"Sakit yang sesungguhnya adalah ketika kau hancur tetapi tak ada seorang pun yang mendekapmu."
______________________________________Setetes cairan bening berhasil lolos dari mata indah milik Nazila. Tangannya mengusap pigura yang berisi foto dia bersama kedua sahabatnya. Ia sangat merindukan sosok yang berada dipigura itu.
"Gue kangen sama lo Fel" lirih Zila.
Drtt drtt
Nazila mengangkat panggilan dari orang itu.
"Halo Mah"
"Zila gimana kabar kamu?"
"Literally fine, wbu mam?"
"Fine to. Ah Zil, Mamah pulang lusa. Mamah mau ngasih tau itu aja Zil"
"Iya Mah. Terus Papa kapan pulang?"
"Gatau Zil. Mamah tutup dulu ya, ini mau meeting. Dah Zil, can't wait to see you. Love you"
Nazila menghembuskan nafasnya kasar. Senyum miris tergambar diwajahnya. Tak henti-hentinya ia menegarkan dirinya sendiri. Keadaan rumah yang hancur. Membuat dirinya tambah tersiksa.
❖❖❖
"ZILAAA OMEGAT LU KUDU LIAT INI" Cerocos Jeje seraya memperlihatkan ponselnya.
"Kenapa?" sahut Zila singkat.
"Ini film peninsula oitttt sequelnya train to busan!!!" jawab Jeje so excited. "Plisss nontonn" rengek Jeje.
"Ah males gue"
"Ayolaaa Zil" mohonnya. Jeje beralih menatap Aisha, "Sha lu mau kan nonton?" tanyanya dengan penuh harap.
"Gue ngikut aja" sahut Aisha.
"Masi trailernya aja lu udah brisik banged" ketus Zila seraya menyuap bakso favoritnya.
Jenesa memutar bola matanya malas, "Oh ya Sha, selama sekolah di Graxiel gimana perasaan lu"
"Em gue seneng Je biasa sekolah disini. Orangnya ramah dan juga sopan. Dan yang lebih bikin gue bahagia itu yaa bisa kenal kalian" sahutnya dengan senyuman.
Jeje mangut-mangut tanda ia mengerti.
"Lima menit lagi istirahat berakhir, balik kekelas yu" ucap Zila yang diangguki oleh kedua sahabatnya.
Akhirnya bel pulang sekolah dibunyikan. Seluruh siswa Graxiel berhamburan keluar dari kelas dan siap pulang menuju rumahnya masing-masing.
"Zil beneran gapapa gue tinggal?" Jeje memastikan.
"Gapapa Je, kasian mama lu udah nunggu. Lagian kalo lu nunggu gue keknya lama deh"
Jeje memasang muka yang murung. Dia tidak ingin meninggalkan Nazila sendiri, tapi mau bagaimana lagi, mama-nya mengajak Jeje untuk menemaninya pergi ke butik.
"Gapapa Jenesa" ucap Zila dengan senyum hangat agar Jeje tidak merasa tidak enak karena meninggalkannya.
"Yaudah gue duluan ya Zil. Nanti klo lu udah dirumah telpon gue oke. Oh ya, kalo ada yang aneh-aneh telpon gue juga, apalagi kalo ada yang mau nyu―"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITIES ✓
Genç KurguMenceritakan tentang seorang gadis yang mempunyai ketakutan mendarah daging ditubuhnya. Ketakutan akan masa lalu yang begitu menyeramkan baginya. Ketakutan yang berhasil mengubah kehidupannya dimasa setelah itu. Akankah ia berhasil melawan? Atau ber...