•|| 6. What's that? ||•

306 25 0
                                    

Semilir angin yang menemani gadis itu semenjak lima belas menit yang lalu. Pagi ini nampaknya sang surya tidak menampakkan cahayanya yang begitu terang benderang.

Pagi yang mendung ini sangat dinikmati gadis yang tengah duduk disalah satu bangku yang berada ditaman belakang sekolah. Taman ini begitu sepi, hal itulah yang membuat gadis ini betah berada disini.

Suasana pagi ini seolah menggambarkan perasaan gadis berambut panjang itu. Rasa sakit yang masih saja menjalar keseluruh tubuhnya karena kejadian tadi malam.

Pandangan gadis itu teralih kearah tangan kirinya, disana terdapat arloji yang melingkar manis ditengan mungilnya.

Jam tangan itu membentuk sudut tumpul, dimana jarum panjang berada di angka dua belas dan jarum pendek berada di angka tujuh.

Ya. Jam tangan itu menunjukkan tepat pukul tujuh pagi. Artinya, pelajaran akan dimulai lima belas menit lagi.

Gadis itu mengubah posisinya menjadi berdiri. Kakinya segera melenggang meninggalkan taman itu.

"Nazila"

Pekik seorang lelaki yang sejak tadi malam mengacaukan pikirannya.

Langkah Nazila terhenti, lalu dengan segera ia memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat.

Helaan nafas adalah hal pertama yang Nazila lakukan ketika berhadapan dengan lelaki itu. Ia mencoba menetralkan perasaannya yang berkecamuk saat ini.

"Kenapa duluan? Kan aku mau jemput kamu" tanya lelaki itu itu saat sudah berada dihadapan Nazila.

"Gapapa. Ga pengen ngerepotin" sahut Nazila.

"Zil, soal tadi mal-"

"It's okay"

❖❖❖

"Setan!" umpat Indra ketika kulit kacang tepat mengenai pelipisnya.

Sedangkan sang pelaku hanya menyengir tidak jelas menambah rasa kesal didalam diri Indra. "Santai brader. Muka lu kenapa gitu si?" tanya David sang pelaku.

"Cewek ribet" sahutnya seraya menyeruput es jeruk didepannya.

Leon menatap kearah Indra dengan satu alis yang terangkat, seolah bertanya 'kenapa'.

Indra yang paham akan hal itu segera membuka suaranya. Namun sebelum itu, ia menghela nafasnya terlebih dahulu. "Ngambekan banged dia.  Cuman karena game."

"Yauda buang aja. Tar gue yang mungut" timpal David.

"Jeje mau lu kemanain?"

David terkekeh, "Nih disini, Yon" jawabnya seraya menunjuk dadanya.

"Najes. Kapan pdkt sama Jeje?"

"Gini loh Indra. Jeje itu kek macan, serem, galak. Takut gue"

"I hear that!"

David segera memutar tubuhnya, ia tersenyum kecut. Gadis macan tepat berada dihadapannya.

"Ga gitu Je" David memelas.

Nazila hanya menggeleng pelan melihat kejadian itu. Ia segera mengambil posisi duduk disamping Leon karena lelaki itu yang memintanya. Sedangkan Aisha sudah duduk berhadapan dengan Indra, menyisakan Jeje yang masih berdiri dan tatapan sengit yang ia lontarkan kepada David.

INSECURITIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang