan? Atau ber...