•|| 15. Emosi ||•

152 15 2
                                    

Typo bertebaran
Happy reading🌻✨💫
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

"Kenapa?" tanya Leon karena melihat Jeje yang terdiam.

"Gajadi Yon" sahutnya.

Leon berdecak, "Gausa sok ngambek! Cepetan apa?!" desak Leon.

"Emm"

"Apaan Je! Please jangan bercanda dalem keaadan kek begini!"

"Gue ga bercanda!"

"Kalau begitu, apa?"

"Gue tadi Nem-"

"JEJE" Pekik seorang cewek yang membuat kalimat Jeje terpotong.

Jeje menoleh kesamping begitupun dengan Leon. Mereka mendapati Aisha bersama Indra yang tengah berlari kearah mereka. Ralat. Bukan mereka, tapi hanya Aisha.

Sesampai dihadapan Jeje Aisha langsung membuka suara, "Zila kenapaa?" tanyanya dengan penuh kekhawatiran.

"Lu tau dari mana Zila disini?" bukannya menjawab pertanyaan Aisha, Jeje malah balik bertanya. Dasar nenek lampir.

"Tadi kerumah Nazila. Terus mba Wati bilang kalo Nazila masuk rumah sakit, yauda langsung kesini."

Bukan. Itu bukan Aisha yang menjawab, melainkan   pacarnya. Indra.

"Jeje kenapa?!" ulang Aisha, kini ia bertanya kepada Leon.

Leon hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kita juga masih nunggu Sha. Dari tadi dokter belum kel-"

Ceklekk

Pintu UGD tebuka. Serempak. Mereka menoleh. Leon yang tadinya duduk pun langsung berdiri. Mereka langsung menghampiri dokter itu.

"Keluarga pasien?" tanya dokter itu.

Mereka bungkam.

"Saya pacarnya" ucap Leon. Yang lain hanya melongo. Bukannya mereka tidak pa― eh? Ayolah! Sekarang bukan saat nya, Nazila yang paling penting.

Dokter itu mengangguk, "keadaannya tidak dikatakan buruk namun juga tidak dikatakan baik-baik saja. Luka ditangannya juga tidak terlalu parah. Mungkin besok sudah siuman." jelas dokter itu.

"Sudah boleh masuk dok?" tanya Jeje.

"Iya setelah dipindahkan keruang rawat."

Jeje mengangguk lalu berterima kasih kepada dokter itu.

Dokter itu membalas senyum ramah, "Perwakilan dari kalian, bisa temui saya diruangan pribadi saya?"

Leon menggangguk, "bisa dok"

❖❖❖

Diruang rawat Nazila. Terdapat Jeje yang sedang mengelus lembut kepala Nazila, sedangkan Aisha hanya duduk disofa sembari memperhatikan kedua sahabatnya itu.

INSECURITIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang