32. Late

4.2K 420 55
                                    

"Bagaimana rasanya ditampar kenyataan yang sebenarnya, Kim Taehyung?"

Jisoo menyeringai. Taehyung hanya diam menunduk dengan air mata yang kian menetes.

"Apa kau menyesal sekarang? kuharap iya!"

Jisoo tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya lemah.

"Aku heran padamu, kau bilang kau mencintai Rose. Tapi nyatanya, apa yang lakukan ini Taehyung?"

"Tidakkah bisakah kau bertanya dulu dan berusaha mendengar penjelasannya? Kau punya mulut untuk bertanya dan telinga untuk mendengar. Tapi kau menafsirkan semuamya dari apa yang kau lihat dengan matamu, dan menganggap jika itu mutlak!"

"Kau menuduh Rose melakukan perbuatan yang tidak setia dengan berselingkuh. Tanpa bukti dan tahu yang sebenarnya kau mengusir dia dan membebaskannya begitu saja. Sementara dulu, kau sendiri berselingkuh dengan Tzuyu. Dan terbukti jika kau melakukannya, apa Rose mengusirmu? Tidak! Dia tidak melakukan hal itu. Dia hanya diam dan menangis, parahnya dia harus menuruti semua perintah mu. Ironis!"

Jisoo tertawa getir di akhir kalimatnya.

"Kau bilang jika kau mencintainya, tapi kenapa kau meragukannya? Kau menyakitinya, kau menuduhnya, dan yang paling parah adalah... kau merendahkan martabatnya, seolah-olah dia tidak memiliki harga diri. Itukah yang kau sebut dengan cinta? Adakah cinta semacam itu?"

Taehyung mendongak menatap Jisoo.

"Jisoo~ya..."

"Jangan menyelaku! Aku belum selesai"

"Aku tahu kau pasti bertanya-tanya kenapa Rose tidak mengatakan yang sebenarnya. Itu karena dia ketakutan! Dia takut padamu, dia takut kau akan melukai kandungannya seperti kau melukainya, itulah mengapa dia lebih memilih diam. Dia tidak masalah jika dia harus menanggung sakitnya, tapi tidak dengan kandungannya. Hebat bukan? Dia melindungi calon bayinya, sementara dia sendiri terluka"

Suara Jisoo mulai bergetar karena menahan amarah dan rasa sesaknya. Bahkan terlihat jika Jisoo berusaha keras menyeka air matanya.

"Tidak, tidak bisakah kau melihat perasaan Rose yang begitu tulus padamu?"

"Tidak bisakah kau merasakan perasaannya yang terluka?"

"Jisoo aku..."

"Apa? Apa kau telah mengakui kesalahan mu sekarang?"

"Aku benar-benar tidak percaya kenapa kau tega melakukan ini padanya. Dikondisiknya yang tengah hamil muda, biasanya dia sangat membutuhkan support serta kehadiran suaminya. Tapi kau....."

Jisoo sudah tak kuasa menahan air matanya.

"...kau malah mengusirnya pergi."

"Jisoo aku, aku menyesal..."

"Ya! Kau memang pantas menyesal!" tegas Jisoo.

"Kau pantas menyesal, tapi tidak dengan mendapatkan wanita sebaik Rose."

"KAU TIDAK PANTAS UNTUK ROSE ATAUPUN UNTUK ANAKNYA!"

Jisoo berteriak dengan nafas terenggah.

"Jisoo..."

Jisoo mengapus air matanya dan menatap Taehyung tajam.

"Renungan apa yang aku katakan ini. Aku permisi, tapi sebelum aku pergi kau perlu mengingat ini baik-baik"

"Jangan mengharapkan Rose kembali, karena kau... sudah terlambat!"

.
.
.

15.11 KST.

Rose terduduk dibangku panjang di belakang halaman rumah.

Dia terdiam dengan pandangan kosong. Terlihat jelas air mata mulai menetes dari ekor matanya. Kedua tangannya berada didepan perut.

"Aku merindukanmu Oppa. Sangat-sangat merindukanmu"

"Aku tak tahu bagaimana keadaanmu sekarang, entah kau sehat ataupun sakit"

"Aku sangat khawatir padamu."

"Rose~ya..."

Seketika lamunan Rose buyar dan segera menghapus air matanya, dilihatnya ayah mertuanya mulai mendudukkan diri didekatnya.

"Kau menangis lagi?"

Rose hanya menggeleng lemah seraya tersenyum tipis.

"Jangan berbohong, Appa tahu kau menangis. Apa kau merindukan anak brengsek itu lagi?"

Rose terdiam. Air matanya yang kembali menetes cukup mampu menjadi jawaban atas pertanyaan ayah mertuanya.

"Rose... Appa tahu ini sangat sulit untukmu. Tapi kau tidak boleh terus seperti ini. Jika kau terus bersedih maka anak didalam kandungan mu juga akan sedih. Apa kau mau dia terlahir manjadi anak yang menyedihkan?"

Rose menggeleng.

"Jika tidak, maka kau harus kuat demi anakmu. Jangan pikirkan suamimu, jika dia benar mencintaimu maka dia akan mencarimu dan meminta maaf pada mu. Dan jika kalian memang ditakdirkan untuk bersama, maka tidak lama lagi kalian pasti akan bertemu. Kau percaya pada Appa bukan?"

"Ne Appa, Rose percaya..."

"Sudah jangan menangis..."

"Aku tidak menangis karena aku merindukannya. Tapi aku menangis karena khawatir dengan keadaannya. Aku selalu bertanya-tanya, apakah Oppa sudah makan? Apa dia baik karena saja sekarang? Aku sangat khawatir Appa... hiks"

Ayah mertuanya meraih kedua tangan Rose. Dan terlihat mulai ikut menangis sama seperti Rose.

"Terimakasih Rose. Terimakasih karena sudah mencintai Taehyungku. Kau begitu tulus mencintainya, padahal dia sudah menyakitimu. Appa bersyukur karena memiliki menantu sebaik dirimu."

Ayah mertuanya meraih tubuh Rose dan memeluknya.

"Jangan menangis lagi Rose, kau tidak sendiri. Ada Appa dan Eomma yang akan selalu mendukungmu"

"Ne Appa"

"Bersabarlah sebentar lagi Rose. Appa janji, jika saat itu tiba, dimana kau sudah benar-benar siap... maka Appa sendiri yang akan mempertemukan mu dengan Taehyung"

.

.

.

TBC.

I NEED YOU || TaeRosé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang