•|| 10. Second time ||•

181 18 0
                                    

Malam ini, bumi dilanda hujan tapi hanya rintik-rintik kecil. Namun hal ini membawa penenang untuk beristirahat malam hari ini.

Sama halnya dengan gadis yang tertutup selimut hingga dada ini. Ia tidur begitu pulas seakan besok ia tidak bisa tidur lagi. Wajah damai tepampang jelas saat ia tertidur.

Hawa dingin yang diakibatkan hujan malam ini tidak sedikit pun menggagu tidur gadis itu. Hanya remang-remang lampu tidur yang menerangi kamanya serta sedikit cahaya rembulan yang masuk karena pintu balkon yang terbuat dari kaca dan hanya ditutupi oleh tirai transparan membuat cahaya bulan dengan bebas memasuki kamar itu.

Prangg!!!

Bunyi pecahan kaca itu membuat gadis yang tidur dengan damai tadi terlonjak kaget. Begitu terkejutnya dia sampai-sampai langsung terduduk dikarus queen size miliknya. Nafasnya terengah-engah menambah kesan ia sangat terkejut kali ini.

Diliriknya jam digital dinakas samping tempat tidurnya.

2.09 AM

Ia mengalihkan pandangannya kejendela yang tak jauh dari pintu balkon kamarnya. Kaca jendela itu pecah, gadis itu menyerngitkan dahinya.

Nazila. Memberanikan dirinya melangkah menuju jendela itu. Setelahnya, ia menuju balkon untuk melihat apakah ada orang dibawah sana.

Hasilnya nihil. Tidak ada seorang pun disana. Nazila mengela nafasnya untuk meredakan rasa gugup yang sekarang menghantuinya.

Ia menutup kembali pintu balkon itu lalu melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.

Langkah Nazila terhenti ketika matanya tak sengaja menatap benda yang berada tak jauh dari kaca jendela yang pecah itu.

Diambilnya benda itu dan ternyata itu adalah batu. Tidak. Bukan hanya batu yang ada disana, tetapi terdapat juga selembar kertas. Sticky note lebih tepatnya.

Deg, apalagi ini.

Perlahan, jemari Nazila mulai membuka sticky note itu. Dibacanya kata demi kata yang tertulis disana.

Detak jantungnya beradu sangat cepat kali ini. Keringat pun sudah membanjiri keningnya, padahal diluar hawa sedang dingin.

Nazila menggelengkan kepalanya, ia berlari menuju meja belajar dengan tergesa-gesa.

Ia menggeledah meja belajarnya mencari-cari benda yang sama.

"Aghh dimana si" pekiknya prustasi.

Dini hari ini. Disaat semua orang tidur beristirahat ia disibukkan dengan benda yang sangat menggagunya.

Ditariknya laci yang menjadi bagian meja belajar itu. Dan....

"I got it!" ucapnya dengan nada yang melirih.

❖❖❖

Leon melajukan mobilnya menuju rumah Nazila. Ia memilih membawa mobil alasannya hanya karena Nazila. Alasannya, pulang sekolah nanti ia jua akan bersama Nazila, ia tidak mau hal yang tidak diingikannya terjadi. Yang akan membuat Nazila kerepotan atau bahkan berakibat buruk mungkin?

Ia mengetuk pintu rumah Nazila saat mobilnya terparkir sempurna dihalaman gadis itu. Wanita yang lumayan Leon kenal lah yang bertama kali menyambut kedatangannya.

"Non Zilanya ada lagi sarapan. Masuk aja" titahnya dengan sopan.

Leon mengangguk.

"Hai Zil" sapanya ketika sudah berada dimeja makan yang sedang ditempati Zila.

Sebelumnya, Leon melihat Nazila yang menatap kosong makanan dihadapannya. Sebenarnya ia tak enak menegur Nazila, namun hanya dengan itu yang mempu membuat Zila menyadari kehadirannya.

INSECURITIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang